BAB 2

Ia berdiri di tepi jalan, menunggu angkutan umum yang lewat dengan tatapannya yang masih saja terlihat kosong.

Tepat di hadapannya, terpampang nyata sebuah baliho besar yang bergambar seorang pengusaha muda yang sukses. Anna terus memandangi wajah tampan si pengusaha kaya raya yang kala itu nampak tersenyum begitu gagahnya.

"Huh, andai saja aku punya banyak uang seperti dia, pasti saat ini hidupku tidak akan sulit," Celetuk Anna seorang diri sembari terus memandang nanar wajah pemuda di baliho itu.

Akhirnya angkutan yang di tunggu pun tiba, Anna menaikinya dan terduduk lesu di dalamnya.

Anna bermaksud untuk pulang ke rumahnya terlebih dulu karena ingin mengambil pakaiannya dan beberapa barang lainnya untuk di bawanya ke rumah sakit.

Kini Anna telah sampai di depan gang rumahnya, ia turun dari angkutan umum dengan tenang.

Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba saja Anna di kagetkan dengan seorang lelaki berbadan tegap yang menarik lengannya begitu saja.

"Heh, apa-apaan kau ini?" Bentak Anna dengan matanya yang mulai membulat.

"Sssstttt." Ucap lelaki itu.

"Tolong!" Teriak Anna yang merasa keselamatannya sedang terancam.

"Hei, hei ssssttttt." Lelaki itu bergegas membawanya masuk ke gang sempit dan menyandarkannya di tembok.

"Lepas, lepaskan aku!!" Berontak Anna.

Merasa Anna susah di atur, lelaki itu pun dengan terpaksa membekap mulutnya dengan sebalah tangannya, hingga membuat Anna tak bisa berteriak lagi.

"Aku mohon diam lah, aku bukan orang jahat yang ingin merampok apalagi mencelakaimu." Bisik lelaki itu sembari terus menoleh ke arah belakangnya.

Anna pun terdiam, lalu mulai memandangi wajah lelaki yang sangat tak asing baginya, namun ia juga tidak ingat pernah melihat lelaki itu di mana.

"Argaaa!" Teriak segerombolan orang yang tiba-tiba saja terdengar.

"Arga dimana kau? Keluar kau Arga! Kami tau kau pasti masih berada di sekitar sini. Cepat keluar lah!!" Seru seorang lelaki berotot.

Anna pun terdiam, lalu memandangi kembali wajah lelaki itu.

"Arga? Apa yang di maksud adalah Arga Widjaya? Pengusaha sukses yang fotonya baru kulihat di baliho tadi??" Tanya Anna dalam hati dengan matanya yang mulai kembali membulat.

"Hei, tolong bantu aku, aku sedang di kejar-kejar oleh para preman itu, tolong bantu aku selamat dari gang ini. Jika kamu menyelamatkan aku, maka aku berjanji akan memberimu uang 1 Milyar, aku bersumpah!" Bisik lelaki itu lagi, lelaki yang diketahui bernama Arga.

Anna pun terdiam sejenak, entah kenapa saat itu tidak ada keraguan dalam dirinya untuk menolong Arga, mengingat Arga memanglah pengusaha sukses yang sangat kaya raya.

"Ayo cepat lah bantu aku, jangan diam saja. Sebentar lagi mereka akan tiba disini dan habis lah aku." Pujuk Arga yang kala itu terlihat mulai keringat dingin dengan deru nafasnya yang begitu terengah-engah.

"Baiklah, ayo ikut denganku, rumahku ada di dekat sini." Bisik Anna yang langsung menarik tangan Arga.

Arga pun diam dan terus mengikuti langkah Anna, hanya berjarak beberapa belas meter saja, kini tiba lah mereka di rumah Anna yang begitu sederhana.

"Ayo cepat masuk lah!" Bisik Anna sembari menarik cepat tangan Arga.

Anna bergegas menutup dan mengunci pintu rumahnta, tak lama suara hentakan kaki yang terdengar begitu bergemuruh di depan rumahnya santer terdengar.

"Dimana dia? Kenapa cepat sekali hilangnya?" Tanya salah satu orang.

Anna pun semakin dibuat panik, membuatnya bergegas menarik tangan Arga lagi untuk menyembunyikannya di dalam kamarnya agar lebih aman.

Arga pun duduk terdiam di tepi ranjang, namun keringatnya terlihat semakin mengucur deras, begitu pula dengan nafasnya yang terlihat semakin tersengal-sengal.

Anna yang melihat hal itu pun mulai di buat kebingungan, ia pun bergegas beranjak ke dapur untuk mengambilkan segelas air untuknya.

"Kamu terlihat begitu syok, ini minum lah dulu." Ucapnya sembari memberikan gelas berisikan air putih,

Arga meraih gelas itu dengan tangannya yang semakin gemetaran dan langsung meminum air yang diberikan oleh Anna hingga kandas.

"Hei, ada apa denganmu? Kurasa orang-orang itu sudah pergi, kenapa kau masih saja nampak begitu ketakutan?" Tanya Anna yang terlihat bingung dengan gelagat aneh Arga.

"Ak,, aku bukan ketakutan, tapi aku sedang menahan sesuatu."

"Menahan sesuatu? Apa? Oh apa kau ingin buang air?"

"Bu,, bukan! Bukan itu."

"Lalu?" Anna pun kembali mengernyitkan dahinya.

Arga mulai menatap Anna, lalu bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Anna, kedua tangannya mulai memegang erat kedu pundak Anna. Membuat Anna kembali panik, namun tetap berusaha untuk bersikap tenang.

"Hei, apa yang ingin kau lakukan?"

"Tolong, tolong aku!" Ucap Arga lirih.

"Ada apa? Apa yang bisa kubantu lagi.

"Tolong, mereka menyuntikkan obat perangsang padaku, tolong aku, aku tidak bisa menahannya lagi." Arga semakin lirih dan semakin meremas kuat pundak Anna.

Kedua mata Anna sontak membulat sempurna, ia langsung menggeleng cepat dan berusaha melepaskan cengkraman tangan Arga.

"Apa kau sudah gila! Tidak, aku tidak mau!"

"Tolong aku, aku janji, apa pun yang kamu minta, aku berjanji akan mengabulkannya. Termasuk uang 1 Milyar yang ku janjikan di awal, juga akan aku berikan. Tolong aku, aku mohon." Pujuk Arga yang terlihat begitu memelas.

Anna pun terdiam, seketika wajah ibunya terbayang, kala itu ia tak punya banyak waktu untuk mencari uang dalam jumlah besar. Hanya ini jalan satu-satunya, pikir Anna saat itu.

Anna pun mulai tertunduk lesu, lalu Arga dengan tangannya yang masih gemetaran, mulai meraih dagunya lalu mulai mencium bibirnya begitu saja.

Saat itu Anna hanya bisa pasrah, ia tidak berniat untuk menolaknya karena dalam hatinya sudah memutuskan untuk merelakan keperawanannya demi kesembuhan sang ibu tercinta. Hingga akhirnya, Arga membawa tubuh Anna ke atas ranjangnya yang hanya berukuran 120cm x 200cm itu. Di atas ranjang sempit itulah, Arga dengan sangat buas menuntaskan hasratnya yang sudah tak dapat ia bendung lagi. Anna saat itu hanya bisa meneteskan air matanya dalam diam, tangannya mencengkram kuat ujung bantal saat menahan rasa sakit yang teramat sangat saat Arga menembus keperawanannya hanya dalam beberapa kali hentakan saja.

Ke esokan harinya...

Kejadian tak terduga yang di alami oleh Anna semalam, membuatnya begitu kelelahan serta merasakan kesakitan di bagian bawahnya hingga membuatnya jadi begitu tak berdaya untuk pergi ke rumah sakit lagi malam itu.

Rasa lelah itu pula yang membuatnya jadi tertidur begitu nyenyak, hingga tanpa sadar ia pun bangun sedikit lebih siang dari biasanya.

Tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 10:40 pagi menuju siang, Anna pun mulai terbangun dan membuka matanya secara perlahan.

...Bersambung......

Terpopuler

Comments

M.azril maulana

M.azril maulana

kenapa Anna mau aja dengan gampang nya menyerahkan mahkota nya 🤔? bukannya yang obat perangsang itu bisa disembuhkan dengan cara di guyur, dimandiin ya 🤨

2022-02-02

0

meimei

meimei

lanjut Thor...

2022-02-02

0

Rizky

Rizky

Masih nyimakk

2022-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!