" Apa kau akan pergi lagi? Kau baru seminggu ini berada dirumah..." Ucap seorang wanita paruh baya, sambil mengganti perban di punggung pemuda tampan yang diperkirakan seusia dengan anak sulungnya. Jika saja anak kurang ajar itu tidak mati ditembak salah satu anggota geng pikirnya.
" Ya, dia sudah menyuruh ku untuk terbang ke XXX dan mengurus sesuatu disana " Jawab Harley, lalu memakai kembali kaus oblong putihnya.
" Apa tidak ada pekerjaan lain selain ini nak? Maksudku kau bisa membuka bengkel mobil atau bekerja di bank " Seperti biasa wanita paruh baya yang sudah lima tahun ini membantu Harley untuk menjaga rumah serta mengurus anjing kesayangan nya Max itu, mencecarnya dengan banyak pertanyaan.
Paloma bukan tidak senang dengan semua yang diberikan Harley kepadanya, bahkan gajinya pun sangat besar untuk ukuran seorang asisten rumah tangga. Tetapi dirinya sangat mengkhawatirkan pemuda tampan yang sudah dia anggapnya sebagai anak itu.
Seringkali Harley pulang dengan luka di beberapa bagian tubuhnya, bahkan tidak jarang pemuda itu pulang dengan peluru bersarang di bahu atau kakinya. Hal yang paling Paloma khawatirkan adalah jika seseorang datang kerumah itu dan memberinya kabar terburuk, itu akan sangat menyedihkan untuknya.
" Ayolah nenek tua, kamu gak usah mengkhawatirkan aku seperti itu... Aku tidak bisa mati segampang itu " Ujar Harley lalu mencium kedua pipi wanita bertubuh bulat itu.
Perkenalannya dengan Harley dimulai ketika pemuda tampan ini menolongnya dari ancaman para penjahat lima tahun yang lalu.
Malam itu Paloma baru saja pulang dari tempatnya bekerja di rumah sakit setempat, wanita itu berprofesi sebagai perawat disana. Dia mendengar ada suara tembakan dari arah rumahnya, ini adalah hal yang biasa terjadi dilingkungan tempat tinggalnya. Dimana para gangster selalu membuat rusuh penduduk disana.
Betapa terkejutnya wanita itu ketika dia memergoki tiga pemuda yang masih menodongkan pistol kearah Brandon anak sulungnya, terlebih anaknya itu sudah dalam keadaan tergeletak tak berdaya.
Tiga pemuda itu lalu menodongkan pistol ke arah Paloma, ketika dirinya menghampiri dan memeluk anaknya sambil berteriak histeris.
" Jangan berisik atau aku bunuh kamu j4l4ng!" Teriaknya lalu mengokang senjatanya dan mengarahkan senjata itu ke kepala Paloma.
Harley yang secara kebetulan melewati wilayah itu sepulangnya bekerja, melihat kejadian itu dan memutuskan untuk membantu wanita yang sedang menangisi seseorang dipelukannya dengan pistol menempel dikepalanya.
Dia tidak memperdulikan kondisi tubuhnya yang terlihat begitu menyedihkan dengan beberapa luka memar diwajahnya juga peluru yang masih bersarang di bahunya.
Dor!
Dor!
Dor!
Dengan sisa tenaga yang ada, Harley memarkirkan mobilnya lalu keluar dan menembak ketiganya tanpa ampun. Dia pun langsung menghubungi seseorang untuk membereskan kekacauan yang telah dia buat, dan memutar tubuh nya bermaksud untuk meninggalkan Paloma yang sedang syok disana. Tetapi baru beberapa meter saja kakinya melangkah, tiba-tiba tubuhnya ambruk!
Paloma langsung menolong Harley dan membawa pemuda itu kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. wanita itu bahkan dengan sengaja menyembunyikan senjata serta tas kecil milik Harley, dia tidak mau polisi sampai menangkap pemuda yang telah menyelamatkan nyawanya tersebut.
Selama Harley tidak sadarkan diri di rumah sakit Paloma lah yang merawatnya, wanita itu bahkan hanya sebentar saja berkabung untuk anaknya Brandon yang meninggal ditempat malam itu.
" Akhirnya kamu bangun juga! Aku pikir kamu mati!" Ujar Paloma sambil menangis, setelah dirinya melihat bola mata pemuda itu perlahan terbuka. Lalu memeluknya.
" Aahh..." Harley meringis karena Paloma memeluknya tepat diperutnya.
" Maafkan aku...Apa masih sakit?" Tanya Paloma, langsung melepaskan pelukannya.
" Aku Paloma, kau telah menyelamatkan aku malam itu " Ucapnya saat Harley menatapnya dengan penuh tanda tanya.
" Ahh...Iya, aku ingat....Bagaimana..." Harley bermaksud untuk menanyakan kondisi pemuda yang ada didalam pelukan Paloma malam itu, tetapi wanita itu sudah bisa menebak arah pertanyaannya.
" Bocah kurang ajar itu sudah mati, sudah aku bilang jangan berurusan dengan mereka...Tapi dia tidak mau mendengarnya " Jawabnya kesal, tetapi air matanya mengalir dari kedua sudut matanya.
" Apa kamu tahu, beberapa orang pria datang kemari dan melihat keadaanmu...Lalu mereka pergi tanpa sepatah katapun, mereka hanya melihat kearahku dan memintaku untuk menjagamu sampai mereka datang lagi nanti " Cicit Paloma.
" Apa mereka memberitahu mu kapan mereka akan datang lagi?" Tanya Harley.
Baru saja dirinya bertanya kepada Paloma, tiba-tiba pintu ruang rawat inap itu terbuka. Dua orang berjas hitam memasuki ruangan dan meminta Paloma untuk meninggalkan mereka bersama dengan Harley.
" Siapa mereka?" Gumam Paloma, wanita itu memutuskan untuk berdiri diluar pintu dan menunggu mereka selesai dan keluar.
" Bagaimana keadaanmu nak ?" Tanya seorang pria yang terlihat berusia lebih matang daripada pria yang berdiri disampingnya.
" Aku baik-baik saja pak..."
" Apa misiku selanjutnya?" Lanjut Harley, dirinya sudah paham betul dengan kehadiran mereka disana.
" Dua minggu lagi kau akan pergi ke negara U, dan menemui seseorang disana...Sebelum itu, kami harus menyingkirkan wanita itu nak...Dia telah menyaksikan kejadian malam itu " Ujarnya.
" No Simon, dia akan bekerja untukku....Aku akan membawanya pulang hari ini " Ucap Harley tanpa ragu.
" Apa kau yakin?" Simon mencoba untuk meyakinkan pemuda itu akan keputusan yang diambilnya.
" Ya aku yakin Simon...Dia tidak punya siapa-siapa lagi " Jawab Harley lalu memperlihatkan sesuatu di handphone nya.
" Kau terlalu baik Harley " Ucap Simon
" Kami akan mengawasi nya sementara ini, hingga kami benar-benar yakin dia tidak akan membahayakan dirimu dan kami semua " Lanjutnya.
Hari itu pun Harley membawa dirinya ke kediamannya yang berada diatas bukit tak jauh dari pantai di sebelah selatan kota, setelah pemuda tampan itu memberitahu nya apa yang disampaikan oleh dua pria tadi.
Sebagai balas budi Paloma, pun menerima tawaran Harley tanpa berpikir sedikitpun.
" Huh...Kau ini memang tidak disukai malaikat maut, makanya mereka malas menjemputmu " Ujar Paloma kesal.
Harley sudah terbiasa mendengar celotehan wanita bertubuh bulat ini, dia hanya akan menertawakan ucapannya karena dia tahu Paloma tidak pernah bersungguh-sungguh dengan perkataannya itu.
" Jaga dirimu baik-baik oke...Pastikan kamu kembali dalam keadaan utuh atau aku akan mendatangi mereka dan membunuh mereka satu persatu" Lanjutnya sambil memeluk Harley dan menciumi wajah tampan pemuda itu.
" Aku yakin mereka akan takut padamu nenek tua, kau adalah wanita pemberani!" Gelak Harley.
" Tentu saja, aku bahkan berani memukul pantatmu jika kamu berani pulang dalam keadaan babak belur lagi! Merepotkan saja!" Keluhnya sambil memukuli Harley dengan lap handuk bekas menyeka tubuh pemuda itu.
" Aku pergi nenek tua! Jaga Max dengan baik atau akan aku potong gajimu setengahnya!" Ujar Harley setelah dia menciumi wajah Paloma dan memasuki mobil sport nya
" Dasar anak kurang ajar! Awas kamu yah!" Seru Paloma sambil mengacungkan tinjunya.
.
.
.
To be continue 😊😊
Hai kakak-kakak terimakasih telah meninggalkan jejak kalian disini.
Please jangan lupa komen, vote dan like nya yaaa...
Love you all se alam semesta raya 🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
NORA SAFITRI
asyik,
aku suka cerita genre yg begini 👌👌👌
2025-04-19
0
Eni Purwanti
hhmm masih nyimak😁😁😁😁
2022-03-09
2
Itarohmawati Rohmawati
hadir lagi
2022-02-20
1