CHEROPHOBIA (2)

Flashback on

Saat itu usia

Ginara 3 tahun dan ia merasa bahagia sekali karena kedua orang tuanya selalu

ada untuknya dan sangat memanjakannya. Apapun yang dimintanya selalu dipenuhi

oleh orang tuanya dan memang menyebabkan Ginara menjadi anak yang manja. Tapi

kebahagiaan dan kemanjaan itu harus berakhir karena suatu peristiwa tragis yang

menimpa dirinya dan mama ketika hendak jalan-jalan di sabtu sore.

Sore itu Ginara

bernyanyi riang di mobil bersama mamanya dengan suka cita, mereka mau

menghabiskan malam mingguan di taman alun-alun Kota Batu, papa akan menyusul

setelah pekerjaannya selesai.

“Ma, nanti kalau

papa datang, boleh kan Nara renang. Nara pingin banget maa…”

“Iya sayang…apapun

untuk putri mama ini” Elus Maira pada kepala putri kecilnya.

“Yeeeyyy…..”

Keluarga kecil itu berencana menginap di hotel Batu untuk menghabiskan weekand

mereka.

Gadis itu kembali

bernyanyi ria mulai dari ‘naik kereta api’, ‘naik-naik ke puncak gunung’,

‘lihat kebunku’, ‘kelinciku’, dan masih banyak lagu anak-anak yang ia nyanyikan

dengan gembira. Sesekali mama juga ikut bernyanyi. Suasana jalanan waktu itu

agak padat, ada truk muat kayu gelondongan di depan mobil mereka. Dari

pertigaan Krebet truk itu sudah mulai melambat jalannya karena muatan yang

penuh bahkan cenderung berlebih, mama berusaha tenang menyetir mobil dengan

terus berdoa dalam hati.

Namun naas tak

dapat di tolak, tiba-tiba terdengan letusan yang keras dari arah depan. Rupanya

ban belakang truk itu meletus dan menyebabkan truk langsung oleng, sang supir

berupaya untuk mengendalikan laju truknya, tapi karena panik maka konsentrasi sopir

terpecah dan tiba-tiba truk mundur secara mendadak dan zig-zag. Maira juga

mengalami kepanikan dan tidak mampu berpikir jernih. Mendadak sebuah pikiran

buruk muncul di otaknya, wanita itu menoleh pada Ginara yang langsung menangis

ketakutan.

Tiba-tiba

terbersit di pikirannya untuk menyelamatkan putrinya agar bisa keluar dari

dalam mobil, karena untuk menghindar sangat tidak mungkin, posisi mobil mama

tepat di belakang truk tersebut, menghindar ke kanan atau ke kiri resiko besar

tetap terjadi. Hingga reflek mama membuka kunci otomatis dan pintu mobil

sebelah kiri langsung terbuka. Mama dengan cepat mendorong tubuh Ginara agar

keluar dari dalam mobil. Ginara menjerit histeris mengetahui mamanya ingin

menyelamatkannya, tenaga gadis kecil itu tak sanggup untuk menekan kekuatan

dorongan mamanya di tubuhnya, hingga tubuh Ginara terpental keluar.

Tangannya berusaha

untuk menggapai mamanya yang berada di dalam mobil. Tubuhnya tiba-tiba menjadi

kaku dan suaranya menghilang, hanya lelehan air mata yang terus membanjiri

wajahnya dengan pandangan yang lurus ke wajah mamanya. Kondisi mama dari

pinggang ke bawah terjepit pada bawah setir yang ringsek karena tergencet body

belakang truk dan salah satu kayu gelondongan yang meluncur turun dari truk. Mobil-mobil

di belakang mereka sontak berhenti dan mundur perlahan, kebetulan jalanan di

jembatan Kendalpayak agak menurun tajam,

Ginara hanya diam

terpaku memandang mamanya dengan tatapan kosong. Jiwanya seolah hilang,

pandangannya tetap lurus ke depan dan air mata masih terus mengalir tanpa ada

suara tangisan. Maira berteriak untuk menyuruh putrinya menghindar, kaki dan

separuh badannya terjepit badan depan mobil dan kepalanya berdarah banyak. Maira

berteriak meminta siapapun yang mendengar suaranya untuk menyelamatkan

putrinya. Namun gadis kecil itu tetap diam tidak bergeming.

Kebetulan saat itu

ada penumpang bapak-bapak di belakang mobil mama yang reflek keluar dari mobil

begitu melihat Ginara terlempar keluar dan menyelamatkan Ginara dengan menggendongnya,

karena kayu-kayu yang lain mulai perlahan terguling. Ginara hanya pasrah berada

di gendongan bapak tersebut. Ia masih sempat melihat ke wajah mamanya yang

menyiratkan sayang dan membaca gerakan bibir mama. “Mama sayang Nara” Setelah

itu mama tersenyum dan memejamkan matanya.

Sejak saat itu,

dunia Ginara berubah 180 derajat. Kebahagiaannya lenyap dalam sekejap, ia

menjadi anak yang pendiam, mengurung diri di kamar, selalu menyalahkan diri

sendiri, selalu bermimpi buruk tentang kecelakaan yang menyebabkan ia akan

berteriak-teriak histeris namun lama kelamaan kondisi itu menyebabkan Ginara

tiba-tiba menjadi bisu. Kejadian kecelakaan di depan matanya dengan jelas

selalu tergambar dan menghantui mimpinya. Papa dengan telaten membawa Ginara

untuk menemui psikiater walaupun perubahannya tidak besar. Yang membuat Ginara

semakin terpukul, oma yang sangat disayanginya dan tante adiknya mama yang

selalu memanjakannya menyalahkan kecelakaan itu padanya. Gara-gara Ginara minta

rekreasi menyebabkan anak dan kakak tersayang mereka meninggal. Padahal papa

dan opa sudah menerima kejadian itu sebagai takdir dari Tuhan. Sejak saat itu

Oma dan tante Windi enggan menemui Ginara.

Tiga tahun berlalu

dan trauma akibat kecelakaan Ginara lambat laut mulai membaik, walaupun dia

masih kesulitan untuk berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Tahun

ketiga pasca meninggalnya mama, papa menikah lagi dengan Bunda Tiara, suaminya

sudah lama meninggal dan meninggalkan seorang putra berumur 10 tahun. Bunda

begitu menyayangi dan penuh perhatian pada Ginara, dengan telaten bunda merawat

dan berusaha untuk mengembalikan Ginara pada suasana bahagia. Bunda begitu

miris dan nyeri hatinya ketika menyaksikan saat Ginara terbangun dari tidur dan

langsung melempar benda apapun yang ada di sekitarnya, sampai tangannya

tergores gelas kaca. Bunda berusaha menenangkan putrinya dengan memeluk erat

memberikan ketenangan dan kenyamanan sambil membisikkan semua akan baik-baik

saja. Berkat ketelatenan dan kasih sayang tulus Bunda Tiara perlahan Ginara

sembuh dari traumanya namun bicaranya masih sulit. Baru beberapa waktu gadis

itu sembuh, musibah baru datang yaitu insiden kecelakaan kembali terjadi ketika

usia Ginara 7 tahun dan menyebabkan adiknya belum sempat terlahir ke dunia.

Traumatis kembali

mendera Ginara, sehingga ia yakin kalimat yang selalu didengungkan oma dan

tante Windi bahwa dia selalu membawa sial untuk orang di dekatnya semakin

melekat. Dia harus menerima kompensasi yang lebih besar dengan kebencian dari

oma dan tante Windi. Ginara di vonis mengidap cherophobia oleh dokter psikiater

teman abangnya, dimana apabila pasien terlalu bahagia, maka sesuatu yang buruk

akan segera terjadi. Sejak saat itu Ginara takut bahagia karena menurutnya

kebahagiaan hanya akan membawa kesialan, dan ia akan menjadi orang jahat ketika

sedang bahagia. Buktinya mama meninggal ketika Ginara bahagia, Ginara juga

harus kehilangan adik perempuannya ketika dia sudah mulai menerima kehadiran

bunda dengan kebahagiannya.

Flashback off

Cherophobia adalah

sebutan bagi orang yang mengalami rasa takut berlebihan terhadap rasa bahagia.

Pengidap cherophobia merasa, apabila mereka terlalu bahagia, sesuatu yang buruk

akan segera terjadi. Mereka akan menghindari aktivitas dan suasana yang bisa

membawa kebahagiaan. Ciri-cirinya lebih mengarah pada ketakutan akan hal buruk

yang akan terjadi ketika dia merasa bahagia yang akhirnya mengarahkan kepada

kematian dan kesialan terus menerus. Bahkan pengidap traumatik ini akan merasa

menjadi jahat karena orang terdekatnya meninggal karena kebahagiaannya.

Hiks hiks hiks,

aku nangis pas ngetik ini sist…Coment nya ya kakak…. lagi semangat up nih…

Episodes
1 Ginara Safiera Mahendra (Revisi)
2 PULANG
3 CHEROPHOBIA (1)
4 CHEROPHOBIA (2)
5 HARUS IKHLAS
6 MAKAN SIANG (1)
7 MAKAN SIANG (2)
8 MAKAN SIANG (3)
9 GANGGUAN KECIL
10 Pengintaian (Revisi)
11 BUTUH BANTUAN
12 RUTINITAS PAGI
13 SEMANGAT DINA
14 PERMINTAAN MOMMY
15 SIMPATI
16 SYARAT ALDY
17 Menjadi Stalker
18 KEINGINAN BUNDA TIARA
19 GAGAL
20 CEMBURU
21 PRIA GILA
22 DINA MARAH
23 TUAN PEMAKSA (1)
24 SEHARI BERSAMANYA (1)
25 SEHARI BERSAMANYA (2)
26 BERTEMU AKUNG
27 Penyesalan Windi
28 RUMAH UTAMA
29 Sebuah Kutukan
30 TUAN PEMAKSA (2)
31 WISATA
32 BERTEMU KEMBALI
33 DIAMNYA GINARA (1)
34 DIAMNYA GINARA (2)
35 DIAMNYA GINARA (3)
36 TERPURUK
37 MASIH FLASHBACK ON
38 LUPAKAN SEMUANYA
39 Kedatangan si kembar
40 Aksi penyelamatan
41 Tuan Pemaksa (3)
42 Ulang Tahun Akung
43 Jadi?
44 Janji Setia
45 Gadis berhijab
46 Makan Siang Dari Mommy
47 Ginara berubah
48 Mommy? Tidak mungkin…
49 Bersama mu
50 Merindukanmu
51 Penggantimu
52 Flashback on
53 Jangan kangen…
54 Makan Siang di Kantor Aldy (1)
55 Makan Siang di Kantor Aldy (2)
56 Menikah dulu pacaran kemudian
57 Ya maaf…
58 Percaya Sama Aku
59 Putriku sangat cantik
60 Cinta Tak Pernah Salah
61 Jangan lagi ada air mata (1)
62 Jangan lagi ada air mata (2)
63 Jangan lagi ada air mata (3)
64 Menjemput Ginara (1)
65 Menjemput Ginara (2)
66 Udah Bucin Posesif Lagi
67 Ikut Dalam Bakti Sosial Relawan Semeru
68 Eneng Bidadari
69 Maukah Kamu Menikah Denganku?
70 JJM (Jalan Jalan Malam)
71 Hadiah Couple
72 Tunggu Aku Kembali
73 Surprise
74 Lamaran Mendadak (1)
75 Lamaran Mendadak (2)
76 Persiapan Tiga Dara
77 Perasaan Gelisah: Jangan lagi Ya Allah…
78 Apa Terjadi Sesuatu?
79 Sah? Sah
80 Aku Sudah Janji Kan?
81 Memulai Kehidupan Yang Baru
82 Bahagia Hingga Akhir
83 Ekstra Chapter One Genta Dina: Bolehkah?
84 Ekstra Chapter Two Davin Mahira: Tetaplah bersamaku….
85 Ekstra Chapter Three Aldy Ginara: Terima kasih telah hadir di hidupku
86 Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
87 Informasi Penting (Bukan episode baru)
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Ginara Safiera Mahendra (Revisi)
2
PULANG
3
CHEROPHOBIA (1)
4
CHEROPHOBIA (2)
5
HARUS IKHLAS
6
MAKAN SIANG (1)
7
MAKAN SIANG (2)
8
MAKAN SIANG (3)
9
GANGGUAN KECIL
10
Pengintaian (Revisi)
11
BUTUH BANTUAN
12
RUTINITAS PAGI
13
SEMANGAT DINA
14
PERMINTAAN MOMMY
15
SIMPATI
16
SYARAT ALDY
17
Menjadi Stalker
18
KEINGINAN BUNDA TIARA
19
GAGAL
20
CEMBURU
21
PRIA GILA
22
DINA MARAH
23
TUAN PEMAKSA (1)
24
SEHARI BERSAMANYA (1)
25
SEHARI BERSAMANYA (2)
26
BERTEMU AKUNG
27
Penyesalan Windi
28
RUMAH UTAMA
29
Sebuah Kutukan
30
TUAN PEMAKSA (2)
31
WISATA
32
BERTEMU KEMBALI
33
DIAMNYA GINARA (1)
34
DIAMNYA GINARA (2)
35
DIAMNYA GINARA (3)
36
TERPURUK
37
MASIH FLASHBACK ON
38
LUPAKAN SEMUANYA
39
Kedatangan si kembar
40
Aksi penyelamatan
41
Tuan Pemaksa (3)
42
Ulang Tahun Akung
43
Jadi?
44
Janji Setia
45
Gadis berhijab
46
Makan Siang Dari Mommy
47
Ginara berubah
48
Mommy? Tidak mungkin…
49
Bersama mu
50
Merindukanmu
51
Penggantimu
52
Flashback on
53
Jangan kangen…
54
Makan Siang di Kantor Aldy (1)
55
Makan Siang di Kantor Aldy (2)
56
Menikah dulu pacaran kemudian
57
Ya maaf…
58
Percaya Sama Aku
59
Putriku sangat cantik
60
Cinta Tak Pernah Salah
61
Jangan lagi ada air mata (1)
62
Jangan lagi ada air mata (2)
63
Jangan lagi ada air mata (3)
64
Menjemput Ginara (1)
65
Menjemput Ginara (2)
66
Udah Bucin Posesif Lagi
67
Ikut Dalam Bakti Sosial Relawan Semeru
68
Eneng Bidadari
69
Maukah Kamu Menikah Denganku?
70
JJM (Jalan Jalan Malam)
71
Hadiah Couple
72
Tunggu Aku Kembali
73
Surprise
74
Lamaran Mendadak (1)
75
Lamaran Mendadak (2)
76
Persiapan Tiga Dara
77
Perasaan Gelisah: Jangan lagi Ya Allah…
78
Apa Terjadi Sesuatu?
79
Sah? Sah
80
Aku Sudah Janji Kan?
81
Memulai Kehidupan Yang Baru
82
Bahagia Hingga Akhir
83
Ekstra Chapter One Genta Dina: Bolehkah?
84
Ekstra Chapter Two Davin Mahira: Tetaplah bersamaku….
85
Ekstra Chapter Three Aldy Ginara: Terima kasih telah hadir di hidupku
86
Spesial Episode (Hari Pertama Setelah Menikah)
87
Informasi Penting (Bukan episode baru)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!