Menyesal

Ciit...ciiit...cuit... pagi ini terdengar kicauan burung yang sedang bertengger di ranting pohon yang mengarah pada jendela kamar, ruangan ini adalah kamar Alexi, jika di perhatikan kamar pria ini cukup luas untuk menampung 1 orang saja,

"sepertinya dia harus segera menambah personil"🤭.

Kasurnya sangat luas, terlihat gumpalan tebal selimut sedikit acak-acakan di sana, mmm...sepertinya pria besar itu masih terlelap, wajah dan tubuhnya kelelahan akibat pekerjaan yang beberapa hari ini sedang di kerjakannya.

Bagaimana tidak, ia harus ke perusahaan, setelah itu mengunjungi Elio dan kembali ke kota Zefro, itu sangat melelahkan.

Lex.........

Sayup-sayup terdengar seseorang memanggil, keningnya berkerut, terganggu dengan suara berisik itu, ia menghiraukannya berbalik membenarkan posisi tidurnya.

"Hahh......Alexi, Alex!,kuharap kau sudah bangun "

Suara itu kian mendekat, langkah kakinya pun terdengar lebih jelas.

'Kriitt....' suara pintu terbuka

" Oh tidak, Alexi" ucap wanita itu sedikit kecewa dengan apa yang didapati nya,

" kau masi tertidur!", kata suara itu yang teryata berasal dari Ny Will, ibu dari Alexi.

Ny. Will terkejut melihat anaknya yang masi terlelap, matanya mengarah ke jam dinding yang ada di kamar dan itu menunjukkan pukul 09: 14.

'anak ini harus lekas bangun' pikirnya,

Ny. Will kemudian menghampiri Alexi, kemudian menarik selimutnya, memukul ringan lengannya sambil memanggil- manggil nama anak sulungnya itu.

Selang beberapa menit Alexi pun menyadari kehadiran ibunya, ia perlahan membuka mata kemudian merenggangkan tubuhnya.

Melihat itu Ny. will memukul ringan perut putranya, meskipun badan dan umurnya sudah tidak bisa dikatakan bocah lagi, namun ia pantas mendapatkannya.

" Oh tuhan, ada apa denganmu pagi ini, kau sangat susah di bangunkan, cepatlah bangun, atau kau akan terlambat" ucapnya

Mendengar ocehan ibunya membuat Alexi tersenyum, ini adalah kebiasaan yang selalu dilakukan wanita tercintanya itu.

Belakangan ini ia sangat jarang pulang kerumah, sehingga kali ini dirinya sadar betapa rindunya ia pada ocehan cinta itu.

" Oh Morning mam", ucapnya di sela nguapan.

" Bisa kah kau membiarkanku 5 menit lagi? " ucapnya sedikit malas.

Ny. Will kembali mendaratkan pukulan di perut putranya itu, menariknya dari kasur hingga terduduk dan menyuruhnya tuk lekas bersiap.

" Hei bukankah kau ada acara hari ini dengan ayahmu? kau harus bersyukur bahwa bukan dia yang kemari untuk membangunkan mu, kau tahu pertemuan hari ini adalah pertemuan yang sangat penting kan? ku harap kau tidak akan menolak ajakannya dan bertengkar lagi sayang, Ohh... cepatlah bersiap dan turun kebawah". ucap Ny. Will sambil menarik lengan Alexi hingga ia ia cukup tersadar kaki ini.

" Ya ya, Baiklah Miss Will, aku akan bersiap"

Alexi kemudian dengan malasnya bagun dari kasur berjalan ke kamar mandi, mengambil handuk dan menyikat gigi.

Ny. Will yang melihat kelakuan anak tertuanya itu tersenyum.

" hahh.. Kau harus secepatnya menemukan seorang Istri untuk mengurus mu" katanya sambil merapikan selimut Alexi.

" Oh Mom ayolah" suara Alexi terdengar bosan dengan semua ucapan mengenai masalah pendamping hidupnya di pagi hari dari ibunya.

Mendengar suara Alexi dari kamar mandi, membuat Ny. Will tertawa, wajah kesal putranya itu terbayang di benaknya, sepertinya candaan kali ini cukup mengena.

'pagi yang kurang baik untukmu sayang'.🤭

" Baiklah, cepatlah bersiap dan lekas turun, kami akan menunggu mu diruang makan ". ucap Ny. Will sambil meninggalkan kamar Alexi.

...****************...

Keluarga Alexi merupakan orang terpandang dan sangat dihormati di kota Zefro, ayahnya terkenal dengan berbagai berita-berita baik mau pun buruk, hal ini cukup membuat alexi terganggu dengan identitasnya sebagai anak Mr. Will di berbagai tempat.

Alexi merupakan anak sulung di keluarganya, ia memiliki 2 saudari perempuan yang sangat cantik dan tentu saja ia sangat menyayangi mereka.

Pagi ini seluruh keluarga Mr. Will sedang duduk menikmati sarapan, hanya Alexi yang belum terlihat di sana, ia membuat Ms. Will gelisah, pandangannya selalu melihat ke arah tangga, ' dimanakah sosok putra semata wayangnya itu?, mengapa belum juga turun, ohh tuhan ku harap ia segera datang'.

Ms. Will sangat mengetahui sifat suaminya yang keras, jika putranya itu tidak bergegas datang, maka pagi ini pasti akan terjadi perselisihan lagi di antara mereka berdua.

"hahh.. mereka sama-sama keras kepala" batin Ms. Will

Untunglah selang beberapa menit kemudian, akhirnya pria itu terlihat turun dari kamarnya yang berada di lantai 2, Ms. Will menghela nafas lega,.

" haahh.. syukurlah" batinnya.

Alexi terlihat sangat sempurna pagi ini, ia berpakaian dengan rapi memakai setelan jas berwarna hitam dan kemeja maron, seluruh keluarga yang menyadari kehadirannya menatap alexi, kedua adiknya pun tersenyum melihat kaka' mereka yang terlihat sangat tampan.

Alexi sangat jarang memakai setelan jas lengkap dengan dasi dan rambut yang teratur, sehingga membuat adiknya ingin menjahilinya.

" Wahh, sepertinya kau akan membuat pertemuan ini menjadi heboh ka', dan aku akan segera mendapatkan kaka ipar yang saaaaaangat seksi" rayu adik bungsunya dengan senyuman jailnya.

Alexi yang melihat dan mendengar tingkah adiknya itu tersenyum, duduk di sampingnya dan menjitak ringan kepala adiknya itu.

"aww" Aqella meringis kecil sambil memegang kepalanya yang tidak sakit.

"Mmmm... apakah aku terlihat sempurna?" tanya alexi percaya diri dengan senyum khasnya menyombongkan dirinya.

'Hah..setelah ia menjitak kepalaku pria besar ini menyombongkan dirinya, dasar pria dingin', batinnya disertai mayunan bibir.

Melihat kelakuan kaka' nya itu, membuat Aqella merasa geli dan menjulurkan lidahnya muak. Ms. Will yang melihat itu tersenyum melihat kelakuan anak-anaknya. Suasana di meja makan sangat hangat, namun kembali senyap ketika Mr. Will bersuara.

" Ehhem.... Cepatlah habiskan sarapan mu, kita akan segera berangkat" kata Mr. will mengingatkan, pria tua ini sangat dingin dan jarang menunjukkan kasih sayang pada anak-anak, meski begitu pun ia sangat menyayangi dan sangat memperhatikan mereka semua. ia hanya ta' pandai menunjukkan perasaannya. dan itu adalah PR terbesar dalam hidupnya yang bahkan sampai detik ini pun tidak bisa dia ubah.

Ms. Will yang menyadari suasana mulai terasa berat pun membuka pembicaraan dan menyalahkan suaminya yang sedang memasang wajah dingin, seakan-akan tidak berperasaan.

" Haah, kau sangat kaku honey, apakah kau akan membuat suasana jadi semenegangkan ini?, wajahmu sangat menakutkan bagi anak-anak!" katanya sambil menatap mata suaminya.

Jika tidak ditengahi maka bukan perkelahian antar ayah dan anak yang akan terjadi, melainkan perkelahian antar suami istri. Aqela sangat pandai dalam hal ini dan membantu ibunya untuk membuat suasana kembali hangat, dengan melontarkan candaan dengan wajah konyolnya yang berpusat pada ayahnya itu.

" Oh mom, kau tahu ayah seperti apa?. kami sudah cukup tahu dengan dirinya, kau tak perlu merajuk mom " ucapnya dengan senyum jail. Ms. Will tersenyum menyadari itu.

Alexi pun tersenyum melihat semua wanita yang di sayanginya bahagia.

Namun semua ini bukanlah hal yang klise, mengenai ayahnya, tanggung jawab keluarga, putra semata wayang, dan juga pemberontakannya. Jika dipikir lagi, masalah ini sangat,,,,,,,,,, sangat berat.

...****************...

Mobil berwarna hitam keluar meninggalkan kediaman Mr.Will, terlihat beberapa mobil yang serupa mengawal di belakang hingga mereka berdua sampai di tempat yang telah di janjikan.

Perjanjian yang akan dilakukan adalah perkumpulan para pria-pria tua yang berkuasa dari berbagai penjuru kota, akan banyak teman mau pun musuh yang menghadiri pertemuan ini, pertemuan ini juga tidak selalu diselenggarakan setahunnya, pertemuan ini terjadi 3 tahun sekali dan sudah menjadi adat bagi para penguasa yang berpengaruh itu memperkenalkan penerus mereka dan itu sangat tidak menyenangkan sama sekali bagi Alexi.

Dalam pertemuan ini Alexi harus menyalami beberapa teman Mr. Will dan harus bersikap baik, tidak jarang teman-teman ayahnya itu memperkenalkan putri mereka yang menurutnya sangat berlebihan. Kebanyakan para gadis-gadis itu berias terlalu menor, sehingga wajah mereka terlihat agak menyeramkan. Hal ini akan terjadi lagi pada pertemuan ini, 'sangat memuakkan' pikirnya

Hahhh

Mobil sedang melaju ke tujuannya, suasana dalam mobil pun sangat hening, Alexi maupun Mr. Will sama sekali tak memulai pembicaraan dan itu membuat keduanya merasa enggan untuk saling menyapa atau pun memulai. Hal ini membuktikan bahwa mereka sangat mirip, sehingga sangat sulit bagi ayah dan anak ini jika bersama, tanpa seseorang seperti Aqilla.

Setelah beberapa jam berada di mobil dengan keheningan, akhirnya mereka tiba di tempat perjanjian itu. Mereka pun turun dari mobil. namun sebelum masuk Mr.Will menghentikan langkahnya dan menatap Alexi.

" Sepertinya orang-orang sudah berkumpul, Alexi kau tahu apa yang harus dilakukan, jangan membuatku malu" ucap Mr. Will yang di iya-kan Alexi

" Baiklah Dad" ucapnya lanjut.

Gedung pertemuan ini sangat besar dan megah, banyak lampu-lampu hias yang terpajang, dan tentunya banyak bodyguard yang mendampingi setiap tuan mereka.

Dari luar pun sudah terdengar alunan musik klasik yang dimainkan dengan iringan biola dan piano, dekorasi bangunan perkumpulan ini di hias sedemikian mewah, sehingga orang yang masuk dan menghadiri acara akan terpana dengan desain dari ruangan tersebut. Alexi yang sudah sering menghadiri acara seperti ini merasa biasa saja.

Setelah berjalan beberapa menit akhirnya mereka tiba di ruang utama, pintu terbuka, Mr. Will dan Alexi masuk, semua mata memandang kagum kehadiran mereka, meski pun Mr. Will sudah tidak bisa di anggap muda lagi, namun ketampanannya tidak bisa di abaikan, terlihat dari garis wajahnya yang berwibawa dan matanya yang berwarna hijau kebiruan. Semua kesempurnaan yang terdapat pada Mr. Will diturunkannya pada Alexi, tidak ada yang menyangkal hal itu, bahwa putra dari orang tersebut sangatlah mempesona.

Mereka akhirnya masuk, Mr. Will terlihat berjalan menuju temannya yang di ikuti oleh Alexi yang berada di sampingnya.

" Hai Mr. Ton, kau sepertinya tambah muda saja" ucap Mr. Will memulai pembicaraan, yang membuat Mr. Ton tertawa kecil sambil menyodorkannya segelas wine. Pembicaraan kedua pria itu cukup lama, mereka terlihat asyik bercerita diselingi tawa kecil.

" Ah, apakah ini Alexi? " ucap Mr. Ton mengubah topik, mendengar pertanyaan itu membuat Alexi tersenyum sambil mengangguk kecil. " Wah, kau tumbuh menjadi anak yang sangat gagah, kau pasti akan sesukses ayahmu" ucapnya lagi sambil melirik Mr. Will yang terlihat mengangguk setuju.

" Terima kasih Mr. Ton, ku harap kau sehat selalu " ucap Alexi yang di sambut hangat oleh Mr. Ton yang menepuk pelan pundaknya.

Alexi tidak ingin terlibat jauh dalam percakapan yang sedang terjadi, ia akhirnya mengundurkan diri pada mereka berdua untuk berjalan-jalan menikmati acara di gedung yang begitu luas ini.

Setelah beberapa menit berjalan, beberapa gadis terlihat sedang berkedip ke arah alexi, yang dibalasnya dengan tatapan dingin tanpa senyum, namun hal itu tidak menggoyahkan para gadis untuk merayu pria pujaan mereka. Terlihat juga beberapa pria seusianya sedang terganggu oleh kehadirannya, tidak sedikit dari tamu yang hadir adalah orang yang bermasalah dengan keluarga mereka dan memiliki dendam.

Meskipun Mr. Will adalah orang yang sangat terkenal, namun tidak banyak yang mengetahui bahwa keluarga Alexi adalah keluarga mafia yang begitu di segani di kota Zefro, bahkan saudarinya pun tidak mengetahui hal itu, hanya Alexi saja yang diembankan tugas dan tanggung jawab untuk meneruskan kelompok ini.

Kegiatan mereka sangat tertutup, sehingga orang terdekat pun tidak tahu akan hal ini. Mengingat itu semua alexi memejamkan mata, sambil merilekskan pikirannya.

...****************...

"Hei, kau akan kemana Elio?" tanya manja azkia

Saat ini Elio sedang merapikan dasi di lehernya dan ia menggunakan jas yang sangat jarang ia gunakan sehari-hari. Melihat hal itu Azkia sangat penasaran dan akhirnya bertanya tanpa henti.

" Hah...Kau tidak perlu tahu, dan juga jika kau tahu, apakah kau akan pergi denganku?" ucap Elio sedikit ketus canda, namun gadis itu menanggapinya degan serius.

" Bolehkah?" tanyanya antusias, mendengar jawaban azkia membuatnya terkejut hingga menoleh ke arah gadis mungil itu, ' Oh elio, kau membuat masalah baru', batinnya mengutuk.

Hari ini Elio tidak menyangka bahwa Azkia akan datang kerumahnya sebelum dirinya berangkat ke pertemuan yang di adakan di perbatasan kota ini, ya, acara ini persis dengan yang di hadiri oleh Alexi, ia harus bergegas.

" Hei El, apakah kau membolehiku? rasanya aku sangat malas membuat roti malam ini", malam ini adalah jadwalnya membantu Ms.Bel untuk membuat roti dan rasanya ia ingin kabur entah kemana.

Mendengar itu Elio memikirkannya dan akhirnya menyetujui hal itu, namun Azkia harus cepat di atasi, jika tidak maka mereka akan terlambat menghadiri acara penting itu.

Kehadiran elio sangat mempengaruhi perusahaan mereka, hal ini dikarenakan banyaknya orang-orang penting yang menghadiri acara tersebut, sehingga ini akan menjadi batu loncatan untuk mengenalkan perusahaan perhotelan mereka yang baru saya berdiri.

" Ohh.. Baiklah, tapi kau harus berdandan dan memakai dress yang ku siapkan" ucap elio yang di sambut senyuman lebar oleh azkia, senyuman itu mengisyaratkan bahwa ia menerimanya.

" Baiklah, sesil aku mengandalkanmu dalam hal ini".

sesil adalah manajer sekaligus asisten rumah tangga elio dan ia sangat cekatan dalam semua bidang.

" Baik tuan, Ny. Azkia mohon silahkan ikuti saya", sesil pun memandu azkia ke ruang baju elio dan meriasnya.

Beberapa menit berlalu, elio terlihat gelisah sambil menatap jam di tangannya.

' mengapa sangat lama' pikirnya.

namun dalam kegelisahannya yang sangat itu, tiba-tiba pintu terbuka dan Waw.....siapakah perempuan ini? Apakah ini Azkia? ia sangat berbeda!

Namun seketika elio sadar, bahwa ia tidak punya waktu lebih untuk mengagumi keanggunan azkia yang sangat jarang di lihatnya, kini ia pun tersenyum puas dan akhirnya memegang tangan Azkia dan pemandunya ke mobil dengan tergesa.

Beberapa menit berjalan akhirnya mereka pun sudah berada di depan mobil dan masuk ke dalam, Elio masih terpana dengan keanggunan azkia yang sangat jarang terlihat, meskipun tidak ada yang menyangkal bahwa tanpa riasan pun ia adalah gadis yang cantik dan anggun, namun melihatnya dalam balutan gaun berwarna maron dan make up yang sedemikian rupa membuat dirinya sangat sempurna.

Menyadari tatapan dan senyuman elio, azkia mencubit lengannya, hingga membuatnya meringis kesakitan 😖

" El, apa yang kau lihat?, apakah ada sesuatu di wajahku?"

Pria itu tersenyum. "Hei kau sangat berbeda, aku sampai tidak mengenalimu" ucapnya terpana sambil menyapu lembut lengan yang dicubit gadis di sampingnya.

Mendengar ucapan Elio, Azkia merasa tersinggung dan sedikit merajuk.

"Ohh... apakah aku sangat jelek dan dekil tanpa make-up El?" ucapnya manyun.

Melihatnya Elio tertawa dan menepuk lembut kepalanya,

"tanpa riasan, kau pun sudah sempurna Azkia" mendengar ucapan elio tersebut membuat mood-nya kembali membaik.

...****************...

Angin malam itu berhembus menerpa wajahnya yang sedang gundah, sedang banyak pikiran dan lagi ia sedang menunggu seseorang kenalannya yang berjanji akan datang di pertemuan ini. jika orang itu sudah datang, ia tak mungkin se bosan ini.

" Hahh... dia terlambat lagi" sambil melirik jam tangannya.

Dirinya kini sedang berada di lantai atas, dari tempat itu ia dapat melihat sebagian besar orang- orang yang ada di ruang utama.

Terlihat beberapa kelompok gadis sedang berbincang dengan sekolompok pria yang sedang mencoba merayu mereka, Yahh Alexi sangat ingin menghindari hal itu.

Ayahnya pun terlihat berbincang dengan Kenalan lain selain Mr.Ton, ia tidak peduli.

Hah..., Alexi menghela nafas bosan.

Waktu terus berjalan, setelah beberapa menit memperhatikan sekeliling, akhirnya orang yang ditunggunya kini menunjukkan batang hidungnya, namun Alexi cukup kesal, ia merencanakan agar sobatnya itu sibuk sendiri dengan tujuannya dan kemudian akan menyapanya beberapa jam kemudian, pertemuan ini akan sangat lama, kemudian berakhir ditengah malam, sehingga waktunya pasti masi akan panjang.

Alexi mengamati, dia datang bersama seorang gadis, Alexi menatapnya " Ohh, dia adalah gadis itu" batinnya, senyum terukir dibibirnya, " cukup menarik ".

Fokus Alexi kini tertuju pada gadis desa itu, terlihat ia berbicara singkat dengan Elio dan akhirnya ia mengangguk, Elio tersenyum padanya dan membalikkan badannya meninggalkan gadis itu sendiri.

'dia cukup berani meninggalkannya sendiri di tengah keramaian' batinnya.

Alexi mengerti bahwa Elio datang ke acara ini bukan untuk bersenang-senang, ia akan sibuk dan juga sedang melakukan pengamatan dengan beberapa kenalannya, sehingga dia tidak akan mau membuat gadis itu menunggunya.

Itu juga sebagian dari pekerjaan, dan lagi Elio tidak mungkin membawanya dan melibatkannya dengan pembicaraan yang membosankan.

Seorang butter lewat di depannya dan menyodorkan minuman dan gadis itu mengambil sebuah gelas berisi jus....

jus?

lemon?...

"Pff" Alexi tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, gadis ini sangat menarik, di acara besar seperti ini dia mengabaikan wine yang mahal untuk sebuah jus?

Hah... sejak pertemuannya dengan gadis tersebut di Zkenti, ia tidak menyangkal bahwa dia adalah gadis yang cukup menarik dan akan mempengaruhinya. Namun kini semua gerak gerik gadis itu membuatnya semakin tertarik dan membuatnya penasaran.

" Mmmm... gaun maron itu sangat cocok untuknya "

Pandangan gadis itu sekarang terlihat sedang kebingungan, ia sesekali menengok ke belakang dan kesamping, memerhatikan orang-orang di sekitarnya, gadis itu mencari sosok Elio yang meninggalkannya beberapa menit lalu, sepertinya ia sudah merasa tidak nyaman.

'apakah aku turun membantunya?' pikirnya ragu lalu akhirnya mengurungkan niatnya.

Sampai kejadian yang tidak di inginkan terjadi, membuat Alexi menjadi emosi dan ingin segera menghajar pria itu.

...****************...

Azkia menyeruput jus yang ada di tangannya sambil mencari sosok Elio yang meninggalkannya beberapa jam lalu. ia sangat canggung dengan acara seperti ini dan El meninggalkan dirinya sendiri.

" El, aku tidak percaya kau meninggalkanku sangat lama seperti ini, mmm... jika kau kembali aku akan menendangmu" ucapnya kecil

Disela kegelisahan tersebut, seseorang menegurnya sambil menyentuh bahunya " Hai apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu.

Azkia yang mendapat sapaan tiba-tiba itu gelagapan "ohh aku baik-baik saja" balasnya sambil menepis halus tangan pria yang tidak dikenalinya itu.

" Oh ya kuharap kau mau bergabung bersama kami" kata pria itu sambil melirik sekolompok pria yang sedang tersenyum kearah mereka. Azkia yang tidak menyukai hal itu pun menolak.

" Maaf, sepertinya saya tidak bisa dan saya harus menemui kaka' saya" ucapnya menolak. namun sebelum Azkia beranjak pergi, pria itu meraih tangannya dan menggenggamnya kuat.

"Hei ayolah" ucap pria itu memaksa menarik Azkia.

"Maaf, aku mohon hentikan itu" ucap Azkia mulai terganggu.

Pria yang mendapat penolakan tersebut merasa tidak terima dan tetap menarik memaksanya agar ikut. Azkia pun mencoba untuk melepaskan tangan pria itu dan akhirnya pria itu terdorong jatuh.

"Prang" beberapa gelas jatuh dengan jatuhnya pria itu, melihat dirinya kotor tidak karuan membuat wajahnya memerah, emosinya pun meledak, ia menghampiri Azkia, memarahi dan memakinya, lalu kemudian mendaratkan tamparan keras di pipinya.

Azkia yang mendapatkan tamparan seketika jatuh terduduk sambil memegang pipinya yang terasa sakit, melihat hal itu, pria itu tersenyum dan kembali mengoloknya, sepertinya pria itu belum puas atas apa yang dilakukannya.

" Hei wanita kau berani sekali mempermalukan aku di depan teman-temanku, kau kira kau sangat cantik?, aku bisa saja mendapatkan banyak gadis yang lebih cantik darimu tapi kau sangat jual mahal" kata pria itu sambil memegang pipi Azkia yang ketakutan.

Orang-orang disekitar mereka yang melihat kejadian tersebut tidak ada yang berani ikut campur , pria bermasalah ini memang terkenal dengan kelakuan buruknya, dan lagi latar belakang keluarganya cukup berpengaruh sehingga mereka tidak heran lagi dengan perbuatannya dan sikap sombongnya itu.

Air keluar dari pelupuk matanya, pipinya terasa sangat perih hingga ia tidak dapat menahan tangisnya.

'dimanakah Elio? aku sangat takut' batinnya sambil menutup mata, pria kasar ini ada di depannya sambil mencengkeram kedua pundaknya mengguncang tubuhnya dengan kasar.

" Hei kau, bukankah kau berdandan secantik ini agar laki-laki tertarik padamu?, sebaiknya kau lebih membuatnya terbuka agar lebih menggoda bukan?" ucap pria itu sambil merobek lengan gaun Azkia.

Azkia mencoba menahan tangan pria di depannya agar tidak lanjut mempermalukannya, ditengah kekhawatirannya tersebut teman dari pria itu mendatanginya mencoba menghentikan kelakuannya.

" Hei bukankah itu sudah keterlaluan, kau harus menghentikannya Roy" ucap pria itu sambil memegang pundak Roy.

" Apakah kau bercanda?, ini baru akan menjadi menyenangkan" ucapnya teriak dan terbahak.

"Prang" botol wine mendarat di kepalanya.

Tawanya terhenti, ia berteriak kesakitan sambil mengumpat.

" Yaaaa.... Siapa yang berani menyerangku?, apakah kau bosan hidup?", darah keluar dari kening Roy, hingga mengganggu penglihatannya.

Belum sempat tersadar akan situasi, pukulan kembali mendarat di wajah dan perutnya, ia terjungkal.

"Akh.... cukup, kau akan menyesalinya" ucap roy sambil memegangi bagian perutnya.

" Hah... apakah kau bisa menuntutku Roy?" ucap suara itu tegas dan penuh amarah. Roy yang mengenali suara itu kini jatuh terduduk, 'oh tidak itu adalah Alexi, apakah perempuan itu memiliki hubungan dengan keluarga Will?, pikirnya.

Roy gemetaran, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkannya jika dia berurusan dengan keluarga satu ini, dan lagi Alexi terlihat sangat marah.

' tuhan tolong selamatkan aku'.

...****************...

"prang" Azkia terkaget

ia membuka mata dan mendapati pria yang memukulnya sedang memegang kepalanya yang berdarah dan dihajar oleh pria yang tidak dikenalnya.

" Siapa dia? "

Namun belum sempat jauh terpikir, pria itu terlihat mengambil pecahan botol dan mendekati pria yang di sebut Roy itu. kini dia sedang mendekati Roy dan akan menancapkan pecahan botol itu di tangannya, namun suara yang tidak asing menghentikan tindakannya.

"Alexi" dan suara itu adalah suara Elio.

"Hei apa yang kau lakukan, lepaskan itu dan ayo kita bicara" ucap Elio menahan sobatnya yang emosi serta mencoba menariknya.

Alexi yang mendengar itu dari Elio terdiam sesaat, ia melihat wajah kawannya itu dan akhirnya mencibir elio dengan tatapan sinis.

"Hei El, aku tidak tau kau selembut ini setelah apa yang dilakukannya terhadap pasanganmu?"

Elio kebingungan, ia tidak mengetahui keadaan yang terjadi sekarang, matanya mandang sekeliling mencoba menemukan jawaban, pandangannya terpaku pada Azkia yang sedang duduk terkulai dangan baju yang robek dan pipi yang lebam, ujung bibirnya terlihat darah, ia terperanjat, matanya menatap tak percaya, tangannya mengepal karna amarah, sadar akan situasi apa yang terjadi, ia menatap Roy yang tidak jauh dari dirinya.

"Apakah kau yang melakukannya?, kau sangat berani" ucap Elio. Roy yang melihat hal itu seketika langsung terseok, meski pun dia tidak mengenal pria menakutkan di depannya ini, namun dari tatapannya pun dia adalah pria yang menakutkan.

Roy kini bergegas menghampiri azkia untuk meminta maaf.

" Hei, hei bisakah kau memaafkanku? aku berjanji tidak akan mengulanginya", ucap pria itu sambil menggenggam tangan Azkia.

Azkia yang masih syok terdiam, tubuhnya bergetar ketakutan setelah melihat sosok pria itu mendekat padanya, Elio yang menyadari itu, langsung mendorong tubuh Roy dan menjauhkannya dari Azkia.

" Kali ini kau berurusan dengan orang yang salah, kau harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi." ancam Elio

Azkia menangis dihadapan Elio dan Alexi, tangannya bergetar takut sambil memegang baju Elio, wajahnya dibenamkannya dalam-dalam di dadanya.

" Aku ingin pulang El " ucap Azkia.

Ia merasa sangat malu dengan apa yang terjadi dan lagi banyak orang yang menyaksikannya.

" Maafkan aku Azkia" ucap Elio menenangkan gadis di dekapannya itu.

Hahhh... Helaan nafas kuat terdengar dari Alexi, emosinya belum reda sepertinya, ingin rasanya ia mematahkan tangan Roy dan memotong jari-jarinya. namun ia sadar bahwa acara ini masih berlangsung dan mereka akan memperburuk suasana jika masih berada di sini.

Alexi pun menghampiri Elio dan menyuruhnya untuk membawa Azkia ke kediamannya untuk beristirahat. Namun Elio yang emosi dan sakit hati kini menggeleng.

" Hei Alexi bisakah kau membawa azkia duluan, aku mempunyai urusan dengan tuan ITU terlebih dahulu", Roy yang menyadari kemarahan pria itu, bergidik.

Elio pun melepas dekapannya dan menghapus air mata Azkia,

" Aku harap kau segera tenang, kau akan pergi dahulu dengan sahabatku ini dan aku akan menyusulmu, ok" ucap Elio menenangkan.

" Cepatlah " balasnya

"Ok" ucapnya dengan mata sendu sedih

Kemudian Elio berdiri menepuk pundak Alexi

"Aku akan segera menyusul, aku titip dia" lalu kemudian Elio berjalan menghampiri Roy dan menariknya menjauh dari kerumunan, entah apa yang terjadi pada Roy. ia meminta tolong, namun orang-orang yang menyaksikannya enggan untuk menolongnya, siapa juga yang berani mengusik singa yang marah? tentu saja mereka lebih mementingkan keselamatan mereka sendiri, dan lagi Roy pantas mendapatkannya, kelakuannya kali ini memang sungguh keterlaluan.

Melihat Azkia yang terduduk lemah, Alexi pun menggendongnya dan mereka pun meninggalkan acara pertemuan yang masi berlangsung, entah apa yang akan dikatakan Mr. Will jika mengetahui bahwa dirinya pulang terlebih dahulu, namun wanita dalam dekapannya kini lebih penting dari apapun.

...****************...

Terpopuler

Comments

Rijal Kanal

Rijal Kanal

🧐🧐

2022-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!