Aroma masak menyeruak di hidung Azkia hingga membuatnya terjaga dari tidurnya, mmm.... wangi daun sup itu kian membuat perutnya keroncongan. Ia pun duduk mengikat rambutnya dan berjalan mengikuti bau sedap itu.
Dan betul saja, itu berasal dari dapur, disana terlihat sosok pria sedang memakai celemek dan sedang sibuk dengan pisaunya, disampingnya terdapat beberapa tomat dan juga wortel yang telah di potong dadu, Azkia terkagum, senyuman terukir di bibirnya, perasaannya pagi ini cukup baik mengingat apa yang baru saja di alaminya semalam. Membayangkannya saja membuat tubuh gadis itu mengidik merinding, pipinya masih lebam oleh sebab tamparan pria bernama Roy itu.
Azkia menggeleng kan kepala mencoba mengusir kenangan menakutkan yang ingin dilupakannya secepat mungkin. 'Ah, dimana Elio?' pikirnya. ia pun menatap sejenak ke arah Alexi dan akhirnya berbalik meninggalkannya untuk mencari Elio.
Rumah Alexi cukup besar jika dibandingkan dengan rumah Elio, kolam renangnya pun besar dan halamannya sangat luas, terdapat beragam tumbuhan dan tanaman hias disana.
" Ms. Bel, aku akan pastikan dia aman dan kami akan segera kembali minggu depan", Azkia menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan akhirnya menemukannya.
Itu adalah Elio, sepertinya ia sedang berbicara dengan Ms.Bel dan lagi ia terlihat sangat kewalahan karenanya. 'Apa yang mereka bicarakan?' benaknya.
Melihat Elio dengan raut wajah seperti itu cukup membuatnya terhibur lagi, sangat jarang ia mendapati Ms.Bel memarahinya. Azkia kembali memerhatikan tingkahnya dari balik tumbuhan hias yang cukup tinggi di samping kolam dan sepertinya ia tidak menyadari kehadiran gadis itu. Namun rupanya Elio berbalik, mereka berdua terkejut secara bersamaan, dan tawa Azkia terdengar.
😂😂😂
"El? apa yang membuatmu memasang wajah yang konyol itu?" katanya di sela tawa.
" Baiklah ms.Bel, aku akan menelpon mu kembali" kata El sambil menutup handphone nya.
"Tidak bisakah kau membiarkanku menyapa Ms.Bel?, kau langsung menutup panggilan, keterlaluan" ucapnya dengan ketus melihat sikap pria dihadapannya itu.
Elio tidak menghiraukan perkataan Azkia dan mengalihkan pembicaraan.
" Baiklah maafkan aku, dan kau?, apa yang kau lakukan disini? apa badanmu tidak terasa sakit? sudah baikan kah?", sambil melihat dan mengecek wajah serta bagian tangan Azkia.
Azkia pun tidak mempermasalahkannya terlalu dalam, dan lagi Elio terlihat masih mengkhawatirkan dirinya, ia pun mencoba menenangkannya.
" Aku baik-baik saja El?, dan apa yang kau bicarakan dengan Ms.Bel?, sepertinya baru saja namaku terdengar dalam pembicaraan kalian."
" Kau sangat berburuk sangka padaku, aku meminta izin padanya untuk kita menetap di kota selama seminggu, karna itulah aku mendapat tekanan yang luar biasa darinya, dan ia mengancam ku agar aku harus menjagamu dengan sangat saangat baik", mendengar hal itu membuat Azkia tersenyum.
" Haahh dan aku sudah dapat memastikan jika kau pulang dalam kondisi ini, maka kehidupanku akan dipertaruhkan nantinya, bukan hanya Ms.Bel yang akan menghukum ku, namun paman zen dan jen akan menghabisi ku, maka dari itu kia kau harus membaik dalam seminggu ini", ucapnya dengan tatapan khawatir, memar di pipinya kian membiru setelah semalam, tangannya meraih pelan pipi Azkia, mengelusnya lembut, namun suara kesakitan terdengar darinya.
Dirinya terpukul melihat beberapa bekas luka yang membekas di beberapa bagian tubuh Azkia.
Elio terlihat menyedihkan kali ini, ia terlihat sangat kecewa dengan dirinya dan juga luka ini, aku bisa membayangkan apa yang kami dapatkan jika pulang dalam kondisi seperti ini.
" Baiklah El, kau harus memperhatikan ku dengan saangat baik selama seminggu ini", ucap Azkia dengan canda.
" yah baiklah, aku akan bertanggung jawab kali ini pun", ucapnya yang kemudian dibalas anggukan oleh Azkia.
******
Elio dan Azkia terpana sejenak dengan tataan makanan dihadapan mereka. Makanannya telah tertata baik dan Alexi terlihat sangat keren pagi ini dengan kemeja putih yang tergulung hingga menunjukkan lengan kekarnya.
Sungguh Elio juga termasuk pria yang tampan, namun Alexi memiliki daya pikat tersendiri, jika Elio adalah pria tampan yang ramah, maka Alexi merupakan kebalikannya, ia jarang tersenyum, juga cuek, dan jarang memulai pembicaraan. Ia cukup dingin jika dibandingkan dengan Elio, itu merupakan daya pikatnya tersendiri, sebab itu ia terlihat lebih menantang bagi wanita disekitarnya.
"Wahh... Lexi pagi ini kau membuat bubur sayur?, kukira kau membuat sup dengan kuah bening wortel dan sedikit kentang", ucap Elio sedikit kecewa.
Alexi terdiam menatap dan menarik mangkuk Elio menjauh darinya.
" Jika kau sangat kecewa akan hal itu, sebaiknya kau memasak makananmu sendiri". Elio gelagapan dan menghentikan tangan Alexi dengan cepat.
" Kawan apakah kau tak tau kata bercanda?" ucapnya sambil memukul pelan punggung tangan sobatnya itu, Alexi terlihat membiarkannya.
" Kau tidak bisa diajak bercanda Lex ", ucapnya kemudian sambil menyendok bubur dan memakannya.
Melihat itu membuat Azkia tertawa kecil hingga Elio mendengarnya.
" Apakah kau merasa terhibur kia?"
" Kau sangat gampangan El." ucap Azkia
Alexi sedikit tersenyum mendengar ucapan Azkia, ia beranggapan bahwa perkataannya itu sangatlah tepat. dan lagi Elio sangat mudah terpancing oleh beberapa candaan.
melihat mereka berdua yang seperti itu, mengingatkannya dengan kedua saudarinya, menyadari hal itu kejadian semalam kembali terbesit di pikirannya, jika di ingat-ingat sepertinya ia melakukan perbuatan yang sangat baik, seperti memulai pembicaraan dengan gadis itu dan akhirnya sedikit mencurahkan perhatiannya sebagai sesama makhluk hidup dengan mengobati lukanya.
Ya Alexi sangat jarang mengajak orang lain berbicara duluan dan memulai pembicaraan, ini merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi baginya. namun hal itu cukup menyenangkan untuk di jadikan ingatan yang baik.
' Tidak boleh terlalu baik ' , benaknya melihat sosok Azkia yang sedang menikmati makanannya.
" Mmm.. sangat enak, kau berhasil membuatnya terima kasih " ucap Azkia sambil mengangkat wajahnya dan tersenyum pada Alexi.
Deng,..
Alexi kini terdiam sedikit terkejut.
' Ada apa dengan suara itu, ini tidak seperti aku merasa senang oleh pujian kecil seperti ini', ucapnya dalam hati. Namun ia tidak bisa menahan senyumnya dan akhirnya membalas ucapan gadis itu.
🙂 " Terima kasih kembali ", ucapnya dengan senyuman, mereka kini tersenyum bersama.
Elio melongok melihat senyum Alexi.
' Ada apa ini '? pikirnya terheran.
*******
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments