"Maaf Mas, apa make up aku berantakan. Maklum lampu di toiletnya redup!" ucap Kayra malu.
"Buat apa kamu pakai make up segala, apa kamu ingin merayuku dengan tampil seperti ini? Percuma itu tidak akan pernah mempan, yang ada aku tambah jijik melihatmu!" tegas David dengan wajah mengejek.
Kayra hanya diam saja sudah dihina lagi sama suaminya. Ia tidak membela dirinya lagi walaupun yang dituduhkan suaminya semuanya salah besar. Hal itu ia lakukan karena sudah mulai memahami watak dan karakter suaminya.
Rasanya ia ingin menangis lagi tapi segera ditahan karena tidak ingin keluarganya sampai tahu kalau ia habis menangis. David yang sudah membayangkan martabaknya langsung naik ke atas motornya.
Ia mulai kesal lagi karena Kayra malah diam dan bengong bukannya langsung ikut naik. David langsung menekan klakson motornya berulang kali. Dan itu berhasil membuyarkan lamunan Kayra dan jadi perhatian banyak orang.
"Kamu mau saya tinggal di sini sendirian, apa kamu mau jalan kaki menuju rumah sakit!" ucap David kesal. Ia langsung menggas motornya hingga berjalan sedikit.
"Jangan Mas ... maaf!" hanya itu yang keluar dari mulut Kayra. Ia bergegas naik ke atas motor suaminya.
"Nih!" David langsung memberikan bungkusan berisi martabak ke Kayra dan ia langsung mengambilnya tanpa protes.
"Kemarikan helm itu!" perintah David.
"Tapi Mas!" ucap Kayra.
"Buruan!" bentak David.
Kayra langsung memberikan helm tersebut kepada suaminya. David langsung melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Ya Allah Pak, kasihan ya sama istrinya. Padahalkan istrinya cantik sekali tapi kenapa suaminya begitu galak!" ucap istri penjual martabak.
"Sudah Bu. Biarkan saja itu urusan mereka kenapa Ibu malah jadi ikut-ikutan!" nasehati suaminya.
"Bukan begitu Pak, Ibu hanya kasihan saja!" balas istri penjualnya kecewa.
Orang-orang yang berada di sana pun ikut serta membahas David yang begitu galak sama istrinya.
Di perjalanan David hanya diam dan terus menambah kecepatan laju motornya biar cepat sampai. Kayra di belakangnya hanya bisa beristigfar saja, semoga Allah melindunginya selalu sampai tujuan.
Kini mereka sudah sampai di rumah sakit, David langsung turun dari motornya tanpa menunggu istrinya lagi. Ia langsung melangkahkan kakinya ke dalam rumah sakit.
Dengan langkah sempoyongan Kayra melangkahkan kakinya mengikuti sang suami.
Ketika sudah hampir sampai di ruangan mertuanya, David menghentikan langkahnya. Ia melihat ke arah Kayra dengan tatapan mata yang begitu tajam. Kayra yang mendapatkan kode itu langsung berjalan cepat mendekat suaminya. David mengetuk pintu ruangan mertuanya dan Keyla bergegas membukanya.
"Rupanya kalian berdua, ayo masuk!" perintah Keyla.
David langsung menampilkan senyum tampannya di depan keluarga Kayra. Ia mulai merubah sikap kasar dan angkuhnya menjadi sikap baik, sopan dan lembut. Ia langsung duduk di sofa.
"Kak ini oleh-olehnya!" ucap Kayra sambil meletakkan martabak itu ke meja.
"Wah, terima kasih ya? Ayah mau martabak tidak?" tawari Keyla pada ayahnya.
"Tidak. Ayah masih kenyang, kalian saja yang makan!" balas Pak Lukman.
"Baiklah. Oya, Mas mau aku suapin tidak?" tawari Keyla pada suaminya.
"Kamu serius Kay?" tanya Damar tidak percaya.
"Serius dong, ayo buka mulutnya ... akkk! ucap Kayla sambil menyodorkan sepotong martabak manis ke mulut suaminya dengan mesra.
"Terima kasih ya, i love you!" balas Damar sambil mengunyah martabaknya.
"I love you too!" ucap Keyla tersenyum bahagia.
"Ra, kamu kok diam saja? Buruan David juga disuapin biar tambah mesra hubungan kalian!" perintah Kayla tersenyum genit.
Kayra yang tadinya bengong melihat pemandangan romantis di depannya langsung kaget mendengar perintah kakaknya itu. Ia langsung melihat ke arah suaminya takut. David hanya biasa saja terlihat tidak marah mendengar permintaan kakaknya.
Kayra langsung mengambil sepotong martabak berniat untuk menyuapi suaminya. Dengan rasa takut dan tangan begitu gemetar, ia menyuapkan potongan martabak itu ke mulut suaminya.
"Aaakkk!" ucap Kayra.
"Terima kasih, Sayang," balas David langsung membuka mulutnya.
"Sama-sama," balas Kayra sedikit terkejut melihat David semesra itu terhadapnya.
"Nah gitu dong, kan romantis ya, Mas!" ucap Keyla bergelayut manja di lengan suaminya.
"Benar sekali sayangku!" balas Damar kemudian mencium kening istrinya mesra.
Sungguh pemandangan yang menyesakkan hati untuk Kayra. Jujur ia begitu iri melihat kemesraan kakaknya dengan suaminya. Ia tidak mungkin mendapatkan ciuman kening itu dari suaminya.
Dekat dengannya saja suaminya jijik. Disela-sela lamunannya David langsung mencium pipi Kayra. Mata Kayra langsung melotot karena begitu kaget dengan perilaku suaminya yang aneh itu.
"Kamu kenapa Sayang kok malah melamun sih?" pura-pura David. Ia tidak mau kalau keluarga istrinya sampai tahu kalau hubungannya dengan Kayra tidak baik. Ia tidak mau mencari masalah dengan orang tuanya lagi.
Kaya yang ditanya hanya diam saja. Bibirnya melengkungkan seperti bulan sabit.
"Ayah senang sekali melihat kalian semua bisa dengan mudah akrab dan mesra sama pasangan masing-masing. Semoga pernikahan kalian bahagia sampai menua," ucap Ayah tersenyum bahagia.
"Aamiin," balas anak dan mantunya bersamaan.
Tiba-tiba senyuman Pak Lukman berubah jadi rasa sakit yang luar biasa menyerang tubuhnya. Ia memegangi dadanya yang terasa sesak itu.
Mereka yang melihat langsung berteriak ketakutan.
"Ayah!" teriak semuanya lalu berlari mendekati sang Ayah yang sekarat itu.
Damar langsung keluar mencari bantuan, sementara David pura-pura khawatir dengan keadaan mertuanya. Padahal di dalam hatinya ia menyumpahi mertuanya agar cepat meninggal. Agar ia bisa terbebas dari perjodohan ini yang begitu memuakkan baginya.
Dokter dan para suster berlari mendekati Pak Lukman. Tidak lama tubuh beliau melemah dan matanya mulai tertutup. Sebelum matanya benar-benar tertutup beliau mengucapkan dua kalimat syahadatnya. Tangis kedua anaknya langsung pecah mendengar kalimat yang diucapkan ayahnya.
"Innalilahi wa innalilahi roziun!" ucap Dokter.
"Ayah!" teriak Kayla dan Kayra sambil memeluk ayahnya erat dan menangis sejadi-jadinya.
Mereka sangat terpukul dan kehilangan ayahnya. Kini mereka hanya berdua saja, tidak memiliki sanak keluarga lagi yang dekat. Untungnya mereka sudah mempunyai suami yang menemani kehidupan mereka selanjutnya.
"Sudah. Ini semua sudah takdir beliau. Kalian jangan menangis lagi. Lebih baik kita mendoakan beliau agar tenang di alam sana. Semoga semua amal ibadah beliau diterima disisi Tuhan," ucap Damar sambil berusaha melepas pelukan istrinya dari mertuanya.
"Mas!" ucap Kayla masih menangis langsung memeluk suaminya.
Berbeda dengan David, ia hanya diam saja bahkan sesekali tersenyum di saat yang lain tidak ada yang memperhatikannya. Kayra masih saja memeluk ayahnya sambil menangis.
"Maaf Embak, silahkan dilepas pelukannya. Kami ingin segera membersihkan jenazah sekalian mengkafaninya. Sebelum almarhum dibawa pulang ke rumah!" perintah susternya.
David langsung berusaha melepaskan pelukan Kayra dari ayahnya. Ia tidak mau berlama-lama dengan semua sandiwara ini. Jika sang mertua sudah dikuburkan jenazahnya, ia bisa bebas berbuat apa terhadap istrinya.
"Sudah. Ayo lepaskan pelukanmu, biar Ayah segera dibersihkan dan dimandikan oleh para suster," beritahu David.
Kayra melepaskan pelukannya dari ayahnya langsung berpindah memeluk suaminya.
Jujur David seperti ingin melemparkan tubuh istrinya jauh-jauh dari tubuhnya. Namun itu iya tahan, karena di sini masih ada Kayla. Ia tidak membalas sedikitpun pelukan istrinya.
"Sudah ya. Aku harus menelepon orang tuaku, ingin memberi kabar tentang Ayah," ucap David sambil melepas pelukan Kayra.
Kini mereka semua sedang berada di pemakaman ayahnya. Meskipun ini sudah malam, tapi acara pemakaman jenazah Pak Lukman masih ramai yang menghadiri. Mengingat Pak Lukman adalah orang yang baik dan sangat dermawan.
Satu jam sudah mereka menyaksikan prosesi pemakamannya. Kini tubuh Pak Lukman sudah terselimuti tanah dan dihiasi bunga-bunga. Kayla dan Kayra masih saja menangis, karena sudah sangat malam dua besan itu mengajak mantunya untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Di rumah keluarga Damar Keyla disambut baik-baik oleh Damar dan keluarganya. Berbeda dengan Kayra, hanya kedua orang tua David saja yang menyambutnya dengan baik tidak dengan David.
"Ini sudah malam, ayo bersihkan tubuh kalian berdua. Setelah itu kalian baru istirahat!" perintah Bu Farah.
"Iya Bu!" balas Kayra.
"Buruan David, kamu ajak istrimu ke kamar pakaiannya sudah Ibu siapkan untuk kalian berdua!" perintah Bu Farah.
"Baik Bu, kami pamit ke dalam ya!" ucap David tersenyum lalu menggandeng tangan istrinya.
Bu Farah merasa sangat bahagia, akhirnya anaknya mau juga menerima Kayra menjadi istrinya. Bu Farah langsung masuk ke dalam kamarnya untuk bersih-bersih dan beristirahat karena sangat lelah.
Ketika David dan Kayra sudah masuk di dalam kamar. David langsung menghempaskan tubuh istrinya dengan kuat. Tubuh Kayra langsung tersungkur ke lantai, ia sengaja tidak bersuara sedikit pun walaupun tubuhnya begitu sakit. Ia tidak mau membuat keributan di rumah mertuanya.
"Buruan sana bersihkan tubuhmu, bawalah pakaianmu sekalian. Aku tidak tertarik melihat tubuh hinamu itu!" ucap David dengan nada rendah takut terdengar kedua orang tuanya.
Kayra langsung bangun dan mengambil pakaian yang sudah disiapkan mertuanya itu. Ia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkannya tubuhnya yang terasa lengket. Setelah seleasai ia langsung memakai pakaian.
Ia bergegas keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Ia mengelap rambutnya yang basah dihadapan suaminya. David tidak berkedip mata sedikitpun melihat istrinya sedang sibuk mengeringkan rambut. Pikiran kotor mulai merasuki otak David.
Apakah malam ini David akan mengambil haknya dari Kayra istrinya. Kalau penasaran boleh lanjut baca ceritanya lagi ya, di bab selanjutnya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments
Yuha Amri
aku emosi baca ini novel karena si kaira bego amat terlalu lemah
2024-02-01
1
Erny Manangkari
dasar David laki laki yang kejam.
2022-09-23
0
baby_chubby
hilih ayo lawan kay
2022-08-03
1