Episode 4

Mario terdiam, dan tiba-tiba beberapa pasukan dari Mafia Mario datang dan mengarahkan pedang nya ke arah James dan pasukannya. Tanpa orang lain ketahui Mario memiliki pasukan khusus yang di tugas kan untuk menjaga rumah nya dan keluarga nya mereka bekerja sebagai pembantu/tukang kebun di rumah Mario jadi orang lain pasti akan berfikir itu hanya pembantu biasa dan beberapa pasukan di sembunyikan.

“Kamu pikir aku bodoh kan?" Ucap Mario tersenyum miring

"Katakan ini pada orang yang ada di belakang mu. Bahwa dia hanyalah sampah yang terus berusaha menganggu ku tanpa ingin memperbaiki dirinya sendiri." Ucap Mario

"Sialann" Umpat James

"SERANG MEREKA!" Perintah James pada anak buah nya

Peperangan pun terjadi dan dari hal ini sudah terlihat siapa yang akan kalah tentu nya pihak Mario mereka sudah kalah dengan jumlah. Tapi, hal ini berbalik Mario lah yang memenangkan pertempuran yang terjadi rumah nya. Meskipun mereka kalah dalam jumlah tapi mereka tidak kalah dalam hal kekuatan.

Mario meluapkan amarahnya pada James hingga muka James di penuhi luka dan seluruh tubuhnya di penuhi darah. Saat akan menebas kepala James menggunakan pedang tiba-tiba sebuah peluru melayang mengarah ke dada Mario.

Dor..

“Oh shitt” Umpat Mario memegang dada nya yang terkena tembakan

“Hahaha bagaimana kabar mu Mario?” Ucap seseorang yang mendekati nya setelah menembak nya orang itu tak lain adalah Franky ketua dari mafia blood demon.

“Apakah kau membutuhkan waktu yang lama untuk datang ke sini, sialann.” Ucap James marah

“Aku hampir mati di tangan nya” sambung nya

“Diamlah, sebaiknya kita habisi bajingan ini” Ucap Franky mengokang senjata nya

Sementara di dalam kamar Garcia, mereka sudah di beri penjelasan oleh Laura untuk tetap di dalam kamar sementara waktu. Di dalam kamar Garcia mereka semua tengah khawatir dengan keadaan Mario apalagi mendengar suara tembakan terakhir yang membuat semua nya hening semakin membuat mereka ketakutan hingga akhirnya Laura memutuskan untuk turun membantu suami nya.

“Kalian tetap di sini, mommy akan turun untuk membantu Daddy kalian. Ingat!! Jangan pergi dari kamar.” Ucap Laura menasehati anak-anak nya

“Jika terjadi sesuatu kalian bisa keluar dari rumah ini secara diam-diam lewat lantai ini, kalian hanya perlu menggeser sedikit figura foto itu” Sambung Laura ketika ia merasa akan terjadi sesuatu yang buruk.

“Jaga kedua adik mu dengan baik, Mommy menyayangi kalian” Ucap Laura pada anak sulung nya dan memeluk mereka secara bergantian dan mencium mereka

“Aku akan menjaga mereka bersama Mommy dan Daddy. Jadi berjanji lah Mommy dan Daddy akan baik-baik saja.” Ucap Louis yang mengerti keadaan dan harus membiarkan Mommy nya untuk turun.

Mendengar apa yang di katakan putra sulung nya ia hanya bisa tersenyum entah mengapa ia merasa ini hari terakhir nya melihat anak-anak nya.

“Kami ikut dengan mu, Mom." Ucap Garcia yang takut ketika mendengar apa yang di katakan mommy nya

“Tidak Cia, kamu tetap di sini dengan kakak mu dan adik kecil mu” Ucap Laura memberi pengertian pada Garcia

“But mom..” Ucap Garcia yang matanya berkaca-kaca

“Jangan nangis Mommy dan Daddy akan baik-baik saja” Ucap Laura sambil mengusap air mata Garcia

“Berjanji lah dengan ku” Ucap Garcia mengacungkan jari kelingking nya

Laura terdiam beberapa detik ketika melihat jari kelingking yang di acungkan oleh putri kecil nya itu. Haruskah dia berjanji bahwa dia akan baik-baik saja saat perasaan nya mengatakan hal sebaliknya.

“Ya, Mommy janji” Ucap Laura menautkan jari kelingking nya

“Mommy pergi dulu” Pamit Laura pada anak-anak nya dan pergi keluar

Laura pun keluar dari kamar nya dan berjalan ke arah kamar nya untuk mengambil pedang dan pistol untuk di gunakan sebagai senjata. Setelah mengambil senjata yang akan dia gunakan dia langsung bergegas turun untuk membantu suami nya.

Sedangkan di dalam kamar Garcia, dia terus menangis setelah Mommy nya mengatakan akan pergi ntah mengapa ia merasa akan kehilangan Mommy dan Daddy nya. Ini sudah sangat lama setelah Mommy pergi dan suara pedang dan tembakan telah hilang.