#11

2 hari berikutnya, Zeno tetap melayani Al seperti sebelumnya. Al sudah terbiasa dengan sikap Zeno yang semaunya sendiri.

"Apa kau meninggalkan pekerjaanmu karena menjagaku?", tanya Al di meja makan.

"Hmm", jawab Zeno.

"Aku bisa memanfaatkanmu sepertinya", kata Al.

"Manfaatkan aku.. cobalah", tantang Zeno.

Al tersenyum sinis.

"Mengapa kau menyukaiku?aku bahkan ingin menendangmu", kata Al.

Zeno tertawa.

"You're a rare girl... dan aku berniat akan terus menggodamu", jawab Zeno.

"Kau hanya penasaran padaku karena aku tak tertarik padamu..jika aku masuk dalam perangkapmu kau akan meninggalkanku dengan perasaan puas .. aku sangat hafal kelicikan laki laki seperti dirimu", kata Al.

"Kau menilaiku seperti itu?no problem..itu hakmu", ucap Zeno.

"Aku akan pulang hari ini", kata Al.

"Kau tidak suka tinggal disini?", tanya Zeno.

"Aku suka..yang tidak aku suka hanya dirimu", jawab Al.

"Mengapa kau tidak menyukaiku?", tanya Zeno serius.

"Entahlah..aku hanya tidak menyukaimu..", kata Al cuek.

"Aku pulang.. aku akan naik taxi saja", kata Al beranjak dari kursinya.

Zeno menghampiri Al dan menghadangnya.

"Ada apa lagi?", tanya Al.

"Aku akan mengantarmu", kata Zeno.

"Tidak perlu", jawab Al.

Zeno menggandeng tangan Al tanpa bisa dilepaskan oleh Al karena Zeno menggenggamnya dengan sangat erat.

"Kau selalu membuat darahku naik", kesal Al.

Zeno tiba tiba berhenti dan berbalik arah melihat Al hingga tubuh mereka bersentuhan.

Zeno tak mengatakan apapun. Dia hanya memandang mata hijau Al dengan dalam.

Al mencoba mengalihkan pandangannya dan Zeno menahan rahangnya agar tetap memandang mata Zeno.

"Look at me..just look at me", lirih Zeno.

Al memandang mata Zeno. Zeno mendekatkan wajahnya ke wajah Al hingga hidung mancung mereka bersentuhan.

"Ehem.. ehem..", Stefan tiba tiba masuk dan melihat Al dan Zeno yang sepertinya akan berciuman.

'Aaahh.. shiiitt', batin Zeno kesal.

"Ceritakan tentang ini nanti kak..ada apa dengan kalian?", kata Stefan tersenyum.

"Dia menculikku Stefan", kata Al datar.

Zeno memandang mata Al dan tersenyum smirk.

"Ya.. aku menculiknya.. aku menyukainya Stefan.. bantu aku mendapatkannya.. dia terlalu keras kepala", kata Zeno yang malah membuat Al semakin kesal.

"Wohoooo.. aku akan membantumu kak.. sumbangkan sedikit sahammu untukku", kata Stefan tertawa kecil.

Al membelalakkan matanya pada Stefan.

"Sorry Al.. dia kakakku.. jadi aku harus membantunya bukan?", kata Stefan tertawa.

"Aku akan menghajarmu nanti", kata Al pada Stefan.

"Kakak .. lindungi adik tampanmu ini dari wanitamu yang menakutkan itu", kata Stefan tertawa geli.

Zeno tertawa kecil lalu menggandeng Al keluar karena Zeno akan mengantarnya pulang.

"Kau sangat cantik Al.. pertahankan baju itu", kata Stefan menggodanya karena Al memakai baju yang sangat feminin.

Al hanya mengikuti langkah Zeno tanpa menggubris lelucon menyebalkan dari Stefan.

Zeno membawanya ke mobilnya. Lalu mengantar Al pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah Al, Zeno mengantar Al sampai masuk ke mansion.

Karena masih pagi, jadi Adrik belum berangkat ke kantor. Dia melihat Zeno di ruang tamunya dan menyambutnya.

"Tuan Zeno?kau sampai mengantar Al kemari.. terima kasih", kata Adrik.

"Dia ikut bersamaku.. jadi itu tanggung jawabku sampai dia pulang ke rumah..ah ya dia sedikit mengalami kecelakaan dan kepalanya terluka", kata Zeno.

"Ya Tuhan..apakah kau baik baik saja Al?", tanya Adrik.

"I'm fine dad.. aku akan ke atas dulu", kata Al.

"Bolehkan aku mengantarnya ke atas?", tanya Zeno dengan pedenya.

Adrik cukup terkejut dengan permintaan Zeno.

"Ah yaa..silahkan", kata Adrik.

"Dad..jangan izinkan dia", kata Al kesal.

"Al..apa salahnya jika dia mengantarmu?", kata Adrik.

"Aku bukan anak kecil dad", kata Al dan naik ke tangga.

Zeno tetap mengikutinya dari belakang.

JANGAN LUPA LIKE KOMEM VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA ❤❤❤

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***