Esok hari Anin sudah bersiap dengan baju kerjanya yang masih baru yang baru saja dibelinya tadi malam bersama keluarganya.
"Oke Anin, Ready. Bismillahirohmanirohim."
Anin menatap dirinya di depan cermin sambil menyemangati dirinya sendiri.
Dia mengambil tas selempangnya kemudian mengecek.
"Dompet, HP, Pelembab, Lipstik. Oke siap semua, oh ya mukena."
Anin mengambil mukenanya yang bisa dilipat kecil, kemudian membawanya serta.
Anin sudah siap keluar dari kamar untuk sarapan bersama dengan Mama, Papa serta adeknya.
"Wah cantik sekali anak Mama."
Anin tersenyum senang dipuji Mamanya.
"Mau cari cowok ya Kak di kantor."
Ledek Fajar.
"Rese kamu Dik."
"Udah ayo sarapan, mau cari cowok juga nggak apa-apa Dek, Kakak kan udah dewasa." Papa Budi mengajak kedua anaknya untuk duduk dan sarapan bersama.
"Kakak mau kerja dulu Pa. Masalah jodoh biar Allah yang ngatur aja."
"Sip..."
"Siapa tahu nanti bosnya kecantol."
Fajar memang usil anaknya.
"Adik...!!!"
Anin menatap tajam adiknya namun Fajar malah cengengesan.
"Udah makan."
Mama Rina kadang jengkel juga dengan kedua anaknya yang suka berantem tapi nanti cepat baikan padahal kalau yang satu nggak ada juga suka di cari.
Selesai sarapan Papa pamit untuk berangkat ke kampus, Anin memilih naik sepeda motornya saja menuju ke kantor supaya tidak macet dan tidak terlambat di hari pertama kerjanya.
Fajar juga berangkat menggunakan sepeda motor yang menuju ke sekolahnya, Dia masih kelas 10 sekolah menengah kejuruan.
Sesampainya di kantor Anin telah memarkirkan sepeda motornya di tempat karyawan kemudian segera masuk ke ruangan HRD seperti pesannya kemarin.
"Pagi Pak."
Anin menyapa Pak Satpam kemarin.
"Pagi Mbak, eh... Mbak siapa ya kemarin lupa Bapak."
Pak Satpam menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal sambil mengingat nama Anin.
"Anin, Pak."
"Oh iya, Bapak lupa, he he ... Maaf ya Mbak."
"Nggak papa Pak, Saya permisi masuk dulu ya pak."
"Oke, selamat bekerja Mbak."
Anin tersenyum kepada Pak satpam itu dan kemudian segera menuju ke HRD.
Sesampainya di HRD Anin bertemu dengan staf di sana dan diberi pengarahan kemudian diantar ke ruang kerjanya.
"Ini atasan kamu, namanya Bu Rita."
"Anindita, Bu. Tapi biasa dipanggil Anin."
Anin dan Bu Rita bersalaman.
"Rita. Silakan bergabung di tim kami semoga bisa memberi kontribusi yang bagus untuk perusahaan ini."
"Aamiin, Terima kasih Bu."
Anin.
"Aamiin, Terima kasih Bu."
Anin kemudian diantar ke sebuah bilik tempat kerjanya.
"Anin, ini tempat kerja kamu dan ini patner kamu."
"Salsa."
"Anin."
Mereka bersalaman dan saling berkenalan.
"Rio."
Rio mengulurkan tangannya namun Anin menelungkupkan kedua tangannya.
"Anin."
Sambil tersenyum.
"Anin.."
Salsa mendekatinya dan berdiri di depan mejanya.
"Iya Mbak Salsa."
Anin dengan senyum manisnya.
" Jangan panggil Mbak dong, Aku terasa tua banget sih Anin."
" Anin harus panggil apa."
"Miss Salsa."
"Oke, Miss Salsa. Ada apa Miss."
" Yuk kita ke kantin."
" Ini sudah waktunya istirahat ya Miss."
" Di sini tidak terpaut waktu jika mau istirahat Anin. Yang penting hari ini project kita ataupun target harus tercapai jadi misal kamu mau istirahat di awal atau pun nanti di akhir terserah kamu."
"Gitu ya Miss, Ini sudah mau dhuhur ya Miss ya udah aku ikutin istirahat sekarang aja ya Miss."
"Siip.. nanti kita sekalian ke masjid."
"Oke Miss."
Di kantor tersebut semua fasilitas sudah tersedia memang sangat dimanjakan karyawannya tetapi masalah pekerjaan dan target harus selesai tepat waktu.
"Miss ikut ya."
Rio yang semenjak kedatangan Anin tadi selalu curi-curi pandang ke arahnya mau ikut dengan mereka untuk makan siang.
"Biasanya kamu juga sama itu temen-temen kamu cowok-cowok divisi sebelah."
" Sekali-kali Miss, mau makan sama Miss Salsa."
" Biasanya juga enggak pernah tuh makan sama aku, atau mau dekatin Anin ya."
Miss Salsa tanpa basa-basi langsung menebak pikiran Rio.
"Apaan sih Miss, kan kita satu divisi harus kompak dong."
"Hemmm.. Alasan.. Yuk Anin."
Miss Lina meraih tangan Anin mengajaknya keluar dan Rio mengikuti mereka dari belakang.
Saat di kantin banyak yang memandang wajah Anin apalagi dia makan satu meja bersama Rio dan juga Miss Lina.
Rio memiliki perawakan yang cukup menarik untuk kaum hawa jadi dia juga punya banyak fans di kantor itu.
"Anin, sudah pernah bekerja sebelumnya."
Rio basa basi setelah mereka menghabiskan makan siangnya.
" Belum pernah Mas, tapi dulu pernah magang di perusahaan seperti ini."
"Wah.. Fresh graduated ya kamu."
"Iya Mas."
Rio tersenyum manis memandang Anin, namun yang dipandang malah merasa risih.
😁😁😁😁😁
Yuk.. tinggalin jejaknya.
Buat Author Semangat buat UP terus 😉😉😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 170 Episodes
Comments
vi
AC bacara marathon.... aq baca karyamu... udah 3 yg aq baca.... semuanya bagus.... aq suka
2024-06-23
1
Ayy
Alim bnget si anin
2023-03-06
1
Mei Rani Wijayaka
lanjutkan lagi ceritanya bagus
2021-12-27
1