Bab 13 ( Sahabat Somplak )

Happy Reading 😊

Angel mencari Revan ke kelasnya tetapi Revan tidak ada di sana, bahkan dia sudah tanya beberapa siswa dan mengatakan kalau Revan belum kembali lagi setelah istirahat tadi.

"Romi, Lo tau di mana Revan?" tanya Angel melihat Romi masuk ke dalam kelasnya. "Gue gak tahu, coba Lo telepon telepon dia," jawab Romi duduk di bangkunya.

Setelah memukul Vero dan dan membawa pergi Ara, Romi memang belum melihat Revan atau pun Vero.

Bel tanda masuk sudah berbunyi lima menit yang lalu, dan terpaksa Angel harus kembali ke kelasnya.

Vero dan Revan tidak terlihat kembali ke kelas mereka setelah kejadian saling adu pukul tadi. Ara berjalan keluar kelas saat jam pulang, saat ini pikirannya hanya tertuju pada Vero.

Ara ingin tahu kondisi cowok itu setelah di pukul oleh Revan, bahkan pihak sekolah tidak tahu apa-apa soal masalah tersebut. Ataukah memang tidak ada yang berani melapor mengingat Revan adalah putra Sandi.

Salah satu pemberi dana terbesar di sekolah tersebut. Entahlah, Ara tidak tahu, dia hanya ingin meminta maaf pada Vero saat ini.

Sedangkan Revan memilih menunggu Ara di parkiran, dia berdiam diri duduk di dalam mobil mahalnya dan menunggu jam pulang sekolah untuk meminta maaf pada Ara.

Tok, tok, tok!

Sebuah ketukan di kaca jendela mobilnya membuat Revan langsung menoleh.

"Revan, buka pintunya!" Angel menggedor pintu mobil yang terkunci.

Cowok itu menghela napas, entah kenapa rasanya dia begitu malas bertemu dengan Angel saat ini.

"Gue mau ngomong sama Elo!" seru Angel sedikit keras membuat para murid yang berada di parkiran melihat ke arahnya.

Masih dengan menggedor pintu dan berteriak membuat Revan terpaksa membuka pintu mobil dan Angel langsung masuk begitu saja.

"Revan, kamu kenapa sih? Sekarang sikap kamu berbeda! Kenapa teleponku tidak diangkat? Kenapa pesanku gak di bales!! Apa kamu udah gak sayang lagi sama aku!!" Seru Angel berapi-api.

Revan mencengkram setirnya, entah kenapa sekarang perasaannya terhadap Angel benar-benar hambar. Apakah dulu dia hanya terobsesi pada Angel untuk bisa menjadi kekasihnya? Dan setelah keinginannya tercapai, sudah puas dengan pencapaiannya, sekarang perasaan itu semua menguar entah kemana.

'Apakah sebenarnya aku memang tidak mencintainya, hanya sebuah perasaan obsesi saja?' batin Revan

"Revan, kenapa diam saja! jawab pertanyaan ku!" Revan menoleh dan melihat Angel yang sudah menangis.

"Angel, maaf," gadis itu sangat terkejut ketika Revan memanggilnya tidak memakai embel-embel sayang.

"Apa benar yang di katakan Vero, kamu tadi membawa Ara pergi bersamamu? Benar, yank!" Revan terdiam lalu beberapa detik kemudian ia mengangguk.

"Kenapa, yank! Aku udah bilang kalau Ara itu bukan gadis yang baik, lihatlah wajahnya yang polos penuh dengan kepalsuan, wataknya licik dan lebih parahnya lagi, dia itu cewek murahan, dia pernah pergi ke hotel sama om-om, bukankah kamu sudah lihat buktinya?" ucap Angel menggebu.

Revan terkesiap ketika teringat kembali foto yang di perlihatkan Angel waktu itu, beberapa bulan lalu saat Ara baru beberapa hari masuk ke sekolah sebagai murid baru.

Angel memperlihatkan sebuah foto yang saat itu langsung membuat Revan berpikiran buruk tentang Ara.

Ara terlihat masuk ke dalam hotel bersama pria paruh baya dan menggandeng lengan pria itu mesra. Seketika Revan langsung ilfeel dan percaya begitu saja.

'Apa benar kalau Ara cewek yang gak bener, kenapa dulu Gue percaya begitu saja tanpa mencari tahu terlebih dahulu? Lebih tepatnya, Gue memang tidak ingin mencari tahu, tapi sekarang Gue ingin tahu segalanya dari Ara, cewek itu udah membuat hati Gue gak nyaman akhir-akhir ini,' batin Revan.

Setahu Revan, Ara tinggal di Jakarta bersama Tante dan Om-nya yang berprofesi sebagai dokter, dia memang bukan orang kaya, orang tuanya sudah bercerai. Revan tahu itu semua karena Ara sendiri yang bercerita, meskipun saat itu Revan acuh padanya.

Hanya karena sebuah foto yang tidak jelas asal usulnya, Revan langsung menge-judge Ara sebagai cewek murahan dan menjual dirinya demi bisa bersekolah di sekolahan elit seperti ini. Kesannya terhadap Ara juga sangat buruk setelah melihat dandanan Ara yang menor dan seksi.

Padahal semua itu adalah rekayasa Angel untuk membuat image Ara jatuh di depan Revan. Salah Revan juga yang langsung percaya begitu saja.

"Sayang, apa kamu sudah tergoda rayuannya?" Revan langsung menatap tajam pada Angel.

"Ara tidak merayuku, aku yang mengajaknya," Angel terkejut mendengar jawaban Revan.

"Apa? Kenapa kamu melakukan itu, yank! Kamu berselingkuh?"

"Tidak, aku memang ada urusan dengan Ara, Pak Ridwan menyuruhku untuk menjadi tutornya, jadi mulai sekarang kamu jangan berpikir macam-macam sama aku kalau akhir-akhir ini akan lebih sering bersama Ara," Revan mengeluarkan smirk-nya.

"Tapi, kenapa harus kamu yang jadi tutor dia, yank?" Revan hanya mengangkat kedua bahunya, membuat Angel benar-benar merasa marah.

Di sisi lain.

"Ra, tunggu!" Ara menoleh saat mendengar Vero memanggilnya. Panjang umur sekali dia, baru beberapa detik yang lalu Ara memikirkan cowok ini.

"Ver, Lo gak apa-apa kan?" tanya Ara ketika Vero berjalan mendekat.

Cowok itu tersenyum manis ke arah Ara. "Seharusnya Gue yang tanya sama Lo, Revan nyakitin Lo lagi, apa dia bersikap kasar, Ra?" Ara menggeleng.

Tentu dia tidak akan cerita masalah Revan yang mengatakan sesuatu yang menurutnya sudah gila.

"Revan gak apa-apain Gue, kok,"

"Jangan belain cowok brengsek itu, Ra!"

"Gue gak bela dia, emang dia gak ngapa-ngapain Gue, tadi itu Revan di suruh Pak Ridwan buat nyari Gue, udah gitu aja," jawab Ara berbohong.

Bukan karena dia membela Revan, tapi Ara tidak mau terjadi baku hantam lagi di antara kedua cowok tersebut.

"Mudah-mudahan yang Lo bilang itu bener, Ra, Gue tahu Lo itu ,,,"

"Udah, gak usah bahas lagi, Lo sendiri gimana?" tanya Ara.

"Gue gak apa-apa, ehmm mau Gue antar pulang?" tawar Vero.

Ara terlihat berpikir, entah kenapa dia takut kalau Revan melihatnya pulang bareng Vero, pasti akan ada kejadian seperti tadi. Bukan karena takut sama Revan yang menyuruhnya tidak boleh dekat dengan cowok, tapi Ara hanya kasihan terhadap Vero.

"Lain kali aja ya, Ver, Gue udah janjian sama temen soalnya," tolak Ara.

Vero merasa kecewa, tapi dia juga tidak mau memaksa Ara karena hal itu tidak baik untuk hubungannya dengan gadis yang di cintainya itu.

"Ya, udah, hati-hati kalau gitu, Gue duluan," Ara mengangguk dan menatap kepergian sahabatnya itu.

"Gue cinta sama Lo, Ra! Gue gak butuh jawaban sekarang, yang penting Lo gak menghindar dari Gue, itu aja udah cukup," ucap Vero membalikkan badannya.

Ara hanya membalasnya dengan senyuman, dan kemudian Vero masuk ke dalam mobilnya.

"Gue gak mau mikirin cinta, Gue juga gak mau jatuh cinta lagi, bagi Gue sekarang adalah cita-cita, biar bisa jadi dokter kaya Tante Fitria dan Om Adam." Batin Ara.

Kemudian gadis itu berjalan keluar gerbang sekolah, sambil mencari ojek online lewat ponselnya. Ara memang tidak memiliki kendaraan pribadi, padahal Adam sudah mempersiapkan motor bebek di garasi untuk transportasi Ara.

Tin, tin, tin!

"Berisik banget, sih!"

Tin, tin!

Ssrrtt!

"Gue anterin pulang!" Seru Gilang keluar dari dalam mobilnya.

"Gak usah, Gue mau ada perlu," jawab Ara malas.

"Gue anterin, nanti Gue beliin martabak, gimana?" Ara tidak mendengar ucapan Gilang. Dia sudah kenyang dengan sogokan makanan dari cowok itu.

"Katanya kita sahabatan, kenapa sekarang Lo jadi jutek gitu ke Gue, Ra?" Ara menoleh pada cowok itu.

Melihat tatapan memohon dari Gilang membuat Ara tidak tahan.

"Sahabat somplak!" ketus Ara.

"Tukang paksa!" lanjutnya.

Gilang hanya nyengir sambil mengangkat jari tengah dan telunjuk nya.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Marina Tarigan

Marina Tarigan

hitu dong belajar demi masa depan jodoh itu gak kemana kalau memang jodohmu Revan itu pasti terlaksana walaupun sdh marahan

2025-03-09

0

Sandisalbiah

Sandisalbiah

cewek itu emang lebih baik di cintai Ra... krn kalau cewek yg mencintai selalu berujung dgn sakit hati...

2025-03-14

0

Abinaya Albab

Abinaya Albab

setuju... belajar yg rajin raih cita² agar mamamu bangga...urusan cinta belakangan toh masih remaja juga

2025-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Sesak )
2 Bab 2 ( Patah Hati )
3 Bab 3 ( Di Permalukan )
4 Bab 4 ( Harus move on )
5 Bab 5 ( 100 soal )
6 Bab 6 ( Resah dan Gelisah )
7 Bab 7 ( Tatapan Yang Sulit di Artikan )
8 Bab 8 (Jauhi Dia)
9 Bab 9 ( Murid Baru )
10 Bab 10 ( Pembimbing Privat )
11 Bab 11 ( Revan Cemburu )
12 Bab 12 ( Siasat Angel )
13 Bab 13 ( Sahabat Somplak )
14 Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
15 Bab 15 ( Revan Berubah )
16 Bab 16 ( Hasutan Angel )
17 Bab 17 ( Bersitegang )
18 Bab 18 ( Kemarahan Revan )
19 Bab 19 ( Detak Jantung )
20 Bab 20 ( Modus )
21 Bab 21 ( Warung Bakso )
22 Bab 22 ( Berjuang )
23 Bab 23 ( Hanya Obsesi )
24 Bab 24 ( Revan & Raka )
25 Bab 25 ( Perdebatan )
26 Bab 26 ( Gue Janji )
27 Bab 27
28 Bab 28 ( Ancaman Ara )
29 Bab 29 ( Penjebakan )
30 Bab 30 ( Bukan Seperti Yang Di Harapkan )
31 Bab 31 ( Ternyata Memang Kamu )
32 Bab 32 ( Bersaing Secara Sehat )
33 Bab 33 (Belajar Bersama)
34 Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
35 Tidak Tahan
36 Ara Milik Revan
37 Jogja
38 First Kiss
39 Ada sesuatu dengan Gilang dan Nita
40 Liburan Yang Kacau
41 Masalah Nita dan Gilang
42 Akhir Liburan
43 Janji
44 Janji Putih
45 PANGGIL AKU YANK!
46 Bertemu Kembali
47 Membujuk Aldo
48 Hampir Kebablasan
49 Saingan
50 Berbesar Hati
51 Aku Cinta Kepadamu Tak Terbatas Waktu
52 Sebuah Rahasia
53 Ancaman Cecilia
54 Sama-sama punya masalah
55 Saling Terbuka
56 Keadaan Ayah
57 Meminta Hak
58 Coming soon
59 Malam Pertama
60 Bertemu dengan Cecilia
61 Ara, jangan pergi!
62 Hadiah
63 Terima kasih sayang
64 Buket mawar putih
65 "Ara!! kamu di mana!!"
66 Masakan Spesial
67 Hamil?
68 Meminta Restu
69 Masa lalu mereka
70 Wedding Day
71 Mencari Tahu
72 Masa Lalu
73 Masih Flashback
74 Masalah Yang Belum Selesai
75 Perkara Pil KB
76 Mengajak Rujuk
77 Menjemput Kebahagiaan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 ( Sesak )
2
Bab 2 ( Patah Hati )
3
Bab 3 ( Di Permalukan )
4
Bab 4 ( Harus move on )
5
Bab 5 ( 100 soal )
6
Bab 6 ( Resah dan Gelisah )
7
Bab 7 ( Tatapan Yang Sulit di Artikan )
8
Bab 8 (Jauhi Dia)
9
Bab 9 ( Murid Baru )
10
Bab 10 ( Pembimbing Privat )
11
Bab 11 ( Revan Cemburu )
12
Bab 12 ( Siasat Angel )
13
Bab 13 ( Sahabat Somplak )
14
Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
15
Bab 15 ( Revan Berubah )
16
Bab 16 ( Hasutan Angel )
17
Bab 17 ( Bersitegang )
18
Bab 18 ( Kemarahan Revan )
19
Bab 19 ( Detak Jantung )
20
Bab 20 ( Modus )
21
Bab 21 ( Warung Bakso )
22
Bab 22 ( Berjuang )
23
Bab 23 ( Hanya Obsesi )
24
Bab 24 ( Revan & Raka )
25
Bab 25 ( Perdebatan )
26
Bab 26 ( Gue Janji )
27
Bab 27
28
Bab 28 ( Ancaman Ara )
29
Bab 29 ( Penjebakan )
30
Bab 30 ( Bukan Seperti Yang Di Harapkan )
31
Bab 31 ( Ternyata Memang Kamu )
32
Bab 32 ( Bersaing Secara Sehat )
33
Bab 33 (Belajar Bersama)
34
Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
35
Tidak Tahan
36
Ara Milik Revan
37
Jogja
38
First Kiss
39
Ada sesuatu dengan Gilang dan Nita
40
Liburan Yang Kacau
41
Masalah Nita dan Gilang
42
Akhir Liburan
43
Janji
44
Janji Putih
45
PANGGIL AKU YANK!
46
Bertemu Kembali
47
Membujuk Aldo
48
Hampir Kebablasan
49
Saingan
50
Berbesar Hati
51
Aku Cinta Kepadamu Tak Terbatas Waktu
52
Sebuah Rahasia
53
Ancaman Cecilia
54
Sama-sama punya masalah
55
Saling Terbuka
56
Keadaan Ayah
57
Meminta Hak
58
Coming soon
59
Malam Pertama
60
Bertemu dengan Cecilia
61
Ara, jangan pergi!
62
Hadiah
63
Terima kasih sayang
64
Buket mawar putih
65
"Ara!! kamu di mana!!"
66
Masakan Spesial
67
Hamil?
68
Meminta Restu
69
Masa lalu mereka
70
Wedding Day
71
Mencari Tahu
72
Masa Lalu
73
Masih Flashback
74
Masalah Yang Belum Selesai
75
Perkara Pil KB
76
Mengajak Rujuk
77
Menjemput Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!