Tidak hanya Rayya saja yang mengarahkan pandangan ke arah pintu masuk ballroom saat MC menyambut tamu yang baru datang, tapi hampir semua mata yang hadir di sana juga terfokus kepada sepasang muda-mudi yang berjalan berdampingan, layaknya mereka lah bintang di acara itu.
" Ram, lepasin tangannya. Nggak enak dilihatin orang-orang nanti pada salah paham." Kayla langsung menarik tangannya dari tautan tangan Rama karena merasa saat itu dia dan Ramadhan lah yang menjadi pusat perhatian orang yang ada di ruangan itu.
Sementara Rayya yang melihat pemandangan mesra Ramadhan dan Kayla tadi langsung menarik nafas yang tiba-tiba sulit untuk dihirupnya. Hatinya yang sedari tadi dilanda kegelisahan menunggu kehadiran Ramadhan langsung mencelos begitu saja saat mendapati Ramadhan datang bergandengan tangan dengan wanita lain, wanita yang memang dia kenal. Bahkan bola matanya sudah mulai berkaca-kaca dengan cairan bening yang sudah mengumpul di sana.
" Mom, Rayya mau ke toilet sebentar." Rayya langsung bangkit tanpa menunggu persetujuan Mommy nya.
" Rayya ..." Azzahra mencoba menahan Rayya namun gerakan Rayya lebih cepat hingga tidak bisa dihalangi oleh Azzahra.
" Baby kenapa, Honey?" tanya Gavin heran melihat kepergian Rayya.
" Bilangnya mau ke toilet, By." Azzahra ingin menyusul Rayya namun lengannya dicengkram Gavin.
" Mau ke mana, Honey? Di sini saja, tidak enak kalau kamu ikut meninggalkan meja juga," cegah Gavin melarang istrinya menyusul Rayya.
Sedangkan Azkia yang juga terkejut dengan kedatangan Ramadhan yang membawa Kayla langsung menoleh ke arah Rayya yang nampak bergegas ke arah toilet.
" Kamu mau ke mana, Kia?" tanya Natasha kepada putrinya yang sebaya dengan Rayya itu saat terlihat hendak bangkit dari tempat duduk.
" Kia mau pipis, Ma." Azkia berbohong hingga akhirnya Natasha mengijinkan Azkia ke toilet. Azkia pun kemudian bergegas menyusul Rayya di toilet karena dia tidak ingin acara pesta ini menjadi kacau karena Rayya yang merasa sedih dan kecewa.
Sebenarnya bukan Rayya dan Azkia saja yang nampak kecewa dengan kehadiran Ramadhan yang membawa Kayla. Alden, kakak laki-laki Azkia pun yang sejak kecil begitu tertarik pada Kayla langsung menatap curiga kebersamaan Ramadhan dan juga Kayla. Tapi remaja berusia delapan belas tahun lebih itu lebih memilih diam walaupun matanya beberapa kali nampak mencuri pandang ke arah Kayla.
Sementara itu di dalam toilet ...
" Rayya ..." Azkia mendekati Rayya yang sedang berdiri di depan cermin dengan menutup wajah dengan telapak tangannya.
" Ray, Kia minta maaf, ya. Kia nggak menyangka kalau Kak Rama akan membawa Kak Kayla ke sini." Azkia memeluk Rayya. Dia tidak menduga kejutan yang dipersiapkan untuk Rayya tidak sesuai dengan yang diharapkannya.
" Kia, Rayya ingin nangis tapi bagaimana dengan pestanya kalau Rayya menangis?" suara Rayya terasa tercekat di tenggorokan.
Azkia mengusap punggung sepupunya itu.
" Rayya semangat, ya! Ini hari bahagia Rayya, jangan jadi down karena kedatangan Kak Kayla yang tidak diharapkan." Azkia tidak dapat menyembunyikan rasa kesalnya, bukan hanya pada Ramadhan tapi juga pada Kayla.
" Kak Rayya, dipanggil Om MC nya." Aulia, adik Azkia memang disuruh Natasha untuk menyusul Rayya dan juga Azkia. Karena menghilangnya Rayya dari ruangan pesta akan menjadi pertanyaan banyak tamu yang hadir.
Rayya menarik nafas dalam-dalam lalu menghempaskannya.
" Kita kembali ke sana, Kia." Rayya menggenggam tangan Azkia hingga akhirnya mereka bertiga pun meninggalkan toilet.
***
Acara demi acara telah dilalui hingga kini saatnya semua tamu menyantap hidangan yang disiapkan di meja masing-masing.
Rayya menoleh ke arah meja keluarga Dirga, karena saat itu Ramadhan terlihat bergabung dengan keluarga Dirgantara karena Kayla adalah keponakan Dirga. Dia melihat bagaimana Ramadhan terlihat berbincang dengan akrab dengan keluarga Dirga. Dia juga melihat beberapa kali Ramadhan nampak berbincang, berbisik dan saling tertawa bersama Kayla, dan itu terlihat sangat mesra di matanya.
Apa yang dilakukan Rayya tak lepas dari pantauan Azzahra. Azzahra pun mengarahkan pandangan ke meja keluarga Dirga hingga dia tahu apa yang sedang diperhatikan oleh putrinya itu. Azzahra bisa melihat wajah sendu Rayya saat menatap Ramadhan dan juga Kayla.
" Rayya ..." suara Azzahra disertai tepukan di pundaknya membuat Rayya mengerjapkan matanya hingga dia menoleh ke arah Mommy nya.
" Mommy ...." Rayya seketika salah tingkah saat Azzahra memergokinya sedang mencuri pandang ke arah Ramadhan.
" Rayya lihat apa?" tanya Azzahra.
" Nggak lihat apa-apa, Mom." Suara Rayya terdengar tercekat.
Azzahra yang merasakan anaknya itu menyembunyikan kegelisahan hatinya langsung menggenggam tangan Rayya membuat Rayya terkesiap.
" Mom mengerti apa yang kamu rasakan, Sayang." bisik Azzahra membuat Rayya tertunduk karena dia tidak menduga jika Mommy nya sepertinya bisa merasakan apa yang dia rasakan saat ini.
" Om, Tante, maaf Rama pamit pulang lebih dulu, ya. Mau antar Kayla ke suatu tempat."
Rayya kembali terkesiap saat dia mendengar suara Ramadhan berpamitan kepada Mommy dan juga Daddy nya.
" Lho, kok buru-buru, Rama?" tanya Gavin.
" Iya, karena kebetulan kami ada acara lain, Om." Ramadhan beralasan.
" Wah, kalau begitu Om berterima kasih karena kamu sudah menyempatkan datang kemari, Rama." Gavin berterima kasih karena ini adalah pertama kalinya Ramadhan menghadiri pesta ulang tahun putrinya.
" Sama-sama, Om." Kini Ramadhan menghampiri Rayya. " Rayya, selamat tahun, ya. Semoga selalu diberikan kesehatan, umur panjang, dilimpahkan rezeki dan diberikan kebahagiaan selalu. Ini kado dari Kakak, semoga Rayya suka." Ramadhan menyodorkan paper bag berwarna maroon kepada Rayya.
" Aamiin, makasih, Kak." sahut Rayya lirih.
" Happy brithday ya, Rayya. May all of your wishes will come true." Kali ini Kayla yang mengucapkan selamat seraya memberikan pelukan kepada gadis itu.
" Aamiin. Thanks, Kak Kayla." Rayya berusaha mengembangkan senyuman di bibirnya.
" Kalau begitu Rama pamit duluan ya, Om, Tante, Rayya." Ramadhan bersama Kayla pun berpamitan kepada Gavin dan keluarganya.
" Ya sudah, hati-hati di jalan Rama," nasehat Gavin.
" Iya, Om. Assalamualaikum ...."
" Waalaikumsalam ...."
Ramadhan dan Kayla pun meninggalkan pesta ulang tahun Rayya. Dan Rayya menatap punggung pria pujaan hatinya itu sampai menghilang di balik pintu ballroom.
Tak beberapa lama acara pesta ulang tahun Rayya pun selesai. Para tamu undangan pun sudah mulai meninggalkan ballroom, hanya beberapa kerabat dekat yang masih berbincang di sana.
" Neng Rayya cucu Enin meni geulis kieu." Umi Rara memeluk tubuh cucunya itu.
" Enin bisa saja." Rayya tersipu malu saat dipuji oleh Ibu dari Mommy nya itu.
" Kamu itu persis Mama kamu, Rayya." Tangan Umi Rara mengusap wajah Rayya.
" Iya, banyak yang bilang seperti itu, Nin."
" Eh, kamu sudah punya pacar belum?"
Rayya menyipitkan matanya mendengar pertanyaan Umi Rara.
" Enin kenapa tanya seperti itu?"
" Enin mau tahu saja, soalnya anak-anak jaman sekarang itu 'kan masih kecil saja sudah mengerti pacar-pacaran."
" Hmmm, Enin ... memangnya dulu Mommy kenal pacar-pacaran umur berapa?" Tiba-tiba saja Rayya teringat obrolannya beberapa hari lalu dengan Mommy nya hingga dia ingin mengetahui langsung dari Neneknya itu terutama sosok pria yang pernah disukai Mommy nya dulu.
*
*
*
Bersambung ...
Happy Birthday❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 137 Episodes
Comments
Neulis Saja
awas umi kalau keceplosan ngomong bisa berabe
2023-09-22
0
fanthaliyya
😭😭😭
2022-06-05
0
Sinta Darmawati
uh keterlalun juga si Rama Kan.
udh d kasih tau sama azkia bahwa Rayya itu kagum sama Rama eh tiba2 dtng sama cewk lain.
semangat ya Rayya.💪🏻
semangat Thor.
2022-03-07
2