Menunjukkan Perhatian.

Yoga Adrian POV

Aku sedang berada di dapur bersama dengan Rasti. Kami sedang membersihkan beberapa daging dan juga sayuran yang tadi sempat aku beli sepulang dari mengantarkan kakak ku feeting gaun pengantin dengan calon istrinya.

Sebenarnya aku malas sekali menemaninya tadi, hanya saja dia memohon padaku untuk ikut. Karena aku sangat menyayangi kakak ku itu jadi meskipun dengan terpaksa aku ikut pergi bersamanya.

Sesampainya di rumah tadi aku langsung meletakkan, beberapa bahan makanan ke dalam lemari pendingin. Bahan makanan itu ku beli di supermarket dekat lokasi butik. Aku sengaja pamit lebih dulu dengan alasan itu, berbelanja bahan makanan.

Rasanya sangat tidak menyenangkan berada di antara kakak kandung ku dan mantan kekasih ku. Itu benar-benar memuakkan.

Ketika selesai meletakkan semua belanjaan, aku berniat untuk membuka mengambil jas yang masih tertinggal di dalam mobil. Tapi aku malah melihat Rasti yang sudah berada di depan pagar namun malah berbalik dan hendak pergi.

Tadi aku memanggilnya dan kami pun mulai belajar, maksud ku aku mengajarinya materi mata pelajaran ku. Sebenarnya selama pembelajaran les ini berlangsung, aku bisa melihat jika gadis ini cukup cepat dalam menangkap pelajaran. Tapi dia sering melamun. Mungkin itu yang menyebabkan dia jadi salah saat menjawab pertanyaan yang padahal, kalau dia lebih teliti lagi. Maka dia akan bisa benar menjawabnya.

Sekarang Rasti sedang mencuci sayuran, dan aku sedang memotong bawang bombai.

"Sudah pak, apalagi yang harus aku kerjakan?" tanya nya setelah meletakkan sayuran di dalam wadah.

"Tumis sayur nya ya, ini saya sudah siapkan bumbunya!" seru ku pada Rasti.

Dengan senyum lebar dia, meletakkan tangannya di pelipis nya mengambil sikap hormat.

"Siap pak!" serunya.

Aku tidak bisa tidak terkekeh melihat ekspresi dan tingkahnya. Gadis ini sebenarnya sangat ceria, bahkan mampu membuat sekeliling nya menjadi ceria. Tapi sesekali aku melihatnya benar-benar melamun dan pandangannya kosong, seperti ada masalah yang begitu berat yang sedang dia alami.

Aku mencuci tangan ku dan menyiapkan meja makan, Rasti yang memasak semua lauk dan sayurnya. Dia cukup cekatan ternyata.

"Wah, kamu benar-benar bisa memasak ternyata. Calon istri idaman!" seru ku.

"Uhuukk uhuukk!" Rasti terbatuk, aku langsung mengambilkan gelas dan menuang air kedalamnya. Kuberikan itu pada Rasti dan dia minumnya.

"Bapak ngomong apa sih? bikin keselek angin aja!" protesnya dan lagi-lagi ucapannya itu membuat aku terkekeh.

Beberapa menit kemudian, semua sudah siap tersaji di atas meja makan. Aku mengambilkan nasi untuknya, dan dia malah mengurangi porsi yang sudah aku ambilkan.

"Sedikit sekali, pantas saja kamu kurus!" ucap ku apa adanya.

Tubuh gadis yang duduk di depan ku ini memang bisa di bilang sangat kurus, entah kenapa di punya tubuh sekurus itu.

"Makan lah yang banyak, kamu kan masih dalam masa pertumbuhan!" ucap ku lagi mengambilkan sayur dan lauk yang banyak untuknya.

"Ih, bapak udah. Saya tuh emang gak banyak kalau makan nasi. Kalau makan burger sama kentang goreng, baru banyak!" ucapnya sambil nyengir.

"Oh, kamu suka makanan cepat saji macam itu? baiklah kapan-kapan saya ajak kamu makan burger dan kentang goreng ya!" ucap ku dan Rasti langsung tersenyum senang.

"Yang bener pak?" tanya nya memastikan apa yang aku katakan itu adalah benar.

Aku menganggukan kepala ku dengan cepat.

"Tentu, kalau besok nilai ujian harian kamu delapan, saya langsung ajak ku makan burger dan kentang goreng seperti yang kamu mau!" tegas ku.

Tapi aku melihat dia malah tidak bersemangat, dia bahkan meletakkan sendok nya.

"Kenapa? tidak enak?" tanya ku pada Rasti sambil menyendokkan sesuap nasi dan lauknya ke mulut ku.

Rasanya enak, bahkan sangat enak malahan. Wah, dia memang pintar sekali memasak.

"Rasanya enak, kenapa tidak jadi makan?" tanya ku padanya merasa heran. Apa yang membuat Rasti tidak bersemangat seperti itu.

"Bapak kalau mau traktir jangan pakai syarat begitu kenapa? saya mau dapat nilai enam saja harus jungkir balik, apalagi delapan?" tanya nya tidak bersemangat.

"Hei, kamu harus yakin sama kemampuan kamu sendiri. Tidak ada yang mustahil, soal yang saya akan berikan nanti tidak jauh dari materi yang sudah saya jelaskan hari ini. Jika kamu mengingat nya dengan baik, tidak akan sulit jika hanya untuk mendapatkan nilai delapan. Sembilan, atau bahkan sepuluh bisa kamu dapatkan!" seru ku memberinya semangat.

Dan sepertinya apa yang aku katakan berhasil, dia terlihat antusias dan matanya melebar. Pertanda dia mulai tertarik dengan apa yang aku katakan.

"Bapak serius, wah bapak baik banget sih! sayang bapak udah mau nikah kalau gak...ups!" Rasti menutup mulutnya dengan tangan. Seperti nya dia telah sadar kalau dia mengatakan sesuatu yang tidak seharusnya.

Aku malah heran dengan apa yang dia katakan barusan, siapa yang mau menikah?

"Kamu bilang apa?" tanya ku memastikan.

Dia langsung menggelengkan kepalanya berkali-kali dengan cepat.

"Enggak pak, pokok nya bapak baik deh. Saya akan berusaha mengingat materi yang bapak berikan dengan baik!" serunya bersemangat sekali.

Dia langsung meraih kembali sendok nya yang tadi dia letakkan diatas piring lalu. menyantap makanan nya dengan sangat lahap. Dia benar-benar terlihat polos dan menggemaskan. Wajahnya cantik, kulit putih, tinggi dan kurus.

'Ah, apa yang aku pikirkan!' batin ku merasa jika yang aku pikirkan ini tak pantas.

Yoga Adrian POV end

Aku menyantap makanan yang aku masak tadi dengan sangat bersemangat. Pak Yoga bilang, ujian harian besok materinya tidak jauh berbeda dengan yang tadi dia ajarkan padaku

'Wah, pria di depan ku sangat baik dan juga pengertian, dia juga sangat tampan. Tidak pelit ilmu, dia bahkan mengajariku gratis. Dia juga akan mentraktir aku burger dan kentang goreng jika nilai ku besok delapan. Aku jadi tidak sabar!' batin ku sambil terus mengunyah makanan ku.

Selesai makan, aku membantu pak Yoga membereskan meja makan dan mencuci piring. Tapi saat aku akan berbalik dan meletakkan piring di tempatnya, pak yoga berdiri di belakang ku membuatku kaget dan...

Prang!

Satu piring yang aku pegang terjatuh, dan pecah. Aku refleks menunduk dan membereskan pecahan piring itu. Aku meletakkan pecahan-pecahan kecil di atas pecahan yang paling besar.

"Sudah Rasti, biarkan saja. Nanti saya akan sapu.."

"Augh!" pekik ku karena jari telunjuk kanan ku tergores pecahan piring. Dan rasanya sakit dan perih sekali.

"Aduh!" keluh ku sambil mengibaskan jariku karena rasanya perih sekali, mataku bahkan berkaca-kaca.

Pak Yoga langsung meraih jari telunjuk kanan ku lalu menghisap nya. Aku tersentak kaget, mulut ku menganga sanking tak percaya dengan apa yang baru saja pak Yoga lakukan.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Bunga

Bunga

keselek angin

2022-02-08

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

boomlike plus rate 5 and fav 😍😍

2022-01-15

1

green tea

green tea

pdkt

2022-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Pertama.
2 Pria ini Cukup Pintar.
3 Guru PPKN yang Baru.
4 Teman-teman Ku yang Absurd.
5 Pengumuman
6 Perkenalan.
7 Pergi ke Rumah Pak Yoga.
8 Balik Lagi ke Rumah Pak Yoga.
9 Yoga Suka pada Rasti?
10 Niat Baik Yoga.
11 Tirta
12 Kerinduan Rasti pada Ibunya.
13 Panji
14 Mulai Les Private.
15 Menunjukkan Perhatian.
16 Mengikuti Sampai ke Rumah.
17 Mengobrol Bersama Bu Yani.
18 Kode Panji.
19 Usaha Panji.
20 Tirta Mode Banteng Ngamuk On.
21 Baper.
22 Ujian Harian.
23 Hasil Ujian.
24 Malu Sekali.
25 Kehujanan.
26 Mengakui Sebagai Pacar.
27 Memilih Menjauh.
28 Keperdulian Tirta.
29 Antar Jemput Sekolah.
30 Kapan Bisa Sepintar Yusita?
31 Tujuan Kedatangan Tirta ke Sekolah.
32 Di Jemput Tirta.
33 Guru Les nya Ternyata...
34 Terasa ada yang Hilang
35 Kedatangan Yoseph dan Sofie
36 Flashback Pertunangan Yoseph dan Sofie
37 Tujuan Kedatangan Yoseph
38 Yoga Sengaja Membuat Salah Paham
39 Kasih Sayang Tirta
40 Perbedaan Parit dan Got
41 Alasan Sebenarnya
42 Mencoba Menjelaskan Kesalahpahaman
43 Ucapan Luthfi
44 Semua Jadi Jelas
45 Kebersamaan Rasti dan Yoga
46 Keperdulian Teman-teman
47 Jadian
48 Menceritakan Rahasia
49 Minta Di panggil Sayang
50 Kesal Pada Marco
51 Yusita Pingsan
52 Ternyata Yusita Alergi
53 Cerita Sebenarnya
54 Menyadari Keperdulian Tirta
55 Diantar Pulang
56 Bukan Orang yang Tidak Baik
57 Tamu tak di Undang
58 Mengerjakan Tugas
59 Menurut Tirta, Marco itu Pintar
60 Sebenarnya Gue Kenapa?
61 Masih Perhatian Tirta
62 Salah Paham
63 Perubahan Sikap Yoga
64 Tidak lagi Salah Paham
65 Panji Sakit
66 Membawa Panji ke Rumah Sakit
67 Curhatan Panji
68 Ingin Tahu Kondisi Panji
69 Mengambil Tas Panji
70 Marco Hoax Lagi
71 Masih, Marco Kepo
72 Ungkapan Isi Hati Marco
73 Pergi Bertemu Calon Mertua
74 Bertemu Tante Asti
75 Karena Hasutan Sofie
76 Bertambah Salah Paham
77 Di Traktir
78 Siasat Sofie
79 Membahas Pernikahan
80 First Kiss
81 Kedatangan Tante Asti dan Sofie
82 Kemarahan Tirta
83 Yoga Mengetahui Yang Sebenarnya
84 Kemarahan Yoga
85 Kak Tirta
86 Kedatangan Yoga
87 Bicara dengan Dokter Andika
88 Masa Lalu Rasti
89 Dokter Andika
90 Kebersamaan yang Indah
91 Backstreet (Masih)
92 Alergi Bunga Mawar
93 Keributan di Malam Pernikahan
94 Kedatangan Teman-teman
95 Yoga dan Yoseph
96 Terlalu Bocil untuk Pacaran
97 Satu Kata Pembawa Bahagia
98 Makan Siang Bersama
99 Bu RT
100 Bermain Game Bersama
101 Membersihkan Rumah Bersama
102 Yang Lalu Biar Berlalu
103 Terus Terang pada Ibu
104 Belajar dengan Panji
105 Pertengkaran di Hari Pertama Ujian
106 Ujian Matematika
107 Guru Pengawas
108 Ada yang Mencontek
109 Pulang dengan Panji
110 Merasa dalam Bahaya
111 Bercerita pada Tirta
112 Friska n the gengs
113 Antisipasi Yoga
114 Ancaman Friska
115 Ujian Triple Ujian
116 Dukungan Pacar
117 Di Tangkap Preman
118 Rasti Selamat
119 Koleksi Pribadi
120 Gadis Yoga
121 Rencana Friska Gagal
122 Keributan Geng Friska
123 Dewi Jatuh Cinta?
124 Pesona Panji
125 Drama Musikal
126 Pembagian Peran
127 Pernyataan Suka Marco
128 Ada Apa Dengan Marco
129 Di Hukum Gara-gara David
130 Aneh
131 Yoga Menjelaskan
132 Curahan Hati Bu Tari
133 Suara dari Kamar Mandi
134 Dua Hal Itu Lagi
135 Bicara Tentang Pementasan
136 Kedatangan Tante Asti lagi
137 Alasan Yoga tidak Mau Pulang
138 Siapa yang di Sukai David.
139 Mulai Latihan Peran
140 Bertukar Peran
141 Bertengkar Lagi
142 Pertengkaran Ibu Mertua dan Menantu
143 Tamu Kak Yoga
144 Sofie Menemui Yoga
145 Yoseph Menjemput Sofie
146 Makan Malam
147 Alasan untuk Yoga
148 Pergi Dengan dokter Andika
149 Keluh Kesah Yoseph
150 Berita Mengejutkan
151 Dengan Dokter Andika
152 Ketahuan Yoga
153 Aku Harus Pergi
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Pertemuan Pertama.
2
Pria ini Cukup Pintar.
3
Guru PPKN yang Baru.
4
Teman-teman Ku yang Absurd.
5
Pengumuman
6
Perkenalan.
7
Pergi ke Rumah Pak Yoga.
8
Balik Lagi ke Rumah Pak Yoga.
9
Yoga Suka pada Rasti?
10
Niat Baik Yoga.
11
Tirta
12
Kerinduan Rasti pada Ibunya.
13
Panji
14
Mulai Les Private.
15
Menunjukkan Perhatian.
16
Mengikuti Sampai ke Rumah.
17
Mengobrol Bersama Bu Yani.
18
Kode Panji.
19
Usaha Panji.
20
Tirta Mode Banteng Ngamuk On.
21
Baper.
22
Ujian Harian.
23
Hasil Ujian.
24
Malu Sekali.
25
Kehujanan.
26
Mengakui Sebagai Pacar.
27
Memilih Menjauh.
28
Keperdulian Tirta.
29
Antar Jemput Sekolah.
30
Kapan Bisa Sepintar Yusita?
31
Tujuan Kedatangan Tirta ke Sekolah.
32
Di Jemput Tirta.
33
Guru Les nya Ternyata...
34
Terasa ada yang Hilang
35
Kedatangan Yoseph dan Sofie
36
Flashback Pertunangan Yoseph dan Sofie
37
Tujuan Kedatangan Yoseph
38
Yoga Sengaja Membuat Salah Paham
39
Kasih Sayang Tirta
40
Perbedaan Parit dan Got
41
Alasan Sebenarnya
42
Mencoba Menjelaskan Kesalahpahaman
43
Ucapan Luthfi
44
Semua Jadi Jelas
45
Kebersamaan Rasti dan Yoga
46
Keperdulian Teman-teman
47
Jadian
48
Menceritakan Rahasia
49
Minta Di panggil Sayang
50
Kesal Pada Marco
51
Yusita Pingsan
52
Ternyata Yusita Alergi
53
Cerita Sebenarnya
54
Menyadari Keperdulian Tirta
55
Diantar Pulang
56
Bukan Orang yang Tidak Baik
57
Tamu tak di Undang
58
Mengerjakan Tugas
59
Menurut Tirta, Marco itu Pintar
60
Sebenarnya Gue Kenapa?
61
Masih Perhatian Tirta
62
Salah Paham
63
Perubahan Sikap Yoga
64
Tidak lagi Salah Paham
65
Panji Sakit
66
Membawa Panji ke Rumah Sakit
67
Curhatan Panji
68
Ingin Tahu Kondisi Panji
69
Mengambil Tas Panji
70
Marco Hoax Lagi
71
Masih, Marco Kepo
72
Ungkapan Isi Hati Marco
73
Pergi Bertemu Calon Mertua
74
Bertemu Tante Asti
75
Karena Hasutan Sofie
76
Bertambah Salah Paham
77
Di Traktir
78
Siasat Sofie
79
Membahas Pernikahan
80
First Kiss
81
Kedatangan Tante Asti dan Sofie
82
Kemarahan Tirta
83
Yoga Mengetahui Yang Sebenarnya
84
Kemarahan Yoga
85
Kak Tirta
86
Kedatangan Yoga
87
Bicara dengan Dokter Andika
88
Masa Lalu Rasti
89
Dokter Andika
90
Kebersamaan yang Indah
91
Backstreet (Masih)
92
Alergi Bunga Mawar
93
Keributan di Malam Pernikahan
94
Kedatangan Teman-teman
95
Yoga dan Yoseph
96
Terlalu Bocil untuk Pacaran
97
Satu Kata Pembawa Bahagia
98
Makan Siang Bersama
99
Bu RT
100
Bermain Game Bersama
101
Membersihkan Rumah Bersama
102
Yang Lalu Biar Berlalu
103
Terus Terang pada Ibu
104
Belajar dengan Panji
105
Pertengkaran di Hari Pertama Ujian
106
Ujian Matematika
107
Guru Pengawas
108
Ada yang Mencontek
109
Pulang dengan Panji
110
Merasa dalam Bahaya
111
Bercerita pada Tirta
112
Friska n the gengs
113
Antisipasi Yoga
114
Ancaman Friska
115
Ujian Triple Ujian
116
Dukungan Pacar
117
Di Tangkap Preman
118
Rasti Selamat
119
Koleksi Pribadi
120
Gadis Yoga
121
Rencana Friska Gagal
122
Keributan Geng Friska
123
Dewi Jatuh Cinta?
124
Pesona Panji
125
Drama Musikal
126
Pembagian Peran
127
Pernyataan Suka Marco
128
Ada Apa Dengan Marco
129
Di Hukum Gara-gara David
130
Aneh
131
Yoga Menjelaskan
132
Curahan Hati Bu Tari
133
Suara dari Kamar Mandi
134
Dua Hal Itu Lagi
135
Bicara Tentang Pementasan
136
Kedatangan Tante Asti lagi
137
Alasan Yoga tidak Mau Pulang
138
Siapa yang di Sukai David.
139
Mulai Latihan Peran
140
Bertukar Peran
141
Bertengkar Lagi
142
Pertengkaran Ibu Mertua dan Menantu
143
Tamu Kak Yoga
144
Sofie Menemui Yoga
145
Yoseph Menjemput Sofie
146
Makan Malam
147
Alasan untuk Yoga
148
Pergi Dengan dokter Andika
149
Keluh Kesah Yoseph
150
Berita Mengejutkan
151
Dengan Dokter Andika
152
Ketahuan Yoga
153
Aku Harus Pergi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!