Tasya dan mamahnya kini telah memasuki mobil yang di kendarai oleh Deon.
Dengan gelisah,Tasya terus menenangkan mamahnya yang menangis di pelukannnya.Hingga
kurang dari satu jam, mereka telah sampai ditujuan.
Perlahan mobil memasuki parkiran rumah sakit dan dibariskan dengan tertib.
Tasya menatap rumah sakit dengan gemetar,karena sejak kecil dia memang phobia dengan bangunan ini.Entahlah,menurutnya bangunan yang rata -rata benuansa putih ini sangat menakutkan bagi dirinya.
Bangunan ini selalu penuh dengan duka dari korban-korban dan para pasien yang menghadapi berbagai penyakit .
Seperti papahnya saat ini,ia menjadi salah satu korban kecelakaan yang dilarikan ke bangunan putih yang selalu identik dengan bermacam-macam bau obat-obatan itu.
Tasya ,Deon dan mamahnya kini berlari menuju ruangan yang telah ditentukan.
Walau terseok-seok dan merasakan ketakutan yang luar biasa ,Tasya terus mengimbangi langkah dua orang di depannya agar bisa cepat sampai di ruang
tujuannya.
Deon yang melihat Tasya kesusahan dalam berjalan segera menggandengnya pelan agar tidak terjadi hal yang lebih buruk pada wanita di sampingnya.
"Kamu kenapa?kalau gak kuat aku gendong aja ya"Tawar Deon pada Tasya
"Eng..enggak kita jalan aja ayo"Tolak Tasya yang kini mengusap air matanya yang sedari tadi menggenang.
"Yaudah jalannya pelan aja"Deon mengingatkan agar Tasya lebih hati-hati
"Enggak kita harus cepat"Tolak Tasya kembali yang sekarang sedikit berlari.
Tidak memakan waktu lama mereka telah sampai di depan ruang rawat yang menampakan dua orang pria paruh baya tengah duduk bersama perempuan yang tak berbeda jauh usianya dengan mamah Tasya.
"Permisi"Ucap Tasya kepada tiga orang di depannya.
"Iya dek ,ada yang bisa kami bantu?"Ucap pria itu dengan ramah
"Apa bapak dan ibu yang membantu ayah saya dari kecelakaan?"Tanya Tasya yang lagi-lagi mengusap air matanya
"Benar nak kami yang membantu ayah kamu"Ucap bapak mengiyakan
"Kami sekeluarga sangat berterima kasih terhadap semuanya yang telah membantu ayah saya hingga dia mendapatkan penanganan,tapi bagaimana keadaan ayah saya sekarang?"Tanya Tasya kembali yang semakin diliputi rasa gelisah
"Maaf nak,kami belum dapat kabar dari dokter,mungkin sebentar lagi dokternya keluar"Sahutnya kembali yang diberi anggukan kecil oleh Tasya.
Tasya,mamahnya dan Deon kini duduk berdampingan bersama orang-orang yang telah menolong papahnya .Semua menunduk dan tidak ada yang berani berbicara,hanya suara orang lalu lalang yang tengah silih berganti menjenguk kerabatnya di ruangan sebelah.
Hingga suara deritan pintu ruangan yang berisikan ayahnya terbuka, lalu menutup kembali karena didorong oleh seorang lelaki yang berpakaian serba putih dan hitam itu(Jangan ngebayangin pocong sama hantu gosong ya!)
"Pak dokter,bagaimana keadaan suami saya?"Tanya mamahnya Tasya yang melihat dokter keluar dari ruangan pasien dengan tiba-tiba.
"Mah...pelan-pelan ya,jangan terlalu syok"Ucap Tasya menenangkan
"Alhamdulilah,bapak Anggara hanya pingsan dan mendapati luka kecil di kepalanya.Diperkirakan sebentar lagi pasien akan segera sadar bu"Jawab dokter tersebut dengan ramah dan sopan.
"Baiklah dok... saya mengucapkan terima kasih atas penanganannya.Boleh kah kami masuk?"Tanya Angel mamahnya Tasya dengan wajahnya yang kini mengukir ke legaan.
"Sama-sama ibu.Oh iya silahkan masuk,bila ada perlu atau bantuan bisa hubungi saya ko bu "Balas dokter muda itu dengan tenang
"Baiklah dok terima kasih banyak"Ucap Tasya kali ini
"Sama-sama,kalau begitu saya pergi dulu ya"Kata dokter tersebut pamit
"Iya dok"Sahut Tasya dengan menerbitkan senyuman kecilnya.
Dokter pun meninggalkan mereka yang masih dalam posisi nya masing-masing.Hingga sebuah suara memecahkan keheningan yang baru saja terjadi berberapa detik yang lalu.
"Kalau begitu,kami pergi dulu ya bu"Pamit bapak tadi yang menolong papah Tasya yang dibantu juga oleh kedua rekannya.
"Oh iya pak ,terima kasih ya sekali lagi.Dan ini ada sedikit rezeki buat bapak dan ibu"Tawar Angel yang mengulurkan berberapa lembar uang untuk diberikan kepada orang-orang yang telah menolong suaminya.
"Gak usah bu kami ikhlas ko"Tolak pria paruh baya tersebut dengan lembut.
"Saya juga ikhlas ko pak.Oh iya nama bapak dan ibu ini siapa?"Tanya mamah Angel sambil menyerahkan berberapa uang dengan lembut dan ramah.
Mereka yang tidak tahu harus berbuat apa lagi ,dengan terpaksa mengambil uang tersebut yang diberikan oleh mamah Angel.
"Sekali lagi terima kasih ya bu,nama saya sendiri Parman"Tutur pak Parman mengenalkan identitasnya
"Nama saya Ratih"Ucap wanita paruh baya yang berada di sisi kiri pak Parman.
"Sedangkan nama saya Wijaya bu"Ucap pak Wijaya yang memang teman karibnya pak Parman.
"Oh...baiklah pak bu ,sekali lagi terima kasih ya.Salam buat keluarga dirumah"Tutur mamah Angel dengan senang menatap orang-orang di depannya dengan tulus.
"Iya bu kami akan segera menyampaikannya ,kami pamit dulu ya bu"Izin pak Parman dengan sopan
"Iya pak ,bu hati-hati di jalan"Balas mamah Angel yang terus memandangi kepergian tiga orang tersebut sampai mereka tak terlihat setelah melalui dinding pembelok atau pembatas.
"Yaudah yu kita masuk"Ajak mamah Angel kepada Deon dan Tasya, orang-orang yang dimaksud pun mengangguk kecil seraya mengikutinya dari arah belakang.
Suara pintu kembali terdengar dan secara langsung terbuka menampilakan suasana ruangan yang terkesan damai.
Di ranjang pasien,terlihat seorang laki-laki paruh baya terbaring lemas dengan mata yang masih tertutup rapat dan raut wajahnya yang nampak begitu tenang.
Mamah Angel lalu mendekat ke arah suaminya lalu memegang keningnya perlahan dan kembali menitikan air mata yang mengaliri pipi putihnya.
Tasya pun melakukan hal yang sama dan hanya bisa tersenyum agar ibunya tidak terlalu panik dengan keadaan.
Deon yang melihat suasana keluarga kecil itu sangat terenyuh,bahkan dia sempat menitikan air mata melihat kedukaan yang di alami sahabatnya hari ini.
Hingga berberapa menit sudah berlalu ,dan mentari kini mulai berganti dengan benda angkasa yang berjaga di malam hari.
Sang bulan dan bintang yang begitu bersinar mengganti peran mentari yang berjaga setengah hari ,seperti hal nya seorang pria yang tengah menunggu kedatangan perempuan untuk diajak membahas suatu permasalahan.Dia sangat berdebar dan senyumannya dipenuhi cahaya layaknya benda langit diatas sana.
Jam kini menunjukan pukul delapan lebih tiga puluh lima menit.
Tasya masih berjaga menjaga ayahnya tanpa mengingat janjinya untuk bertemu dengan seseorang malam ini.
Dia sekarang bahkan tertidur disamping Deon yang memang sedari tadi bersamanya.
Sedangkan waktu terus berputar dan pria disebrang sana mulai merasakan kekecewaan.Sudah hampir dua jam dia menunggu seseorang karena kini jam tangannya menunjukan pukul sepuluh malam lebih tiga menit.Dia mengeraskan rahangnya hendak menggebrak meja restoran dengan keras,tapi niatnya ter urung lalu memilih pergi ke sebuah diskotik yang terletak tidak jauh dari caffe yang dikunjunginya malam ini.
Pria itu menaiki mobilnya dan melesat dengan cepat,mengarah tanpa kendali , menyalip berberapa kendaraan tanpa mempedulikan bahaya yang akan terjadi terhadap dirinya.
Hingga rem kini menggantikan posisi tancap gas dan berhenti disebuah diskotik ternama yang selalu berisi para pria yang dilanda kekecewaan termasuk Yonan yang berkunjung malam ini.
Dan seperti biasa salam hangat untuk keluarga ya kakak!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments