Bab 5 ( 100 soal )

Happy Reading 😉

"Pokoknya saya tidak mau tahu, kamu harus ikut remidi! kalau tidak, kamu tidak akan saya naikkan kelas."

"Jangan donk, pak!" seru gadis itu.

Ara terlihat panik ketika mendengar kata-kata dari Pak Ridwan. Jangan sampai Ara tidak naik kelas. Ibunya akan sangat marah kalau tahu hal itu. Ara tidak mau Ibunya kecewa padanya, apalagi saat ini hanya Ara yang bisa jadi kebanggaan. Kedua orang tuanya sudah bercerai dan hal itu membuat sang Ibu terpuruk.

“Kalau kamu mau naik kelas, harus belajar yang rajin! Ini semua nilai mata pelajaran kamu banyak yang menurun! Bapak akan memberimu 100 soal pelajaran Matematika untuk kamu pelajari dan menjawab semua soal dengan benar,” Ara melongo tidak percaya.

100 soal Matematika? Apa dia tidak salah dengar?

“Nanti Bapak akan membuatkan soal-soal itu dulu, besok akan Bapak serahkan pada kamu, saya beri waktu sebulan untuk menyelesaikannya,” ucap Pak Ridwan. Ara masih diam mematung, mencerna apa yang baru saja guru killernya itu ucapkan.

“Tapi, Pak ... !” Ara ingin menolak tetapi Pak Ridwan sudah pergi dari hadapan gadis tersebut.

“Aduh, mati Gue! Mana bisa Gue mengerjakan 100 soal Matematika, itukan pelajaran yang paling Gue benci,” gumam Ara.

Dengan rasa letih yang menguras pikiran karena harus melawan pelajaran yang sangat tidak di sukainya itu membuat Ara langsung lemas seketika.

Ara memangku wajahnya dengan pikiran yang kacau, sungguh dia tidak akan sanggup dengan tantangan dari guru killernya itu. 100 soal Matematika harus selesai dalam waktu sebulan. Rasanya Ara ingin kembali ke Jogja saja agar terhidar dari rumus dan pecahan-pecahan huruf yang akan membuatnya pusing tujuh keliling.

“Tuh, anaknya, kaya orang yang kesurupan setan, kerjaannya bengong dan diem mulu,” tunjuk Nita ke arah Ara yang sedang terlihat melamun, padahal isi di otaknya sedang pusing memikirkan bagaimana caranya kabur ke tanah kelahirannya.

Romi dan Vero langsung berjalan ke arah gadis tersebut dengan tatapan prihatin. Tadi kedua pria tampan itu mencari Nita untuk ingin tahu kabar dari Ara, setelah dua hari yang lalu gadis itu telah di permalukan sahabat mereka sendiri, Ara tidak pernah nampak makan di kantin lagi.

“Hai, Ra? Apa kabar? Kita ganggu gak?” sapa Romi menggaruk kepalanya sambil mesem.

Ara yang mendengar itu langsung mendongak dan menatap kedua cowok populer di sekolah dengan tatapan menyedihkan. “Ra, jangan terlalu memendam kesedihan, move on donk!” Nita duduk di samping sahabatnya itu untuk memberi dukungan.

“Iya Ra, Lo gak perlu bersedih lagi, Gue juga mengutuk perbuatan Revan ke Elo, masih banyak cowok yang bisa bahagia in Lo, termasuk Gue,” ucap Vero ikut merasa sedih melihat kondisi Ara yang benar-benar tidak bisa seceria biasanya.

“Makasih, Gue gak apa-apa kok,” jawab Ara nyengir, menampilkan sederetan gigi putihnya. Terlihat sangat cantik alami bahkan Vero dan Romi langsung terpana. Ara kali ini memang tidak memakai bedak tebal ataupun gincu seperti sebelum-sebelumnya yang membuat Revan ilfeel dengan penampilannya yang terlihat sedikit dewasa bahkan terkesan seperti wanita penggoda. Bedak tebal, lipstik merah bahkan terkadang memakai blus on tipis di pipinya yang membuatnya terkesan seperti badut.

Dulu Ara mengira dengan sedikit berdandan dan memakai pakaian yang pas di badan dan sedikit ketat, akan membuat Revan suka, bukankah biasanya para cowok suka dengan cewek yang terlihat seksi dan menor? Itulah dulu yang ada di pikiran Ara, padahal nyatanya Revan bukan tipe cowok yang suka hal-hal seperti itu.

Mungkin Ara memang baru sadar jika dulu penampilannya benar-benar norak, dan sekarang gadis itu akan merubah penampilannya yang seperti dulu lagi, dulu penampilan Ara selalu polos dan sederhana. Sebenarnya Ara bukan tipe cewek yang suka dandan menor, dia yang terlalu di bodohi oleh rasa yang namanya cinta. Sekarang sudah saatnya dia kembali menjadi dirinya sendiri. Rambut yang di kucir kuda dan hanya bedak tipis dan pelembab bibir pink samar agar terlihat lembab. Itulah jati diri Ara yang sesungguhnya.

“Eghem!” Ara berdehem, membuyarkan tatapan kagum kedua cowok itu. “Eh, kita berdua siap jadi sandaran buat Lo, Ra, kalau Lo sedih,” Romi menyenggol lengan Vero ketika cowok itu berucap.

“Apaan sih, Rom, Gue cuma mau hibur Ara,” bisik Vero.

Nita dan Ara saling berpandangan melihat tingkah kedua cowok populer yang sedang cari muka di depan Ara itu.

“Makasih ya buat kalian semua yang udah mau menghibur Gue, sebenarnya Gue udah enggak kepikiran sama kejadian kemarin, jadi kalian enggak usah khawatir,” ucap Ara tersenyum menatap satu persatu ketiga orang tersebut.

“Iya, Ra, Lo harus kuat, harus bisa move on, kalau ada apa-apa Lo bisa chat Gue,” ucap Vero yang sepertinya mulai melancarkan aksi pendekatan. Vero memang sudah lama kagum dengan Ara, tapi dia hanya bisa diam tanpa berani mendekati Ara karena Vero tahu bahwa pria yang di sukai Ara adalah Revan.

"Betul, Ra, masih ada kita," ucap Romi yang ?langsung di angguki gadis cantik itu.

Mungkin mereka bertiga pikir Ara sedang frustrasi dan sedih karena masalah Revan, padahal sebenarnya saat ini yang di pikirkan Ara adalah bagaimana caranya dia bisa mengerjakan 100 soal yang di berikan oleh Pak Ridwan.

###

Revan mendatangi Romi dan Vero di markas mereka, di sebuah ruangan yang memang di khususkan untuk para OSIS. “Bro, jangan bersikap kaya anak kecil, donk?” ucap Revan kepada kedua sahabatnya itu.

“Di sini siapa yang kekanakan?” sahut Romi yang di angguki oleh Vero.

“Gue enggak bisa maksain diri donk buat suka sama seseorang, jangan hanya karena Cewek kalian jadi ngejauhin Gue kaya gini?” Romi mendekati Revan dan menepuk bahunya.

“Bukan gitu, Van. Kita gak nyalahin perasaan Lo, tapi yang kita sayangkan itu kenapa Lo harus mempermalukan Ara di depan seluruh siswa, seharusnya hal seperti ini jangan sampai terjadi, apalagi Lo itu ketua OSIS, panutan kita semua,” ucap Romi.

Revan menunduk, mungkin memang benar dia sudah keterlaluan dengan Ara, tapi dalam hatinya Revan gengsi dan tidak akan meminta maaf pada gadis itu.

“Iya, Gue ngaku salah, tapi jangan menghakimi Gue lagi, kita udah bersahabat lama, masa cuma gara-gara cewek, kalian enggak mau berteman lagi sama Gue?”

Romi dan Vero tertawa, sebenarnya mereka juga tidak bermaksud untuk memutuskan pertemanan yang sudah terjalin lama itu. Hanya merasa sedikit kesal dan kecewa dengan Revan yang sudah bertingkah kelewatan.

“Kenapa tertawa? Kalian ngeledek Gue?”

“Kita enggak akan melepaskan Lo sebagai sahabat, Van.” Mata Revan berbinar.

“Jadi kita tetep kaya dulu, kan?”

“Iya, kita tetap sahabat,” jawab Romi dan Vero kompak.

Ketiga cowok terpopuler di sekolah itu langsung bertos ria.

Bersambung.

Nanti up lagi kalau othor udah dapat bunga atau kopi 😉

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

lanjutkan kak 💪 lanjut

2022-11-20

0

Dewi Zahra

Dewi Zahra

semangat Ara💪💪💪💪

2022-06-23

0

Eva Fransiska Eva

Eva Fransiska Eva

100 soal matematika😰😰😰😱😱nyerah aku

2022-03-17

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 ( Sesak )
2 Bab 2 ( Patah Hati )
3 Bab 3 ( Di Permalukan )
4 Bab 4 ( Harus move on )
5 Bab 5 ( 100 soal )
6 Bab 6 ( Resah dan Gelisah )
7 Bab 7 ( Tatapan Yang Sulit di Artikan )
8 Bab 8 (Jauhi Dia)
9 Bab 9 ( Murid Baru )
10 Bab 10 ( Pembimbing Privat )
11 Bab 11 ( Revan Cemburu )
12 Bab 12 ( Siasat Angel )
13 Bab 13 ( Sahabat Somplak )
14 Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
15 Bab 15 ( Revan Berubah )
16 Bab 16 ( Hasutan Angel )
17 Bab 17 ( Bersitegang )
18 Bab 18 ( Kemarahan Revan )
19 Bab 19 ( Detak Jantung )
20 Bab 20 ( Modus )
21 Bab 21 ( Warung Bakso )
22 Bab 22 ( Berjuang )
23 Bab 23 ( Hanya Obsesi )
24 Bab 24 ( Revan & Raka )
25 Bab 25 ( Perdebatan )
26 Bab 26 ( Gue Janji )
27 Bab 27
28 Bab 28 ( Ancaman Ara )
29 Bab 29 ( Penjebakan )
30 Bab 30 ( Bukan Seperti Yang Di Harapkan )
31 Bab 31 ( Ternyata Memang Kamu )
32 Bab 32 ( Bersaing Secara Sehat )
33 Bab 33 (Belajar Bersama)
34 Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
35 Tidak Tahan
36 Ara Milik Revan
37 Jogja
38 First Kiss
39 Ada sesuatu dengan Gilang dan Nita
40 Liburan Yang Kacau
41 Masalah Nita dan Gilang
42 Akhir Liburan
43 Janji
44 Janji Putih
45 PANGGIL AKU YANK!
46 Bertemu Kembali
47 Membujuk Aldo
48 Hampir Kebablasan
49 Saingan
50 Berbesar Hati
51 Aku Cinta Kepadamu Tak Terbatas Waktu
52 Sebuah Rahasia
53 Ancaman Cecilia
54 Sama-sama punya masalah
55 Saling Terbuka
56 Keadaan Ayah
57 Meminta Hak
58 Coming soon
59 Malam Pertama
60 Bertemu dengan Cecilia
61 Ara, jangan pergi!
62 Hadiah
63 Terima kasih sayang
64 Buket mawar putih
65 "Ara!! kamu di mana!!"
66 Masakan Spesial
67 Hamil?
68 Meminta Restu
69 Masa lalu mereka
70 Wedding Day
71 Mencari Tahu
72 Masa Lalu
73 Masih Flashback
74 Masalah Yang Belum Selesai
75 Perkara Pil KB
76 Mengajak Rujuk
77 Menjemput Kebahagiaan
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 ( Sesak )
2
Bab 2 ( Patah Hati )
3
Bab 3 ( Di Permalukan )
4
Bab 4 ( Harus move on )
5
Bab 5 ( 100 soal )
6
Bab 6 ( Resah dan Gelisah )
7
Bab 7 ( Tatapan Yang Sulit di Artikan )
8
Bab 8 (Jauhi Dia)
9
Bab 9 ( Murid Baru )
10
Bab 10 ( Pembimbing Privat )
11
Bab 11 ( Revan Cemburu )
12
Bab 12 ( Siasat Angel )
13
Bab 13 ( Sahabat Somplak )
14
Bab 14 ( Terlambat Menyadari )
15
Bab 15 ( Revan Berubah )
16
Bab 16 ( Hasutan Angel )
17
Bab 17 ( Bersitegang )
18
Bab 18 ( Kemarahan Revan )
19
Bab 19 ( Detak Jantung )
20
Bab 20 ( Modus )
21
Bab 21 ( Warung Bakso )
22
Bab 22 ( Berjuang )
23
Bab 23 ( Hanya Obsesi )
24
Bab 24 ( Revan & Raka )
25
Bab 25 ( Perdebatan )
26
Bab 26 ( Gue Janji )
27
Bab 27
28
Bab 28 ( Ancaman Ara )
29
Bab 29 ( Penjebakan )
30
Bab 30 ( Bukan Seperti Yang Di Harapkan )
31
Bab 31 ( Ternyata Memang Kamu )
32
Bab 32 ( Bersaing Secara Sehat )
33
Bab 33 (Belajar Bersama)
34
Bab 34 ( Jalan Untuk Membuka Hati )
35
Tidak Tahan
36
Ara Milik Revan
37
Jogja
38
First Kiss
39
Ada sesuatu dengan Gilang dan Nita
40
Liburan Yang Kacau
41
Masalah Nita dan Gilang
42
Akhir Liburan
43
Janji
44
Janji Putih
45
PANGGIL AKU YANK!
46
Bertemu Kembali
47
Membujuk Aldo
48
Hampir Kebablasan
49
Saingan
50
Berbesar Hati
51
Aku Cinta Kepadamu Tak Terbatas Waktu
52
Sebuah Rahasia
53
Ancaman Cecilia
54
Sama-sama punya masalah
55
Saling Terbuka
56
Keadaan Ayah
57
Meminta Hak
58
Coming soon
59
Malam Pertama
60
Bertemu dengan Cecilia
61
Ara, jangan pergi!
62
Hadiah
63
Terima kasih sayang
64
Buket mawar putih
65
"Ara!! kamu di mana!!"
66
Masakan Spesial
67
Hamil?
68
Meminta Restu
69
Masa lalu mereka
70
Wedding Day
71
Mencari Tahu
72
Masa Lalu
73
Masih Flashback
74
Masalah Yang Belum Selesai
75
Perkara Pil KB
76
Mengajak Rujuk
77
Menjemput Kebahagiaan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!