Diana di bawa ke kantor polisi. Di sana dia terus dihujani pertanyaan dari polisi yang bertugas, namun Diana hanya diam, tidak menyanggah, namun juga tidak meng-iyakan segala tuduhan yang tertuju padanya.
"Apa motif kamu memukuli saudara Lussy? Kini wajahnya yang mulanya cantik menjadi rusak karena pukulan kamu. Lussy sebelumnya menjalani operasi plastik, dia sangat rentan. Apalagi jika dia mendapat kekerasan, maka--" Polisi menggelengkan kepalanya, sebagai isyarat pertanda yang dialami Lussy sangat fatal.
"Mana perempuan liar itu? Kenapa perempuan buas seperti dia bisa berkeliaran di kota ini?"
"Tubuhnya saja manusia, tapi wataknya lebih liar dari hewan buas?!"
"Menyerang orang secara brutal!"
Terlihat dua orang dengan wajah yang penuh kemarahan menerobos begitu saja memasuki ruangan tempat penyidik menginterogasi Diana.
"Dia tersangkanya?" Wanita itu mengisyarat kearah Diana.
Kepolisian hanya menganggukkan kepalanya.
"Dasar gadis kampung! Sejak awal fakultas itu harusnya tidak menerima makhluk purba seperti dia! Kalau ngotot, ya iya begini. Gadis bar-bar tidak berpendidikan dan tidak tau tata krama dilepas ke kota."
"Kamu itu harusnya rebahan manja saja di desa kamu! Siapa juga yang bodoh level akut membawa gadis ndeso ini ke kota!"
"Jadi liar kan!?"
"Penampilan kamu yang ndeso! Ternyata sampai pemikiran kamu juga kolot! Sangat tidak pantas berada di sini."
"Kalau dipaksakan, ya begini. Jiwa berigas dan bar-barnya keluar."
Diana terlihat sangat datar, seolah makian itu bukan untuknya, juga seolah dirinya tidak mengerti bermacan makian dan hinaan dari ibu Lussy yang tertuju padanya.
Santhi ibu Lussy mendekati Diana. "Ingat gadis kampung! Aku tidak akan tinggal diam atas segala perbuatanmu pada Lussy! Aku sudah menghubungi pengacara ternama di kota ini, akan kupastikan kamu membayar segala keberingasanmu pada anakku!"
Diana sangat tenang, tidak ada rasa takut sedikit pun mendengar semua ancaman Santhi.
Dari data fakultas Diana yang baru, polisi menemukan nomer telepon yang beekaitan dengan Diana. Setelah menunggu beberaa saat, akhirnya panggilannya terhubung.
"Dengan keluarga Diana Rahma Bramantyo?"
"Ini siapa ya?" Sahutan di ujung telepon sana terdengar bingung.
"Kami dari kepolisian bu."
Di ujung telepon sana, Rani hanya diam, dia tidak tahu harus menjawab apa. Diana baru kemaren masuk ke rumahnya, saat ini malah polisi menelepon karena kaitan dengan wanita itu.
"Begini bu, keluarga ibu yang bernama Diana Rachma Bramantyo telah melakukan kekerasan pada teman kuliahnya, saat ini korban menjalani perawatan di Rumah Sakit, karena perbuatan Diana."
Rani berusaha tetap tenang, walau dirinya ingin sekali berteriak, ternyata calon menantunya benar-benar seorang berandalan yang suka kekerasan.
"Ibu …."
Panggilan kepolisian membuyarkan lamunan Rani.
"Owh maaf sekali Pak, saya tidak mengenal sama sekali nama wanita yang Bapak sebut."
Rani menyudahi secara sepihak percakapan telepon mereka.
Di kantor polisi.
Setelah menutup telepon, polisi hanya bisa menghela napasnya. "Katanya mereka tidak mengenal seorang anak gadis yang bernama Diana Rahma Bramantyo."
Meihat bagaimana Diana, sebenarnya polisi tidak yakin Diana seberingas seperti yang tertulis dilaporan, wajah Diana terlihat sangat baik, aura Diana juga bukan seorang berandal seperti yang terlulis dalam surat laporan.
Polisi mendekati Diana, berusaha membujuk gadis itu. "Lebih baik kamu akui perbuatan kamu, dan meminta maaf pada keluarga tersangka, selagi kasus ini belum sampai meja hijau, proses perdamaian pun akan berjalan lebih mudah."
"Mereka telah menyewa pengacara hebat, dan pastinya akan sangat sulit bagimu untuk membela diri, kamu keluarga saja tidak punya, pengacara juga tidak punya. Bagaimana kamu bisa melawan mereka."
"Dari wajahmu, saya yakin kamu anak cerdas dan baik, kamu pasti melakukan kekerasan ini punya alasan tersendiri. Demi masa depan kamu yang cerah, minta maaf saja, supaya kasus ini selesai sebelum sampai di meja hijau."
"Ha ha ha haaa!"
Gelak tawa itu jelas terdengar dari arah pintu, ternyata sosok itu adalah pengacara handal yang ada di kota ini, pengacara muda dan sangat pintar, dia tidak pernah kalah dalam persidangannya.
Dia adalah Nizam, usianya sangat muda, namun bakat dan kecerdasan yang dia miliki mengantarkannya pada puncak karirnya walau usianya masih terbilang muda namun segala prestasinya sangat luar biasa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 288 Episodes
Comments
Fitriyani Puji
bagemana crita nya tiba2 mk kedabruk diana mukuli org bingung deh aku
2022-11-16
0
Maron Sether
ko BS Diana yg dituduh
2022-09-04
0
Jasmine
ceritanya terkadang tidak berkesinambungan...tanpa jejak tiba2 diana ditangkap polisi krn kasus penganiayaan...sementara para dosen, dekan dan rektor kenal betul dgn diana berdiam diri tanpa ada pembelaan
2022-08-29
2