SEASON 1 episode 4 judul ASOKMA

seiring berjalanan waktu pembangunan candi Asokma, Dwipangga pun teringat tentang permintaan Satajagad, untuk mengambil batu api abadi yang di titipkan kepada Nenek SASAMBI.

Batu itu bebentuk segitiga seperti piramida, dan itu adalah pasangan yang kuat dengan gading api yang sedang di ambil Trisoka, batu itu ada di tangan nenek SASAMBI di puncak gunung MATAS.

gunung Matas berada dalam pulau Balantistar, yang letaknya di utara padepokan jaraknya tidak begitu jauh sekitar tiga puluh kilometer, namun untuk kesana harus melewati jalur udara dan tidak bisa di lewati jalur darat.

Dwipangga menggunakan kendaraan siluman yang di taklukanya , dengan tenang Dwipangga mengeluarkan batu mustika yang berada di dalam wadah energinya.

"ssring..." batu mustika itu berubah menjadi sesosok rajawali hitam yang besar, Dwipangga pun segera menaiki kendaraan siluman itu, kepakan sayapnya membawa Dwipangga melambung ke awan.

Diatas awan terlihat jelas pemandangan yang sangat indah pulau Balantistar, bangunan candi terlihat dari atas seperti istana yang megah, laju kepakan sayap rajawali mulai mengarah ke gunung MATAS, rupanya Dwipangga pernah pergi ke sana jadi hafal benar dengan rute perjalanannya.

Karena kesaktian Sasambi, kedatangan Dwipangga pun sudah di deteksi sebelumnya, nenek Sasambi sudah berada di luar rumah menyambut kedatangan Dwipangga.

Dengan ilmu BATARAKARANG nenek Sasambi mampu mencapai usia tiga ratus tahun , wajah Sasambi sudah keriput badanya sedikit bungkuk, rambutnya putih bersinar dan dia memegang tongkat.

Nenek Sasambi adalah penyihir dari golongan putih yang tersisa, karena bangsa penyihir putih telah musnah oleh ke kejaman kerajaan iblis, nenek Sasambi beruntung di selamatkan oleh Satajagad dan diminta tinggal di pulau Balantistar.

"wwoooooi bocah tengiiikkkk "dari kejauhan nenek itu meneriaki Dwipangga, (Dwipangga menurunkan ketinggian rajawalinya untuk melakukan pendaratan)

" huuppss...'' Dwipangga pun turun dari rajawali itu, "nenek cantik? hahaha , aku kangen sekali sama nenek " sambil berjalan Dwipangga menyapa nenek Sasambi, setelah mendekat Dwipangga melakukan sungkem atau penghormatan namun sambil berdiri, "hormat saya nenek Sasambi"

nenek Sasambi menjawab sambil melemparkan senyuman, "iyaa raden, masuklah kita bicara di dalam" mereka pun duduk di dalam rumah.

Suasana dalam rumah nenek Sasambi sangat unik dan sejuk, ada beberapa benda benda pusaka sihir tertempel di tembok, bulu bulu burung yang indah pun menjadi koleksi nenek Sasambi, tembok rumah nenek Sasambi terbuat dari bebatuan alam yang berwarna warni, dengan di dominasi batu berwarna ungu, atap rumah nya dari kulit binatang besar berwarna coklat.

Nenek Sasambi mengambilkan minuman buah Maunyah , buah ini mengandung banyak air seperti kelapa namun kecil, rasanya sangat segar , sambil minum mereka pun berbincang. Dwipangga mengawali pembicaraan

"nenek maksud kdatanganku"

nenek memotong perkataan Dwipangga

"aku sudah tau maksud kedatanganmu, mau mengambil batu api abadi kan? ehg ehg ehg"

"ya nek, Ayahanda membutuhkanya.."

"baiklah nenek ambilkan"

nenek pun mengambilkan batu api abadi yang berbentuk segitiga seperti piramida, batu itu tidak seperti yang di bayangkan Dwipangga, ternyata batu itu sama sekali tidak mengeluarkan api, seperti batu biasa saja, nenek Sasambi meletakan batu itu di meja tepat di depan Dwipangga, nenek Sasambi pun menceritakan asal mula batu itu.

Diceritakan batu itu bersumber dari pulau KAPATI atau pulau kematian, pulau itu di huni ribuan naga, pulau itu hancur karena pertempuran maha dasyat antara kakak Satajagad melawan RAJA IBLIS merah pertama yang menguasai daratan selatan, mereka memperebutkan batu api abadi.

Kakak Satajagad bernama SATAHASTA dia memiliki senjata pedang tak terlihat, pedang itu belum ada yang menandingi kehebatanya, RAJA IBLIS merah pertama bernama GRASAS mati di tebas pedang tak terlihat (raja iblis jumlahnya ada banyak sama seperti kerajaan kerajaan di bangsa manusia pada umumnya, namun mereka punya ketua raja raja yang paling kuat bernama GARANGPATI dari kekaisaran Iblis) karena benturan energi yang sangat dasyat pulau itu hancur.

Satahasta menitipkan batu api abadi ini kepada satajagad. dan hanya Satajagad lah yang tau keberadaan kakaknya. Dalam perbincangan yang sangat lama itu nenek SASAMBI menanyakan kabar Candagi

"Dwipangga bagaimana perkembangan kanuragan adikmu candagi?"

"hahaha jangankan kanuragan nek, tahap pertama TANSO level ke tiga saja dia baru menguasainya"

"benarkah? haha padahal dia sangat berbakat"

jika mereka berdua teringat Candagi, maka semua teringat kekonyolannya Waktu usia lima tahun candagi juga pernah di asuh oleh nenek Sasambi sampai berusia sepuluh tahun. Nenek SASAMBI hafal benar kelakuanya.

( Sejenak dalam batin nenek Sasambi dia memikirkan suatu hal yang sangat istimewa pada diri Candagi yaitu tentang telapak tangan kanannya yang menyimpan energi luar biasa besar, itu di tandai dengan TIDAK adanya GARIS TANGAN di telapak tangan Candagi, namun entahlah itu pertanda apa lagi, nenek Sasambi pun hanya sepintas lalu saja mengingatnya).

Setelah percakapan itu Dwipanggapun pamit pulang ke padepokan.

.................................................

Saat itu CAndagi, paman TAMso, dan Arsita sedang menyebrang ke kerajaan Sungupan. Teriknya panas dan angin kencang tidak membuat Candagi patah semangat, mungkin karena ada Arsita di sampingnya.Candagi memulai pembicaraanya dengan Arsita.

"mmm... apa kamu kepanasan Arsita?"

" yaa.. " jawab Arsita singkat

"kenapa aku tidak yaa?" sambil garuk garuk kepala dan melihat ke arah Arsita

"mungkin kulitmu tebal hahahaha" Arsita meledek Candagi

" haha... " candagi pun ikut tertawa ,

"ooohh ya kira kira berapa lama kita sampai ke kerajaanmu Arsita?"

"emm siktar dua tahunan,.. haha" Arsita terus meledek Candagi"

"lebih lama pun aku mau, bahkan seratus tahun pun aku siap hahaha... haha" tawa Candagi semakin kencang.

Di sepanjang perjalanan arsita dan Candagi terus saja bercanda, paman Tamso melihatnya sebagai hal yang biasa ( perjalanan untuk sampai ke kerajaan Sungupan hanya empat jam perjalanan)

tanpa di sadari mreka sampai di pelabuhan kerajaan Sungupan, mereka semua turun dari kapal dan di jemput oleh kereta kuda khas kerajaan sungupan, saat di dalam kereta Candagi terus memandang ke arah jendela, kepalanya tidak bisa diam dia memperhatikan orang orang dan bangunan bangunan di sana ini pertama kalinya Candagi keluar dari pulau Balantistar, kebetulan rute yang mereka lewati berada di pasar . mulut Candagi tak hentinya bertanya kepada paman TAMSO.

"ituu..itu apa paman?" sambil menunjuk benda yang dia lihat

"oh itu ..? alat penimbang berat biasanya di gunakan untuk menimbang jagung, gandum dan lainya" dengan santainya paman Tamso menjawab pertanyaan candagi

"kalau yang itu apa paman?"

"itu tungku kompor candagi" paman Tamso sangat sabar menjawab pertanyaan candagi

Arsita yang berada di kursi depan tersenyum, melihat kelakuan candagi,

keretapun melaju lebih cepat karena melewati daerah lapang dan lurus.

...............................................

Di Balantistar Satajagad sedang berada di ruangannya dia sedang mencuci pusaka keris putih dengan air yang di campur wewangian bunga, dia merasakan energi yang besar dari kejauhan sedang menuju ke arahnya, segera Satajagad berjalan menuju aula depan kamarnya.

nampak sesosok pria, dengan tubuh tidak terlalu tinggi, namun badanya sangat atletis, rambutnya yang putih membuat Satajagad sedikit terkejut dan berpikir, namun dia segera tau kalau itu adalah putra ke limanya Palaga.

"putraku Palaga " Satajagad menyapa putranya sembari mengahampirinya

"Ayahanda,salam hormat ku" Dengan begitu sopan menundukan kepala Palaga memberi hormat kepada ayahnya

" duduklah" tangan Satajgad memegang pundak palaga dan mengajaknya duduk,

setelah mereka duduk, Palaga menceritakan meditasi puncak energi murni yang dia jalani, dengan hasil yang membuatnya lebih kuat, namun bagaimana cara nya agar rambutnya kembali menghitam, harapan palagapun ada di pertanyaan itu. Dengan tenang dan sedikit tersenyum Satajagad pun menjelaskan tentang fenomena itu, itu terjadi karena penyerapan energi dilakukan dengan sempurna, energi yang berada di dalam gua itu adalah energi murni yang besar dan tidak ada habisnya, di dalam gua itu terdapat empat element unsur alam yang berupa logam, di sana ada unsur emas,besi,tembaga,perak. sebenarnya jika menekuni bidang pengobatan tidak mengambil energi itu, karena energi itu digunakan untuk bertarung.

energi dalam tubuh palaga adalah energi penyembuh, itu menyatu dengan energi logam. hal ini mengakibatkan rambut menjadi berwarna putih dan permanen selamanya, Namun hal itu wajar saja dan tidak menimbulkan efek apapun ditubuh, sekarang ilmu kanuragan yang Palaga miliki bertambah kuat bahkan mendekati tingkat maharu, saat mereka berdua sedang berbincang, tiba tiba datang se ekor rajawali yg di atasnya ada Dwipangga. Dwipangga turun dari rajawali nya dan segera menghampiri Satajagad dan Palaga.

"salam hormat ayahanda" Dwipanggga menyapa Satajagad

"ya duduklah Dwipangga " Satajagad mempersilahkan Dwipangga duduk

"adik !! " sedikit terkejud Dwipangga menanyakan, "kenapa dengan rambutmu? kamu kelihatan lebih tua hahahaha" Dwipangga tertawa sambil meletakan batu api abadi di atas meja

Palaga pun menjawab dengan nada sedikit lemas, " haduhhhff , ini kanda Dwipangga malah senang sekali, aku baru saja tanyakan kejadian ini ke Ayahanda, ohh ya batu apa yang kakak bawa ini ?" sambil memegang batu Palaga menanyakan ke Dwipangga.

"ini batu mustika api abadi, milik romo, aku baru saja mengambilnya" Palaga mengambil batu api di atas meja dan menggesernya tepat di depan meja satajgad, sambil menjawab pertanyaan adiknya

..."terimakasih Dwipangga, kelak batu ini akan menjadi pelindung dan pembatas antara iblis dan manusia" kata satajagad sambil memegang jenggotnya, Satajagad lalu berdiri dan mengambil batu itu lalu dia berpamitan untuk menyimpannya....

..."kalian bisa melanjutkan percakapan romo mau menyimpan batu ini"...

"baik romo " Dwipangga dan palaga menjawab secara bersamaan

mereka berdua Dwipangga dan palaga melanjutkan percakapanya, lalu mereka berdua sepakat untuk menemui saudaranya Catra, karena memang masih ada kepentingan yang harus di selesaikan di sana, dan mereka bersama sama pergi ke ruangan catra yang memang letaknya tidak jauh dari ruangan Satajagad.

......................................................

Di kerajaan Sungupan.......

Candagi,paman Tamso dan Arsita akhirnya sampai di istana SUNGUPAN. Istananya raja Akadipa ini cukup artistik banyak sekali ruangan yang di hiasi tanaman merambat penuh warna, ini mungkin karena Akadipa tidak memiliki anak laki laki.

Mereka berjalan menuju ruang TAMU besar khusus istana, setelah sampai disana, paman TAMSO, Candagi, dan Arsita melakukan penghormatan kepada raja sembari setengah jongkok.

"berdirilah" kata raja

"perkenalkan saya TAMSO dan ini putra bungsu dari MAHARU, bernama Candagi" paman Tamso sembari menunjuk dengan jempolnya, dan Candagi merespon dengan anggukan dan senyuman ke arah Raja

"kalian semua pasti lelah, beristirahatlah dulu nanti malam kita berbincang lagi." kata raja dengan sangat lembut

"pengawal !! , Antarkan tamu kita ke kamarnya " seru raja Akadipa

"terimakasih baginda" paman Tamso dan Candagi di antar pengawal menuju tempat peristirahatan

setelah paman Tamso dan Candagi pergi ke kamar, tersisa raja dan putrinya duduk berdua, dengan rasa rindu sekian lama tidak bertemu, mereka bercanda mengobrol sambil minum dan makan, raja Akadipa sangat menyayangi putrinya.

Hari pun mulai menjelang malam, candagi dan paman tamso berada di aula ruang tamu, benar saja sang raja yg arif dan bijaksana itu mendatangi mereka berdua untuk mengobrol. Dengan badan yang cukup gempal dan jenggot tebal raja terlihat berwibawa.

" salam hormat kami raja " Candagi dan paman TAMSO membungkukan setengah badan

"tidak usah terlalu sungkan biasa saja, saya dan Satajagad adalah teman baik.. silahkan duduk" sembari mempersilahkan mereka duduk kembali raja pun ikut duduk

"bagaimana istirahat kalian berdua, maafkan hanya seadanya saja" kata raja sambil tersenyum manis

"ini lebih dari cukup baginda" kata paman Tamso

dalam percakapan yang cukup lama sang raja menyampaikan hal-hal mengenai permasalahan di kerajaannya ( permasalahanya ada di kadipaten GALUHPANUNTUN yang di pimpin oleh Adipati ANGGORO, di sana bnyak tanaman pangan dan hewan yang mati secara tidak wajar). Setelah mereka selesai berbicara, Raja pun pamit untuk beristirahat.

......................................

Saat fajar menyingsing, sinar matahari mulai menembus celah dedaunan beberapa menembus masuk ke jendela kamar Candagi.

"krrraaakkggh" Candagi membuka pintu jendela kamar dengan kedua tanganya

"raden? tokk !! tokk...!!" suara ketukan pintu kamar, "bersiap ke aula depan ya paman tunggu" seru paman Tamso dengan suara yang lantang

"yaa paman" jawab candagi dengan nada yang keras namun sopan

mereka berdua berkumpul di aula, di sana sudah ada komandan prajurit dengan membawa seratus pasukan, mereka sedang mempersiapkan pemberangkatan, dari arah samping aula terlihat Akadipa dan Arsita sedang berjalan menuju rombongan. dengan sigap rombongan memberi salam hormat kepada raja dan putri.

"Salam hormat kami raja" rombongan serempak memberi salam

"bangulah... saudara saudaraku" sambil mengayunkan tangan keatas, sang raja memerintahkan rombongan untuk segera mengakhiri penghormatan

"misi kali ini sangat penting mudah mudahan kalian semua di beri keselamatan, saya menitipkan putri saya Arsita ikut dengan kalian" Akadipa menyampaikan hal itu sembari menghela nafas, sedikit teringat Arsita, sifat keras kepala, rasa ingin tahunya sangat besar, dia memaksa ikut ke kadipaten GAluhpanuntun

setelah acara pelepasan pemberangkatan, Rombongan pun mulai bergerak menuju ke kadipaten Galuhpanuntun.

Derap kereta kuda dan langkah prajurit bergemuruh, mereka menempuh perjalanan satu hari untuk mencapai wilayah kadipaten Galuh panuntun, dalam perjalanan Candagi dan paman TAMSO menaiki kudanya masing masing, berjalan di belakang kereta Arsita, di dalam kereta Arsita sendirian, tuan putri yang satu ini tidak suka jika ditemani emban nya atau asisten pribadinya.

(Dalam rombongan ini Arsita adalah perempuan sendiri)

kecepatan kereta pun berjalan sewajarnya, di balik jendela kereta kuda itu mata Arsita tidak lepas memandangi Candagi, dia menghayal begitu jauh tentang perasaan, dalam hayalanya ia pun teringat saat mereka naik kuda bersama, Arsita tersenyum sendiri dan raut mukanya nampak kemerahan.

Waktu pun berjalan cepat matahari mulai tenggelam, rombongan berhenti pada pinggiran sebuah danau yang lapang untuk mendirikan tenda, rupanya mereka akan bermalam di sana, saat itu cuaca sangat bagus mungkin malam nya akan terlihat bintang bintang yang indah.

Bersambung.....................

...................

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

ilmu batarakarang.

2022-10-08

0

lihat semua
Episodes
1 SEASON 1 episode 1 judul ASOKMA
2 SEASON 1 episode 2 judul ASOKMA
3 SEASON 1 episode 3 judul ASOKMA
4 SEASON 1 episode 4 judul ASOKMA
5 SEASON 1 episode 5 judul ASOKMA
6 SAESON 1 episode 6 judul ASOKMA
7 SEASON 1 episode 7 judul ASOKMA
8 SEASON 1 episode 8 judul ASOKMA
9 SEASON 1 episode 9 judul ASOKMA
10 SEASON 1 episode 10 judul ASOKMA
11 SEASON 2 episode 1 judul Air Kehidupan
12 SEASON 2 episode 2 Air Kehidupan
13 SEASON 2 episode 3 Air kehidupan
14 SEASON 2 episode 4 judul Air kehidupan
15 SEASON 2 episode 5 judul Air kehidupan
16 SEASON 2 episode 6 Air kehidupan
17 SEASON 2 episode 7 judul Air kehidupan
18 SEASON 2 episode 8 judul Air kehidupan
19 SEASON 2 episode 9 judul Air Kehidupan
20 SEASON 2 episode 10 judul Air kehidupan
21 SEASON 2 episode 11 judul Air kehidupan
22 SEASON 2 episode 12 judul Air kehidupan
23 SEASON 2 EPISODE 13 JUDUL AIR KEHIDUPAN
24 SEASON 2 Episode 14 Judul Air Kehidupan
25 SEASON 2 episode 15 judul Air Kehidupan
26 SEASON 2 episode 16 judul Air Kehidupan
27 SEASON 2 episode 17 judul Air Kehidupan
28 SEASON 2 Episode 18 Judul Air Kehidupan
29 SEASON 2 episode 19 judul Air Kehidupan
30 SEASON 2 episode 20 judul Air Kehidupan
31 SEASON 2 episode 21 judul Air Kehidupan
32 SEASON 2 episode 22 judul Air Kehidupan
33 SEASON 3 episode 1 judul Bunga Uzakih
34 SEASON 3 episode 2 judul Bunga Uzakih
35 SEASON 3 episode 3 judul Bunga Uzakih
36 SEASON 3 episode 4 judul Bunga Uzakih
37 SEASON 3 episode 5 judul bunga Uzakih
38 SEASON 3 episode 6 judul bunga Uzakih
39 SEASON 3 episode 7 judul bunga Uzakih
40 SEASON 3 episode 8 judul bunga Uzakih
41 SEASON 3 episode 9 judul bunga Uzakih
42 SEASON 3 episode 10 judul Bunga Uzakih
Episodes

Updated 42 Episodes

1
SEASON 1 episode 1 judul ASOKMA
2
SEASON 1 episode 2 judul ASOKMA
3
SEASON 1 episode 3 judul ASOKMA
4
SEASON 1 episode 4 judul ASOKMA
5
SEASON 1 episode 5 judul ASOKMA
6
SAESON 1 episode 6 judul ASOKMA
7
SEASON 1 episode 7 judul ASOKMA
8
SEASON 1 episode 8 judul ASOKMA
9
SEASON 1 episode 9 judul ASOKMA
10
SEASON 1 episode 10 judul ASOKMA
11
SEASON 2 episode 1 judul Air Kehidupan
12
SEASON 2 episode 2 Air Kehidupan
13
SEASON 2 episode 3 Air kehidupan
14
SEASON 2 episode 4 judul Air kehidupan
15
SEASON 2 episode 5 judul Air kehidupan
16
SEASON 2 episode 6 Air kehidupan
17
SEASON 2 episode 7 judul Air kehidupan
18
SEASON 2 episode 8 judul Air kehidupan
19
SEASON 2 episode 9 judul Air Kehidupan
20
SEASON 2 episode 10 judul Air kehidupan
21
SEASON 2 episode 11 judul Air kehidupan
22
SEASON 2 episode 12 judul Air kehidupan
23
SEASON 2 EPISODE 13 JUDUL AIR KEHIDUPAN
24
SEASON 2 Episode 14 Judul Air Kehidupan
25
SEASON 2 episode 15 judul Air Kehidupan
26
SEASON 2 episode 16 judul Air Kehidupan
27
SEASON 2 episode 17 judul Air Kehidupan
28
SEASON 2 Episode 18 Judul Air Kehidupan
29
SEASON 2 episode 19 judul Air Kehidupan
30
SEASON 2 episode 20 judul Air Kehidupan
31
SEASON 2 episode 21 judul Air Kehidupan
32
SEASON 2 episode 22 judul Air Kehidupan
33
SEASON 3 episode 1 judul Bunga Uzakih
34
SEASON 3 episode 2 judul Bunga Uzakih
35
SEASON 3 episode 3 judul Bunga Uzakih
36
SEASON 3 episode 4 judul Bunga Uzakih
37
SEASON 3 episode 5 judul bunga Uzakih
38
SEASON 3 episode 6 judul bunga Uzakih
39
SEASON 3 episode 7 judul bunga Uzakih
40
SEASON 3 episode 8 judul bunga Uzakih
41
SEASON 3 episode 9 judul bunga Uzakih
42
SEASON 3 episode 10 judul Bunga Uzakih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!