Shila

“Shila mau makannya disuapin sama Tante Gendis”

“Shila mau main sepedanya sama Tante Gendis”

“Pokoknya Shila maunya sama Tante Gendis!!!”

Tidak disangka strategi Gendis yang tidak mau membujuk saat Shila marah dan menangis justru membuatnya semakin cepat meredakan emosinya.

Biarpun dibalik sikap lembutnya, Gendis tetap menasehati bahkan tak segan memarahi Shila jika memang sikapnya salah, dan tak lupa memberi pujian dan pelukan hangat jika Shila melakukan hal baik.

Rupanya sikap Gendis inilah yang sangat disukai Shila dan membuatnya terus menempel kepada Gendis, ia hanya mau makan dan bermain jika ditemani oleh Gendis.

Sebenarnya Gendis tidak terlalu keberatan harus terus bersama Shila, karena pada dasarnya ia memang menyukai anak kecil. Lagipula jika Shila tidak sedang ngambek dan mau dinasehati sebenarnya ia anak yang manis dan menyenangkan.

Hanya saja rencana Gendis untuk mulai mencari info tentang beasiswa S2 ataupun info lowongan pekerjaan menjadi agak sedikit terhambat, karena hampir semua waktunya habis bersama Shila.

“Malem ini Shila mau boboknya sama Tante Gendis yaa…” Shila sudah bergelayut manja menarik-narik tangan Gendis.

“Ya ampun Shila… kamu itu seharian udah nempel terus loh sama Tante Gendis, kasian Tante Gendisnya capek loh! Tidurnya sama Eyang Uti aja ya?!” Ucap Bu Anggi membujuk Shila lembut.

Shila tampak mengerucutkan bibirnya, ekspresi khasnya saat ngambek. “Seruan sama Tante Gendis sebenarnya sih..” Gumam Shila kecewa.

“Memang apa serunya sih Tante Gendis itu?” kali Pak Indra yang menanyakan Shila.

“Seruuuu bangeeett.. Tante Shila itu asik kalo diajak main, diajak ketawa-ketawa sama cerita-cerita deh eyang!” Sahut Shila penuh semangat kepada kakeknya. “Makanya Shila maunya bareng-bareng sama Tante Gendis terusss”

Gendis hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Shila.

"Oalah.. Gendis.. kamu yang sabar ya sama Shila." ucap Bu Anggi seraya mengelus lembut punggung Gendis.

Gendis hanya mengangguk kecil seraya krmabali tersenyum. "Ga apa-apa kok Bu Anggi.. Gendis juga suka kok sama Shila."

Shila yang mendengarnya langsung bersorak senang dan menghambur ke pelukan Gendis.

...***...

Lengan Gendis tampak kesemutan, membuatnya terbangun dari tidurnya. Dan benar saja, Shila tertidur dengan posisi memeluk dan menjadikan tangan Gendis sebagai bantalan.

Gendis tampak mengerjapkan matanya yang masih agak mengantuk. Ia mengingat sebelumnya membacakan Shila sebuah buku dongeng, tapi ternyata setelah Shila tertidur, ia juga ikut tertidur.

Perlahan ia mengangkat lengannya sepelan dan selembut mungkin, agar tidak membangunkan Shila. Gendis teringat rencananya untuk browsing info beasiswa S2 dan lowongan pekerjaan yang terus tertunda sejak kemarin. Jadi ia memutuskan akan melakukan browsing dimalam hari setelah Shila tertidur.

Melihat ekspresi Shila membuat Gendis tanpa sadar tersenyum. Semakin lama bersama bukan hanya Shila yang sangat menyukai Gendis, begitupun sebaliknya, bahkan perlahan Gendis mulai menyayangi. Apalagi jika mengingat kisah Shila yang terpaksa menghadapi perceraian orangtuanya di usianya yang baru menginjak 6 tahun.

Wajah Shila yang cantik ternyata adalah Gen yang menurun dari ibunya, ia adalah seorang selebriti terkenal Anna Marcella, yang belakangan baru Gendis tahu saat ini tengah menjalani terapi rehabilitas akibat ketergantungan Narkotika. Mungkin karena itu juga salah satu pencetus perceraiannya dengan Kaivan, putra dari bu Anggi dan Pak Indra.

Berita perceraian keduanya menjadi topik panas diberbagai portal media, mengingat keduanya juga bukan dari kalangan biasa, seorang selebriti yang menikah dengan seorang crazy rich Semarang.

Karena itu pula Shila dipindahkan ke Semarang untuk sementara, agar tinggal bersama kakek dan neneknya. Yang sempat Gendis dengar dari Bu Anggi, Shila sempat mengalami gangguan panik, karena hampir setiap hari melihat kerumunan wartawan berkumpul dirumahnya. Tak heran sifat Shila menjadi sangat sensitif dan menjadi agak pemarah.

Gendis merasa kehidupan masa kecilnya kurang beruntung karena tumbuh di keluarga sederhana, sementara ia terus bersekolah di sekolah Internasional karena mendapat beasiswa. Meskipun ia bersyukur masih dihargai oleh teman-temannya karena termasuk siswa yang pintar, namun tekanan perbedaan sosial terus terasa berasa.

Kini Gendis melihat Shila yang sama sekali tidak perlu memusingkan tekanan sosial, berkecukupan sejak dini namun justru tidak mendapat kebahagian dirumahnya. Jauh dari Ibu dan Ayahnya dan malah justru sibuk menempel pada dirinya yang padahal bukan siapa-siapa.

Perlahan Gendis mengelus lembut kepala Shila. Siapa sangka anak sekecil ini mengajari sesuatu hal juga untuknya yang jauh lebih besar. Rasa bersyukur.

Saat akan beranjak bangun dari ranjang Shila, Gendis merasa melihat pantulan sosok seseorang dari pantulan cermin meja rias disampingnya. Tiba-tiba Gendis merasa merinding. Masa dirumah semewah Bu Anggi ada penyusup, kan didepan ada Pak Anwar dan Pak Faiz sebagai petugas keamanan… atau jangan-jangan hantu?

Perlahan Gendis meraih raket badminton yang terletal persis disamping ranjang Shila, beruntung Bu Iyem belum sempat merapikannya usai ia gunakan bermain bersama Shila tadi Sore.

Dengan cepat Gendis mengambil raket dan bersiap memukul ke arah sosok itu. Ia tidak peduli itu penyusup, pencuri atau bahkan hantu sekalipun!

Buk! Buk!

“Ya! Pergi Kau!!!!” Teriak Gendis histeris.

“Ya! Ya! Sakit! Aduh! Aduh! Stop! Gendis! Ini aku!!” sebuah suara maskulin tampak berteriak dalam remang-remang gelap dikamar Shila.

Gendis tidak ambil peduli dan masih memukuli sosok dihadapannya itu. Eh.. sebentar.. kok dia kenal nama aku?

...***...

“Mas Kaivan.. Maaf..” Gendis hanya bisa menunduk dan menggigit bibirnya. Perasaannya campur aduk antara merasa bersalah dan malu.

“…” Kaivan masih terdiam tidak menanggapi. Ia masih sibuk meringis-meringis setiap Bu Anggi mengkompres lebam didahinya akibat pukulan raket Gendis.

“Udah nggak apa-apa.. Gendis kamu bener kok! Siapa suruh Kaivan diem-diem mindik-mindik masuk kamar Shilla malem-malem! Bikin Kaget orang aja!” Pak Indra nampak mengusap pundak Gendis, seolah menenangkan rasa bersalahnya.

Kaivan mendengus kesal. “Masa aku salah masuk kamar Shila?! Shila itu anak aku! Lagian mana aku tahu ada Gendis di kamar Shila!”

Gendis semakin tertunduk mendengar gerutuan Kaivan. “Kan aku juga nggak tahu Kalo itu mas Kaivan.. soalnya kan gelap”

“Ya makanya nyalain lampunya dulu sebelum mukulin orang!” sahut Kaivan tidak mau kalah

“Hus! udah dong Kaivan marahnya ke Gendis! Kalian udah lama nggak ketemu kan? masa sekalinya ketemu malah berantem!” Lerai Bu Anggi mencoba menenangkan Kaivan.

“Iya kecilin suaramu juga Kaivan! Nanti anakmu Shila bisa bangun loh!” Pak Indra ikut mengomentari Kaivan.

“Sebenernya yang anaknya Ibu sama Bapak itu aku apa Gendis sih! Terus aja belain Gendis!” Kaivan semakin menggerutu.

Diam-diam Gendis tertawa kecil mendengarnya. Gerutuan Kaivan masih sama seperti dulu, sifat tidak mau kalahnya juga masih sama. Pantas saja Shila keras kepala, ternyata memang turunan dari Bapaknya.

Penampilannya juga tidak jauh berbeda, hanya saja perawakan Kaivan terlihat lebih kurus, kantung matanya juga begitu jelas tampak. Ia terlihat kelelahan… entah lelah bekerja atau lelah psikologis menghadapi perceraiannya kemarin.

...***...

“Kok Tante Gendis terus sih yang disuapin cokelatnya! Papa mana?” Kaivan tampak merajuk melihat Shila terus menempel kepada Gendis. Benar kata Ibunya, Shila super lengket dengan Gendis.

“Ih Papa jangan kayak anak kecil dong! ini.. ini Shila bagi satu… tapi yang dua buat tante Gendis!” Seru Shila meledek Papanya. Selanjutnya adegan Kaivan yang berlari-lari mengejar Shila, sementara Shila yang dikejar sibuk bersembunyi di balik Gendis.

Diam-diam Bu Anggi dan Pak Indra menyaksikannya penuh haru. Entah kapan terakhir mereka mengingat anaknya dan cucunya itu terlihat tertawa lepas, baik Shila dan Kaivan terlihat lebih ceria saat ini. Kehadiran Gendis diantara keduanya terlihat melengkapinya.

...***...

Terpopuler

Comments

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

Mom Dee 🥰 IG : devinton_01

awal yg bagus. vote untukmu thor

2024-02-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!