Direktur David tamin terduduk melamun di kursi kebesarannya. Seakan ada yang kurang dari semua apa yang telah dicapainya selama ini.
Menghembuskan napas panjangnya dan sesekali terlihat memejamkan matanya sambil memijat kedua keningnya dengan jari jemari kokohnya yang sudah mulai berkerut.
Selalu ada perasaan yang kurang dalam dirinya namun entah apa itu? David menatap foto yang terpajang di atas meja kerjanya. Ya..... itu adalah foto anak dan istrinya.
Fajri yang duduk di sana sesekali melihat tuannya sedang memikirkan sesuatu namun keberaniannya untuk bertanya sangat kecil.
"Apa menurutmu kebahagiaan itu? tanya direktur David melihat fajri serius menulis.
"Kebahagiaan itu tidak bisa diukur dengan sebuah materi karena kebahagiaan itu terletak dari hati. Ucap Fajri dan berhenti
David mendengar penjelasan Fajri terdiam sejenak dan kembali meminta Fajri melanjutkan ucapannya.
"Hati dan perasaan yang menentukan sebuah kebahagiaan seseorang. Selalu merasa cukup dan mensyukuri nikmat yang di berikan. Namun terkadang kita sebagai manusia biasa terkadang lupa akan hal itu. Maaf tuan, itu menurut pandangan saya."
"Aku menyadari satu hal, bahwa selama ini mungkin aku terlalu sibuk dengan duniaku. Mungkinkah karena aku diperbudak oleh duniawi hingga satu hal aku lupakan? Ucapnya sambil menarik napas.
David kembali merenungi dirinya. Mencoba untuk berdamai dengan perasaannya yang kini menyelimuti ruang hatinya yang tidak menentu.
David pun kembali bertanya pada Fajri apakah Fajri akan ke kampus dan Fajri kembali mengiyakan jika dirinya akan ke kampus hari ini untuk mengurus ujian proposal nya.
David terus melihat Fajri dari tempat duduknya, memperhatikan bagaimana Fajri begitu serius dalam pekerjaannya. Sesekali wajah tuan David terlihat sebuah senyuman kecil yang tergambar di sana.
Setelah pekerjaannya selesai Fajri kembali melupakan jika semua jadwal tuannya hari itu sudah tercatat semua. David pun mengiyakan dan meminta Fajri untuk menyerahkan laporan itu kepada sekertaris Haris.
" Bagus. berikan itu pada sekertaris haris. setelah itu kau boleh pergi. dan bagaimana kabar ayahmu?" tanya David melihat Fajri begitu serius dalam bekerja.
Fajri menjelaskan jika keadaan ayahnya sudah mulai membaik namun masih butuh waktu istirahat lebih cukup. David hanya mengangguk mendengar berita tentang sahabatnya itu.
" Ayahmu orang baik. orang yang selama ini telah mendampingiku dari sejak kami masih muda. Ayahmu begitu banyak membantuku, beliau juga begitu rajin ibadah, aku salut dengan beliau.
tok..
tok
Tiba-tiba Suara pintu diketuk oleh seseorang dan masuklah sekertaris Haris sambil membungkukkan badannya menghadap dengan tuannya dan menyampaikan jika rapat akan segera dimulai semua klien sudah menunggu di tempat.
" Fajri berikan agenda itu pada sekertaris Haris dan kau boleh pergi."
Fajri berdiri dan memberikan agenda itu pada sekretaris Haris dan pamit undur diri. Sekertaris Haris pun menerima catatan itu dari tangan Fajri dengan senyum ramahnya. Seketika selalu dipenuhi tanda tanya tiap kali melihat Fajri.
Fajri menundukkan kepalanya dan tersenyum ke pada sekertaris Haris, tidak bisa di dipungkiri Entah mengapa sekertaris Haris merasa jika Fajri bukan orang biasa. Caranya Fajri menatapnya, berjalan, bertutur kata seperti layaknya seorang pemimpin.
Setelah Fajri berlalu sekertaris Haris masih terdiam di tempatnya, rasa penasarannya pada Fajri masih terus melambai-lambai. Seketika sekertaris Haris kaget dengan sapaan dari tuan David yang membuyarkan lamunannya.
"Sekertaris haris aku melihat dalam diri anak itu bisa di percaya."
Sekertaris tidak mengerti apa maksud tuan David dan Sekertaris pun memberanikan diri bertanya maksud dari tuannya itu.
" Aku sudah tua, Haris. Aku takut putri saya tidak bisa meneruskan bisnisku. Jika aku meminta melakukan apa yang aku harapkan apakah menurutmu dia akan mau?
"Tuan, tidak ada salahnya tuan menyampaikan keinginan tuan kepada pak ikhsan. mungkin beliau akan mengerti. apalagi pak ikhsan sudah seperti saudara anda tuan.
David tersenyum mendengar saran dari sekretarisnya itu. Entah apa rencana tuannya, terlihat senyum merekah di wajah tuan David dan mereka pun menuju ruang rapat.
...----------------...
Kini Fajri sudah sampai di kampus dan bertemu dengan dua sahabatnya. mereka sibuk urusan masi-masing.
Bertha perempuan yang selalu mengagumi Fajri sejak dulu sedang duduk di taman kampus dan melihat Fajri dan dua sahabatnya lewat, segera dia berdiri dan memperbaiki tata rambutnya.
"Hei....pergi mana lho, Bertha? teriak temannya yang bernama mariana.
" Gue ada urusan, bentar ya! " teriaknya.
Tampak Fajri berjalan beriringan dengan dua sahabatnya yaitu Rama dan Ramli sambil serius berbincang. Sesekali terlihat Fajri dan dua sahabatnya itu tertawa. juga, sesekali Fajri mengibas rambut lurusnya yang diterpa dengan angin. terlihat rambut itu melambai-lambai.
Bertha semakin terpesona dengan satu makhluk itu. Fajri Semakin dekat, jantung Bertha semakin berdetak tidak karuan. Saat Fajri sudah dekat dari tempatnya berdiri, Bertha berpura-pura berjalan dan menabrak Fajri.
Buk........
Prang...... ! "
buku yang dibawa Bertha terjatuh dan begitu pun buku milik Fajri.
A.....w.......
Bertha berpura-pura Bagian kakinya kesakitan dan Fajri pun ikut membantu memungut buku yang berhamburan dilantai sambil menanyakan keadaan Bertha walau Fajri tidak yakin apakah perempuan di depannya itu benar-benar kesakitan atau hanya sekedar modus.
Gak apa-apa cuma sakit dikit. Ucap Bertha sambil melirik Fajri. "harusnya aku yang minta maaf sudah menabrak mu, tadi aku sedang tergesagesa.ucap Bertha yang masih memungut beberapa buku miliknya dan berusaha berdiri berharap Fajri memegang tangannya dan membantunya untuk berdiri. namun apa yang ada dalam bayangannya hal itu tidak berlaku.
Rama dan Ramli hanya mengerutkan keningnya melihat drama di depannya. Fahri memberikan buku milik bertha.
"Maaf kami harus pergi, permisi! " Fajri dan dua sahabatnya berlaku.
Bertha tampak murung dan terus melihat punggung Fajri. sementara temannya yang bernama Mariana sudah menertawakan dirinya. "ha-ha-ha........ "Gimana dramanya, berhasil? Mariana yang dari tadi melihat temannya dan menghampiri Bertha. tidak tahan untuk tidak meledek aksi nekad temannya itu. " mau sampai kapan lho berharap dengan dia, melirik saja dirimu tidak pernah, Bertha.... Bertha. Lho sih terlalu percaya diri bisa dapatkan hati Fajri.
"Bisa diam gak.....! " Bertha membentak temannya itu karena kesal.
"Dengar ya..... dikelas saja dia tidak menghiraukan kamu, cowok datar seperti dia mana ada mau melirik ke cewek yang ada dalam otaknya tuh cowok, belajar dan belajar. paham gak? " mariana geleng kepala melihat kegigihan temannya itu.
Mendengar perkataan Mariana Bertha semakin meyakinkan dirinya jika dia bisa mendapatkan hati Fajri bagaimanapun caranya. Mariana hanya geleng kepala mendengar kegigihan temannya itu.
"Serah lho deh. terus antonius kau mau apakan? mariana kembali berceloteh
Bertha terdiam sejenak mendengar pertanyaan temannya itu dan mengajak temannya untuk pergi ke kantin. sampai di kantin Bertha memesan makanan. Bertha kembali bergelut dengan pemikirannya. Bagaimana cara mendekati Fajri.
"Kenapa lho? makan tuh! " sudah jangan dipikir lagi, tidak lama lagi kita akan selesai di kampus ini, itu artinya lho dan Fajri akan jarang bertemu atau bahkan tidak akan bertemu lagi dan lho tidak punya lagi kesempatan mendapatkan cowok datar itu. "ujar mariana dan membuka penutup botol mineralnya
Gluk.....gluk.....gluk..... mariana meneguk air mineral miliknya tiga kali tegukan dan kemudian kembali melihat Bertha dan mengiyakan jika Fajri memang tampan dan berkarisma. Srup..... Bertha menyedot juz alpokat nya sambil membayangkan wajah Fajri.
"Suatu hari nanti gue akan memiliki nya." batin Bertha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments