Bab 8 (Jauhi Dia)

Happy Reading 😊

'Sayang, kenapa tadi gak ke kelasku? Kamu kemana sih, aku cari di kelas-mu gak ada?'

'Yank,, kok gak di angkat teleponnya, kamu kemana sih 🤧🥺?'

Revan membaca pesan-pesan dari Angel yang sejak tadi mencarinya. Ada 5 chat masuk dari Angel tapi belum ada yang di baca oleh Revan dan baru sekarang dia membukanya. Bahkan dua panggilan masuk dari Angel juga di abaikan.

Sepertinya dia harus membalas pesan kekasihnya itu agar berhenti mencarinya. Kemudian dia memutuskan untuk membalas pesan dari sang kekasih.

'Aku lagi gak enak badan, sekarang lagi di ruang UKS'

Sesingkat itu Revan membalas dan Angel sudah merasa lega.

'Istirahat dulu gak apa-apa, sayang, aku juga udah balik ke kelas,'

Revan tidak membalas pesan itu kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku celana dan menoleh ke arah samping di mana Vero juga sedang berjalan berbarengan setelah tadi sama-sama dari kelas Ara.

"Ehmm,,,!"

Revan menghentikan langkahnya dan di susul dengan Vero yang juga ikut berhenti memandang Revan.

"Ver, jam ke-3 Gue izin gak masuk, kepala Gue pusing, Gue mau istirahat di UKS," ucap Revan sambil menunjukan wajah yang seperti sedang menahan kesakitan.

"Oke, nanti Gue izinin ke Bu Tika, ya udah Gue duluan ke kelas," kemudian Vero melanjutkan jalannya ke gendung sebelah karena kelas Revan dan kelas Ara berbeda gedung.

Revan menarik kedua sudut bibirnya, kemudian dia benar-benar pergi ke ruang UKS yang berada tidak jauh dari kelas Ara. Entah kenapa sekarang dia sangat ingin tahu Ara sedang apa, apa saja yang di kerjakan Ara di kelas.

Revan duduk di ranjang UKS yang sedang tidak di jaga itu, entah kemana penjaga yang biasanya ada dan stand by, Revan tidak tidak mempermasalahkan. Cowok tampan itu mengambil ponselnya kembali, membuka aplikasi pesan dan melihat nama di daftar kontak.

'Gadis Bodoh 🙄'

Revan tersenyum sendiri jika membaca nama yang dia sematkan untuk nomer Ara. Tangannya tergerak untuk memencet tulisan Chat, mengetik kata-kata, kemudian menghapusnya lagi.

Revan menghela napas, kenapa rasanya gugup seperti ini, seumur hidupnya dia belum pernah merasa gugup saat akan mengirim chat pada seseorang. Bahkan dengan Angel saja Revan langsung mengirim apa yang ada di dalam pikirannya.

Tapi entah kenapa dia merasa gugup saat akan mengirim pesan untuk gadis yang sudah di tolaknya mentah-mentah itu. Ah, mungkin bisa jadi karena hal itu, menjadikan Revan merasa tidak enak dan gugup setengah mati.

"Gue beneran udah gila!" gumam Revan saat dia sudah berhasil mengirimkan pesan untuk Ara.

'Save nomor Gue,"

Revan merasa hal itu sedikit berlebihan, tapi setelah mengetahui bahwa memang nomernya tidak di simpan dengan Ara, membuat Revan sedikit kesal.

Centang biru dua.

Sedang mengetik ....

Revan tersenyum dengan jantung yang sudah berdebar menunggu balasan dari Ara. Tapi sesaat kemudian senyuman itu memudar kala tidak mendapatkan balasan dari Ara, bahkan saat ini dia sudah offline.

"Wah, parah ni cewek, udah bikin Gue jantungan setengah mati tapi cuma nge-prank, Aaggrkk!" Revan mengacak rambutnya frustasi dan dia merasa kesal karena Ara tidak membalasnya.

"Lihat aja, Gue bakal neror Lo, Ra. Seperti dulu Lo yang suka neror Gue," gumam Revan tersenyum sendiri.

Diapun memberondong chat un-faedah untuk Ara, tapi hanya centang satu. Revan mendesah kasar, kenapa sekarang dia jadi gila seperti ini.

###

Saat jam istirahat.

Ara sudah tidak pernah ke kantin lagi setelah mendapatkan 100 soal matematika dari guru killernya itu. Dia lebih menghabiskan banyak waktu untuk belajar memecahkan soal dari angka-angka yang membuatnya pusing itu.

"Hai, Ra,, udah makan belum? aku bawaain bakso bakar kesukaan Lo," ucap Vero menyodorkan sebuah kotak bekal di hadapan Ara.

"Makasih, Ver, Gue udah makan kok tadi," jawab Ara tersenyum.

"Oh, bagus deh kalau gitu, Gue kira Lo belum makan,"

"Gue sekarang bawa bekal terus, Ver, lumayan lah bisa ngirit," jawab Ara nyengir. Hal itu sukses membuat jantung Vero berdebar-debar.

"Ehmm, belum selesai juga, Ra?" tanya Vero mengalihkan, dia harus bisa mengontrol jantungnya saat ini.

"Baru selesai setengah, padahal waktu yang di kasih Pak Ridwan tinggal seminggu lagi," jawab Ara lemah.

"Lo gak mau sih, Gue yang kerjain, pasti udah selesai dari sekarang,"

"Kalau Lo yang ngerjain tugas Gue, itu sama aja Ver, lagian Lo Gue suruh ngajarin gak mau!".

"Bukannya gak mau, Ra. Tapi Gue gak bisa kalau di suruh ngajarin gitu, susah ngejelasinnya. Kalau Gue lihat angka-angka seperti itu, rasanya otak ini langsung bekerja gitu tanpa di perintah," jawab Vero tidak berbohong. Dia memang tidak bisa kalau di suruh menjelaskan rumus-rumus matematika seperti itu.

Tapi karena memang aslinya sudah cerdas, cowok itu tanpa kesulitan dalam menghafalkan rumus-rumus yang menjadi musuh Ara selama ini.

"Parah, parah, Gue juga mau donk di kasih otak encer kaya gini!" seru Ara sambil menyentuh rambut Vero yang di tata ala-ala jabrik itu.

Vero langsung menegang, jantungnya berdetak kencang lagi. Ara yang menyadari hal itu langsung menurunkan tangannya.

"Maaf," cicit Ara.

"Gak apa-apa kok, gue malah seneng." Vero tersenyum manis. Membuat Ara mengalihkan pandangannya agar tidak melihat ketampanan Vero yang luar biasa. Dia selevel Revan kalau masalah wajah.

###

Bruukk!! Revan melempar beberapa buku pelajaran di hadapan Vero.

"Buku Lo, Gue balikin semuanya," ucap Revan tanpa menoleh dan berjalan duduk di kursinya. Vero menatap Revan dengan tatapan aneh.

"Lo udah gak butuh, ya udah, bilang makasih atau traktir juga boleh, Van," Vero berusaha bercanda.

Tapi Revan malas menanggapi sahabat baiknya itu apalagi setelah tadi dia melihat Vero dan Ara duduk bersebelahan di kelas dan terlihat bercanda bersama. Hal itu membuat Revan merasa kesal pada Vero.

"Sepertinya akhir-akhir ini Lo dekat sama Ara, ya?" Vero langsung menoleh dan mendapati Revan yang sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Iya, Gue emang sengaja deketin Ara, biar dia gak ganggu Lo lagi," jawab Vero terkekeh. Berusaha membuat suasana tidak begitu tegang.

Tapi memang suasana sudah tidak baik sejak Revan masuk ke dalam kelas dengan wajah yang kesal. Apalagi setelah melihat Vero dan Ara yang semakin terlihat akrab.

"Sebaiknya mulai sekarang Lo gak perlu dekat sama gadis itu!" Vero mengerutkan keningnya.

"Memangnya kenapa kalau Gue deketin Ara?" tanya Vero yang kali ini lebih serius.

Revan bingung harus menjawab apa. "Ya, gak usah deket-deket sama cewek itu, Lo gak pantes sama dia," jawab Revan.

"Apa motivasi Lo berkata seperti itu, Van!" kali ini suara Vero penuh penekanan.

"Lo gak pantes sama Ara, karena dia itu cuma gadis bodoh!" jawab Revan yang membuat Vero kali ini bungkam.

####

Keesokan paginya.

Ara berlari masuk ke dalam sekolah karena dia terlambat datang, gadis itu harus sampai di kelas sebelum Pak Ridwan hadir.

BRUUKK!!

"Aduh,, woii, Lo halangi jalan Gue! sakit nih!!" Ara menabrak sebuah punggung seorang cowok yang saat ini tengah menoleh ke arahnya. "Sori, sori,, Gue bantuin Lo berdiri," cowok itu menyodorkan tangannya untuk membantu Ara berdiri.

"Gak perlu!" Ara berdiri sendiri dan sudi kalau harus di bantu sama cowok yang tidak dia kenal.

"Gue Gilang, salam kenal, ya? Gue murid baru di sini," cowok itu menyodorkan tangannya kembali.

Ara menatap cowok tampan itu, kulitnya putih, hidung mancung dan alis yang tebal, sungguh mahluk Tuhan yang sempurna selain Revan.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Abinaya Albab

Abinaya Albab

jahat bgt mulut Revan

2025-02-20

1

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Yeezz ada murid baru,Semoga seseorg itu tambah kebakaran jenggot..👏🏻👏🏻👍🏻👍🏻🤣🤣

2023-06-02

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Oh berarti beneran nih nomor Revan,apa dia tukar nomor lain ya??

2023-06-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Sesak )
2 Bab 2 ( Patah Hati )
3 Bab 3 ( Di Permalukan )
4 Bab 4 ( Harus move on )
5 Bab 5 ( 100 soal )
6 Bab 6 ( Resah dan Gelisah )
7 Bab 7 ( Tatapan Yang Sulit di Artikan )
8 Bab 8 (Jauhi Dia)
9 Bab 9 ( Murid Baru )
10 Bab 10 ( Pembimbing Privat )
11 Bab 11 ( Revan Cemburu )
12 Bab 12 ( Siasat Angel )
13 Bab 13 ( Sahabat Somplak )
14 Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
15 Bab 15 ( Revan Berubah )
16 Bab 16 ( Hasutan Angel )
17 Bab 17 ( Bersitegang )
18 Bab 18 ( Kemarahan Revan )
19 Bab 19 ( Detak Jantung )
20 Bab 20 ( Modus )
21 Bab 21 ( Warung Bakso )
22 Bab 22 ( Berjuang )
23 Bab 23 ( Hanya Obsesi )
24 Bab 24 ( Revan & Raka )
25 Bab 25 ( Perdebatan )
26 Bab 26 ( Gue Janji )
27 Bab 27
28 Bab 28 ( Ancaman Ara )
29 Bab 29 ( Penjebakan )
30 Bab 30 ( Bukan Seperti Yang Di Harapkan )
31 Bab 31 ( Ternyata Memang Kamu )
32 Bab 32 ( Bersaing Secara Sehat )
33 Bab 33 (Belajar Bersama)
34 Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
35 Tidak Tahan
36 Ara Milik Revan
37 Jogja
38 First Kiss
39 Ada sesuatu dengan Gilang dan Nita
40 Liburan Yang Kacau
41 Masalah Nita dan Gilang
42 Akhir Liburan
43 Janji
44 Janji Putih
45 PANGGIL AKU YANK!
46 Bertemu Kembali
47 Membujuk Aldo
48 Hampir Kebablasan
49 Saingan
50 Berbesar Hati
51 Aku Cinta Kepadamu Tak Terbatas Waktu
52 Sebuah Rahasia
53 Ancaman Cecilia
54 Sama-sama punya masalah
55 Saling Terbuka
56 Keadaan Ayah
57 Meminta Hak
58 Coming soon
59 Malam Pertama
60 Bertemu dengan Cecilia
61 Ara, jangan pergi!
62 Hadiah
63 Terima kasih sayang
64 Buket mawar putih
65 "Ara!! kamu di mana!!"
66 Masakan Spesial
67 Hamil?
68 Meminta Restu
69 Masa lalu mereka
70 Wedding Day
71 Mencari Tahu
72 Masa Lalu
73 Masih Flashback
74 Masalah Yang Belum Selesai
75 Perkara Pil KB
76 Mengajak Rujuk
77 Menjemput Kebahagiaan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 ( Sesak )
2
Bab 2 ( Patah Hati )
3
Bab 3 ( Di Permalukan )
4
Bab 4 ( Harus move on )
5
Bab 5 ( 100 soal )
6
Bab 6 ( Resah dan Gelisah )
7
Bab 7 ( Tatapan Yang Sulit di Artikan )
8
Bab 8 (Jauhi Dia)
9
Bab 9 ( Murid Baru )
10
Bab 10 ( Pembimbing Privat )
11
Bab 11 ( Revan Cemburu )
12
Bab 12 ( Siasat Angel )
13
Bab 13 ( Sahabat Somplak )
14
Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
15
Bab 15 ( Revan Berubah )
16
Bab 16 ( Hasutan Angel )
17
Bab 17 ( Bersitegang )
18
Bab 18 ( Kemarahan Revan )
19
Bab 19 ( Detak Jantung )
20
Bab 20 ( Modus )
21
Bab 21 ( Warung Bakso )
22
Bab 22 ( Berjuang )
23
Bab 23 ( Hanya Obsesi )
24
Bab 24 ( Revan & Raka )
25
Bab 25 ( Perdebatan )
26
Bab 26 ( Gue Janji )
27
Bab 27
28
Bab 28 ( Ancaman Ara )
29
Bab 29 ( Penjebakan )
30
Bab 30 ( Bukan Seperti Yang Di Harapkan )
31
Bab 31 ( Ternyata Memang Kamu )
32
Bab 32 ( Bersaing Secara Sehat )
33
Bab 33 (Belajar Bersama)
34
Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
35
Tidak Tahan
36
Ara Milik Revan
37
Jogja
38
First Kiss
39
Ada sesuatu dengan Gilang dan Nita
40
Liburan Yang Kacau
41
Masalah Nita dan Gilang
42
Akhir Liburan
43
Janji
44
Janji Putih
45
PANGGIL AKU YANK!
46
Bertemu Kembali
47
Membujuk Aldo
48
Hampir Kebablasan
49
Saingan
50
Berbesar Hati
51
Aku Cinta Kepadamu Tak Terbatas Waktu
52
Sebuah Rahasia
53
Ancaman Cecilia
54
Sama-sama punya masalah
55
Saling Terbuka
56
Keadaan Ayah
57
Meminta Hak
58
Coming soon
59
Malam Pertama
60
Bertemu dengan Cecilia
61
Ara, jangan pergi!
62
Hadiah
63
Terima kasih sayang
64
Buket mawar putih
65
"Ara!! kamu di mana!!"
66
Masakan Spesial
67
Hamil?
68
Meminta Restu
69
Masa lalu mereka
70
Wedding Day
71
Mencari Tahu
72
Masa Lalu
73
Masih Flashback
74
Masalah Yang Belum Selesai
75
Perkara Pil KB
76
Mengajak Rujuk
77
Menjemput Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!