Yonan memesan dua botol alkohol yang terus-terusan ia tenggak tanpa henti.
Begitulah sifat asli dirinya jika sedang dilanda frustasi.
Dia sangat marah terhadap Tasya yang selalu mengkhianatinya.
Belum lagi masalah keluarganya yang akhir-akhir ini berujung tidak baik karena ayah Yonan membawa perempuan lain kala ibunya sedang sakit.
Dia berjanji ,akan melakukan apa saja bagi orang yang menghianati dirinya dan menyakiti orang yang dicintainya.Karena
Dendam telah memenuhi dadanya yang sesak dan tidak peduli lagi dengan masalah yang akan terjadi nanti.
Dia terlanjur sakit menghadapi semua ini tanpa diberi jeda untuk merasakan setitik kebahagiaan.Dan
Malam itu Yonan benar-benar kalap,hingga dia memesan berberapa botol minuman berakohol lagi tanpa henti.
Sementara itu...
Nata tidur terlentang dan merenung menatap langit-langit kamarnya dengan sendu.
Dia sedang memikirkan sebuah cara agar bisa mendapatkan alasan Devian yang ingin membunuh keluarganya tanpa sebab.
Kemudian Nata beralih duduk dan memikirkan startegi dengan serius agar acara yang dilakukan Devian gagal.
Hingga sebuah lampu hijau keluar dari kepala Nata yang kini tersenyum senang karena mendapatkan sebuah ide secara mendadak.
"Oke ,kali ini gue bakal ikuti permainan lo sampai semuanya berakhir"Batin Nata dengan wajahnya yang kian sinis dan menyeringai.
Nata kini memilih untuk istirahat agar besok tidak kesiangan ke sekolah.
Lagipula besok dan seterusnya akan menjadi hari-hari yang berat bagi si "Tak kalah tampan"yang selalu dipenuhi ancaman.
Tapi dirinya tetap tegar dan menjadikan semua ini pelajaran hidup agar dirinya menjadi orang yang bertanggung jawab dan bertambah dewasa untuk bekal masa depannya nanti.
Jam weker terus berputar tak kenal lelah.Ruangan yang tadinya gelap kini berubah menjadi sedikit terang karena cahaya mentari menyusup masuk melalu jendela yang terbalut gorden.
Seorang insan yang tengah asyik bergelut dengan mimpi kini terbangun karena cahaya itu lagi-lagi menerpa wajahnya.
Dia mengucek-ngucek matanya dan memperhatikan jam wekernya yang menunjukan pukul lima kurang lima belas menit.
"Udah jam segini?perasaan baru tidur berberapa menit.Yaudah deh mendingan sholat dulu"Lirih Nata kepada dirinya sendiri.
Dia menuju kamar mandi dan segera mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat shubuh.
Setelah selesai dia menggelarkan sajadahnya menghadap kiblat dan memulai solat nya yang berjumlah dua rakaat tersebut.
Tak lebih dari lima belas menit dia sudah menyelesaikannya dengan tertib.
Sayup-sayup kini terdengar lantunan do'a yang terlontar dengan suara serak bariton khasnya.
"Ya allah,aku berlindung kepadamu dari segala marabahaya yang kini menimpa keluargaku.Dan aku memohon kepadamu,kuatkanlah hati hambamu ini untuk menghadapi semua cobaan yang tengah kau berikan.Aminnn ya allah aminnn"Ucap Nata berdoa dengan lirih lalu mengusap wajahnya dengan rasa tenang dari sebelumnya.
Memang dhasyat kekuatan sholat itu.
Selalu menenangkan dan menentramkan hati sekalipun sedang berada didalam masalah yang besar .
Nata kini bergegas merapihkan kamarnya,lalu mandi dan memakai baju seragam sekolahnya yang belum dikancingkan karena waktu masih sangat pagi.
Tas dan peralatnnya sudah lengkap dan kini diletakan di kasur kesayangannya.
Dia memilih untuk membaca novelnya sebentar menunggu mentari sedikit terang.
Nata terus membuka halaman perhalaman dengan cepat.Sesekali dia tertawa karena tokoh dalam novel selalu menghipnotis para pembaca dengan gemas.Dan
Nata sudah membaca sebagian tulisan yang penuh dengan kata dan huruf itu.
Matanya kini beralih ke arah jam wekernya yang menunjukan pukul enam pas diiringi deringan nya yang mulai berbunyi.
Nata melangkah dan mematikan jam weker nya lalu menggendong tasnya yang sekarang berjalan menuju kamar abangnya.
Tok..tok..tokk
"Bang bangun bang ....ada abang somai tuh bang pada demo pengen ketemu abang"Teriak Nata dengan heboh yang membuat Rafa mendadak sakit telinga mendengarnya.
Sedangkan Nata terus teriak karena dia belum ketemu abangnya semenjak dia pergi kuliah.
"Bang...bangun bang ada ayam bang hinggap dijemuran abangg bang bang...bang .....Abangg"Teriak Nata kembali kali ini dengan suara cetar membahana.
Knop pintu kamar Rafa mulai berputar lalu,
Ceklek
Terpampang lah sesosok pemuda yang begitu menyeramkan karena wajah tampannya kini di penuhi luka.
"Ada apa sih pagi-pagi teriak?udah jadi hobi lo apa ganggu gue tidur?"Tanya Rafa yang tidak dianggapi Nata yang menatapnya sedang bingung.
"Bang muka lo kenapa?ko biru-biru gitu?jangan -jangan lo berkelahi ya dikampus"Tanya Nata beruntun dan penuh selidik menatap abangnya curiga.
"Enak aja lo,emangnya gue masih anak SMA?"Bantah Rafa dengan lesu
"Terus lo kenapa?"Tanya Nata kembali
"Buka urusan lo"Acuh Rafa yang hampir menutup pintu,tapi segera dicegah oleh Nata yang membuat dirinya menghela nafas.
"Bang"Nata
"Ya kadal"Rafa
"Kenapa?"Tanya Nata kembali
"Huhfttt...gue ditonjok preman di tepi jalan kemarin"Ucapnya santai ,tapi terlihat raut wajah yang sedang menutupi sesuatu.
"Lo cari gara-gara ya?"Nata
"Enggak...preman itu yang nodong gue tiba-tiba"Tutur Rafa kembali
Seketika ingatan Nata berputar pada sesosok preman yang kemarin dilihatnya ditepi jalan bersama Devian.
"Jangan -jangan ini ulah Devian "Batin Nata yang menyadari sesuatu
"Mmmm...bang,preman nya botak ga?"Tanya Nata kembali kepada Rafa untuk memastikan benar tidaknya feeling Nata.
"Ko lo tau?"Sahut Rafa yang kini menaikan sebelah alisnya
"Sialan"Ucap Nata pergi meninggalkan Rafa yang masih terbengong-bengong di pintu kamarnya.
"Dasarr onett,udah dikasih info malah ngatain gua sialan"Teriak Rafa yang diacuhkan oleh Nata yang sedang naik darah.
Dengan segera Nata menuju ruang makan lalu menghabiskan sarapannya dan pergi meninggalkan salam singkat kepada orang tuanya.
"Anak kita kenapa mah?"Tanya pak Fadli kepada istrinya
"Gak tau"Sahut mamah Lili yang melanjutkan acara makannya tanpa menghiraukan lagi perkataan suaminya walau dia juga sama merasa khawatir.
Nata kini menancap gas motornya dengan kecepatan rata-rata.
Jam yang selalu terpasang ditangannya kini menunjukan pukul enam lebih tiga puluh menit.
Pikiran Nata terus teralihkan pada sosok Devian yang bergerak begitu cepat untuk menghabisi keluarganya.
Mungkin setelah ini dia akan menjadi target selanjutnya walaupun belum tentu kebenarannya.
Tiga belas menit kemudian Nata telah berada diparkiran sekolah,dia turun dengan tergesa-gesa lalu berlari dengan cepat menuju kelas Devian yang memang satu kelas dengan David.
Seperti biasa sorakan para cewe memenuhi satu sekolah dengan teriakan dan jeritannya melihat si "Tak kalah tampan "berjalan dengan tergesa-gesa melewatinya.
Hinggal langkah Nata terhenti saat dia melihat sosok Arian yang tengah berbicara dengan Devian di sudut tangga kelas sebelas.
"Bukannya itu Arian ya?Ngapain dia sama Devian?"Tanya Nata lirih lalu segera beranjak dari tempat itu menuju ruang perpustakaan karena para cewe mulai mengejarnya.
**SALAM kaka ?
gimana kabarnya nih?
syukur kalo baik!!!
Makasih loh udah mampir di ceritaku,jangan lupa chat Author dan dukungannya ya hehe:)
Salam Hangat**:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments