Drt...drtt..drtt..
Suara ponsel bergetar menandakan notif pesan masuk pada handphone Arian.
Teman-temannya yang menyadari hal itu segera berpaling ke arah ponsel Arian yang masih bergetar .
"Emmm bentar ya ,gue keluar dulu"Izin Arian pada semua kawannya.
"Oke bro"Ucap Rizki mengacungkan ibu jarinya
Arian pun melangkah keluar dan kini mendapati dirinya sudah berada di teras rumah Nata.Dia membaca berberapa pesan masuk yang ternyata dikirim oleh Devian.
Isi pesan
Devian:
Arian
Devian:
Gimana?lo udah dapat belum
info tentang si keong itu?
Devian:
Awas aja kalo lo bersekongkol
dengan teman-teman lo
yang lain.
Devian:
Bukan hanya diri lo yang bakalan
jadi ancaman.
Tapi keluarga lo juga bakalan kena imbasnya.
Begitulah isi pesan chat Devian yang berhasil membuat raut wajah Arian kian berubah seketika, karena
Devian akan mengancam keselamatan dirinya dan keluarganya.
Arian pun dengan segera membalas pesan Devian dengan sangat marah dan nampak, tergesa-gesa,tapi apa boleh buat apabila keluarganya terkena ancaman oleh seseorang dia gak bisa berbuat apa-apa selain menuruti permintaan Devian.
Arian:
Sejauh ini mereka
belum sama sekali me-
mbuat rencana.
Devian:
Terus apa yang mereka
lakuin bersama bocah ingusan dan lo?
Arian:
Mereka sedang
berbincang tentang
kebusukan dan
membocorkan rencana
lo yang ingin
menghancurkan
keluarga Nata dan Rafa
Devian:
Sialll... cari lagi informasi baru
gua tunggu!
Arian:
Baik selagi lo gak
ngancam keluarga gue .Gue
bakal lakuin apa yang lo
mau
*Read*.....
"Cih...dasar orang gak tau diuntung,nyesel gua ngikutin perintah Devian"Umpat Arian dengan amarah yang merasuki dadanya, lalu merendahkannya dan memilih masuk kembali untuk bergabung bersama kawan-kawannya.
"Ehh bro nambah lemes aja tuh muka,siapa sih yang nge chat?"Tanya Rafgan kepada Arian yang baru duduk di samping Rizki.
"Nyokap bokap gue nyuruh gue pulang"Jawabnya berbohong
"Oh yaudah kalo gitu,ayo pulang"Sahut David yang diberi balasan setuju dari berberapa kawan lainnya.
"Eh gak usah ,gua gak mau repotin kalian"Tolak Arian
"Gak usah sungkan"David menennagkan
"Tapi"balas Arian sendu
"Nat kita pulang dulu ya,kalo ada info baru gue kabarin ko.Makasih ya atas semuanya"Ucap David diiringi sebuah senyuman kecilnya.
"Yaudah kalo begitu hati-hati.Sering-sering kesini ya!nanti gue kenalin kalian sama temen -temen gue biar tambah asyik dan rame nih rumah"Sahut Nata yang dibalas senyuman dari kawan barunya.
"Boleh nginep juga ya kan?"Ceplos Rizki yang diberi jitakan oleh David
"Sembarangan lo kalo ngomong"Tegas David pada Rizki yang masih meringis karena jitakan dikepalanya masih terasa.
"Gak papa ko nginep juga,nanti kita bisa maen game bareng di rumah.Lagian ada banyak kamar kosong tuh"Tawar Nata
"Baiklah lain kali ya"David mengiyakan
"Iya sip"Ucap Nata mantap
"Yaudah kita pulang dulu ya broo"Kata David meminta izin
"Iya Dav"Sahut Nata sambil mengikuti mereka sampai garasi rumahnya.
Setelah mereka dipastikan berlalu ,Nata pun kembali masuk kedalam rumahnya dan menuju kamarnya dengan rasa lega yang luar biasa.
Di sisi lain....
Tasya sedang termenung meratapi jendela kamarnya yang langsung membawa arah pandangnya menuju pemandangan alam yang cukup asri.
Hari ini hidupnya benar-benar dipenuhi emosi membuat Tasya berkali-kali menangis karena seseorang,sebenarnya salah dia apa?padahal baru berberapa hari dia pindah dari sekolah lamanya dia sudah merasakan hal-hal yang menyakitkan seperti kejadian tadi yang menimpanya di sekolah.
Tiba-tiba ingatannya terputar kepada sosok lelaki yang membantunya saat dilapangan tadi.
Bayangan Nata terus berputar tiap detiknya dan semakin memenuhi kepala gadis itu yang kini mulai tersenyum dengan perlakuan Nata yang diberikan terhadapnya.
"Ih napa gue senyam senyum sendiri sih?"Ucapnya lirih,lalu dia berjalan menuju salah satu lemari yang berisikan tumpukan buku yang semuanya best seller.
Dia memilih salah satu buku dan membuka halaman demi halaman hingga tak terasa waktu berjalan begitu cepat.
Tasya kini menutup bukunya saat benda pipih yang tersimpan di samping dirinya itu berbunyi.
Ting...tingg...ting...
Suara yang ditimbulkan handphone nya berbunyi berberapa kali.
Tasya segera meraih handphone nya lalu membuka aplikasi chat yang dimana nomor tak dikenal memberinya pesan yang berjumlah tiga butir itu.
"Siapa sih?ganggu aja"Lirih Tasya yang kembali mengotak ngatik pesan nya .
085xxxxxxxxx
Tas ini gua Yonan ,maafin perlakuan gue ya tadi di
sekolah .Gua gak bermaksud begitu
gua cuma terbawa emosi aja.
Tasya:
Setelah lo mempermalukan
dan ninggalin gue di depan umum gitu?
085xxxxxxxx
Maafin gue sekali lagi.
Tasya:
Gak
085xxxxxxxxx
Kalo gitu kita ketemu di caffe aja,nanti
gue kirim alamatnya.
Tasya:
Apa-apaan lo?seenaknya aja lo nyuruh gue ketemu lo.
085xxxxxxxxx
Kalo gitu,gue pastiin nyawa seorang cowok yang lo sayangin akan menghilang.
Tasya:
Silahkan saja ,gue kan gak punya cowok.
Lagian apa-apaan lo tadi minta maaf sekarang ngancam hah?
085xxxxxxxxx
Nata.Gue pastiin dia gak selamat
Tasya membelalakan matanya saat Nata menjadi ancamannya.
Walaupun dia sangat kesal pada si kadal,tapi Tasya tidak melupakan jasanya karena tadi membantunya.
Lagipula ini masalah Tasya dan Yonan ,Nata tidak berhak bahkan tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang dimilikinya.
085xxxxxxxx
Bagaimana?
Tasya:
Dasar cowok pengecut .
Oke gue akan datang nanti pukul 20:00
085xxxxxxxxx
Ternyata lo beneran cinta sama dia .
Tasya:
Brengsek lo,kalo ngomong jangan seenak lidah,Gua gak cinta sama Nata.
085xxxxxxxxx
Oke kalau gitu gue tunggu.
Jangan lupa sayang
Read...
"Cih...dasar cowok brengsek" Tasya mengumpat melemparkan handphone nya dengan kasar dan frustasi.
"Napa si kadal di bawa-bawa sih?"Lirih Tasya yang semakin pusing dengan permainan Yonan.
"Sial"Tasya
Tok...Tok...Tok
Suara pintu kamar Tasya digedor dengan keras.
Tasya bangkit dan memutar knop pintu yang memperlihatkan sesosok wanita paruh baya yang terlihat khawatir kepadanya.
"Mamah?"ucap Tasya kaget melihat raut wajah mamahnya yang sedang gelisah
"Mamah kenapa ?ko gedor-gedor pintu keras banget sih"Tanya Tasya kembali yang diberi elusan pelan di puncak kepalanya.
"Mmmm Tasya...itu ...mmm...papah kamu kecelakaan Tasya .Ayo kita kerumah sakit"Ucap mamah Tasya yang kini mengeluarkan buliran bening dari mata indahnya.
"Apa????mamah gak salah kan?ba..bagaiman bisa terjadi sih?mah papah baik-baik aja kan?"Tanya tasya yang sangat terkejut sekaligus sedih dengan penuturan ibunya.
"Sudahlah,nanti mamah ceritakan dirumah sakit.Deon sudah menunggu kita di depan"Tutur mamah yang dibalas anggukan oleh Tasya pertanda dirinya mengerti akan situasi.Mamah Tasya berjalan didepan Tasya dengan cepat dan sesekali memperhatikannya dari depan,sedangkan
Tasya tidak bisa berlari karena kakinya belum benar-benar pulih,dia berjalan terseok-seok menahan sakitnya yang masih sering muncul dilukanya.
Tapi dirinya tak gentar,karena pikirannya tertuju pada ayahnya yang lebih penting dari dirinya kali ini.
Terima kasih kakak telah menyempatkan waktunya:)
Maaf ceritanya urakan banget
Salam hangat:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments