Pipi Merona

Kekuatan tubuh Yonan mulai melemah,dia hampir saja jatuh terjungkang ke belakang.Tapi dirinya menahannya dan langsung menerjang balik Nata dengan cepat,sayangnya serangan Yonan hanya mengenai angin dan tidak melukai Nata sedikitpun, bahkan perlakuan Yonan malah membuat amarah Nata semakin memuncak.

Teman-temannya yang mengetahui hal itu segera melerai mereka berdua yang masih dipenuhi oleh rasa amarah. Yonan kini diamankan oleh berberapa teman Nata dan menatap Nata dengan tatapan tajam yang bisa menyayat siapa saja(oke ini berlebihan).

Lalu dia melangkah mendekati Nata dan berkata...

"Lo bilang gue pengecut?tapi nyatanya lo lebih pengecut dari gue , bukannya lo laki-laki yang anti sama cewe? tapi kenapa lo belain Tasya?"Yonan bertanya dengan tegas.

Nata hanya menghela nafas mendengarkan penuturan Yonan dengan seksama, lalu menatap Yonan kembali dengan kedua mata elangnya.

"Gue emang anti,tapi gue gak pernah nyakitin mereka seperti yang lo lakukan saat ini" Nata kembali marah membuat Yonan bungkam dan menerbitkan senyum Miringnya.

Yonan memilih kembali ke kelasnya dengan muka yang penuh luka tanpa mengajak Tasya lagi disampingnya.

Sedangkan Tasya yang masih menunduk sekarang sangat merasa bersalah ,dan baru kali ini dia menangis di sekolah.Bahkan saat di sekolah lamanya dulu,dia belum pernah mengalami suatu hal yang membuatnya menangis namun kali ini berbeda.

Nata yang sedari tadi memperhatikan kepergian Yonan ,kini beralih menatap Tasya yang sedang menangis entah karena siapa,tapi dia merasa bersalah belum lagi masalahnya kemarin malam yang membuat Nata harus bertanggung jawab terhadapnya .

"Lo gapapa kan?"Tanya Nata pada Tasya,tapi Tasya tidak menjawab dan semakin memperdalam arah pandangnya ke bawah.

"Yaudah ayo ke UKS,gue mau obatin kaki lo"Titah Nata mengulurkan tangannya.

Tasya mengangguk pelan dan mengikuti perintah Nata untuk mengikutinya ke UKS.

"Bro gue nganter Tasya dulu,kalo ada yang nanya gue kemana jawab aja sejujurnya ya!"Kata Nata pada teman-temannya yang membalas perkataannya dengan anggukan.

Dan pada akhirnya ,semua orang yang melihat adegan tersebut pun mulai lega dan kembali ke kelasnya masing-masing kecuali yang sedang terkena hukuman ,banyak juga yang histeris dan iri karena Tasya bisa sedekat itu dengan Nata.

Sesampai di UKS...

"Hi lo cewe yang lagi baca,punya obat urut gak khusus buat kaki?"Tanya Nata pada anggora PMR yang memang sedang berjaga di UKS karena dirinya jamkos

"Pu..pu..punya ,bentar aku bawa"Sahut seorang perempuan yang bergegas mengambil obatnya dengan gugup karena Nata memanggilnya secara tiba-tiba.

"Wahh emang bener Tak kalah Tampannya dia"Suara Batin gadis tersebut dengan senyuman yang terbit di wajahnya seketika.

Lalu dia kembali melanjutkan pekerjaanya untuk mencarikan obat sesuai dengan yang Nata inginkan.

Dia mulai mengobrak -abrik kotak P3K yang semuanya berisi obat-obatan dengan berbeda -beda fungsinya dan juga namanya.

"Nah ketemu juga nih obat"Ucapnya lirih,lalu kembali melangkah ke arah Nata diiringi senyum kecilnya yang begitu manis.

"Ini obatnya"Kata gadis tersebut memberikan obatnya,lalu diterima oleh Nata dengan diiringi ucapan terima kasih.Setelah itu gadis tersebut berlalu dari hadapan Nata dan kembali ke tempatnya dengan senyuman kebahagiaanya.

"Tas sini gue obatin"Ucap Nata meminta izin pada Tasya.

"Aku gak mau"Sahut Tasya dengan lirih

"Gak perlu takut,gak terlalu sakit ko"Papar Nata kembali.

Tetapi Tasya terlihat ragu dan memilih untuk diam.

Nata yang menyadari hal itu ,segera menarik kaki Tasya dengan pelan .Lalu membuka perbannya yang masih rapih lilitannya.

Dan betapa terkejutnya Nata saat melihat luka Tasya yang begitu parah.

Kakinya membiru dan bengkak serta goresan yang sedikit lebar membuat Nata seakan-akan merasakan rasa sakit yang dialami Tasya.

"Apa ini gara-gara kemarin malam?"Tanya Nata pada Tasya dengan serius

"Iya"Sahut Tasya dengan mantap

"Apa ini semua gara-gara gue sama abang gue?"Tanya Nata kembali

"Pertama ia kedua enggak"Sahut Tasya yang masih mengalihkan kepalanya

"Maksudnya?"Nata kembali bertanya

"Huh...awalnya sih kemarin tergores sedikit waktu jatuh dari sepedah ,tapi saat nyampe dirumah kaki ku terkilir dan malah jadi bengkak kaya gini deh"Tutur Tasya seraya menarik nafasnya

"Udah tau sakit kenapa gak ke dokter langsung,apa harus gue anter sekarang?"Bentak Nata sedikit mengagetkan Tasya

"U...udah ko ta..tadi malam.Dokternya kerumah jadi gak perlu anter aku lagi makasih"Gugup Tasya

"Huft..yaudah deh gue urut ya"Pinta Nata

"Tapi..."Tasya meragu

Nata tak menghiraukan perkataan Tasya lagi,dia memilih untuk segera mengobati luka Tasya secepatnya dengan cara memijitnya.

Tasya menahan sakitnya dengan susah payah hingga ia meringis berberapa kali.Tapi Nata terus memijitnya hingga beberapa menit telah tersapu oleh waktu.

Dan akhirnya selesai lah tugas Nata yang diakhiri tatapan lega dari Tasya.

"Udah mendingan?"Tanya Nata

Tasya sedikit menggerak-gerakan kakinya dan hasilnya sangat luar biasa.Kakinya sudah membaik ,bahkan kini tak sesakit tadi.

"Wahh gilaa...makasihhh, ini kaki udah enak banget digerakin nya wahhh makasih ya Nat"Ucapnya penuh terimakasih dan melemparkan kembali sebuah senyuman.

Tanpa sadar Nata ikut tersenyum dan memperhatikan tiap jengkal wajah Tasya dengan serius.

Menurutnya Tasya cukup cantik dan berwatak kalem ,berbeda dari wanita lain yang sering dijumpainya tanpa sengaja.

"Napa gue jadi gini si?"Batin Nata dengan Wajah merah merona

"Oh iya,kenapa lo dikeluarin dari kelas?"Nata bertanya

"Karena melamun"Sahut Tasya kalem

"Hah?ko bisa?"Nata menatap Tasya dengan mimik yang aneh

"Bisalah"Balas Tasya dengan kalem

"Makannya jangan banyak melamun,jadi ngerepotin orang kan"Ucap Nata sambil mendelikan matanya

"Kayanya yang sering ngerepotin orang lo sama abang lo ke gue deh"Sarkas Tasya dengan Nada mengejek.

Yang diejek malah menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal lalu tertawa kecil karena apa yang dikatakan Tasya memang ada benarnya.

"Yaudah mau ke kelas?gue anter ya"Tawar Nata

"Gak usah,gue bisa ko .Lagian kakinya udah mendingan"Tolak Tasya dengan halus

"Ni cewe kenapa sih,tadi dilapang bahasanya aku kamu.Lah sekarang lo -gue,alah taulah" Nata kembali membatin

"Eh beneran nih?"Nata kembali menawarkan dirinya untuk mengantarkan Tasya

"Iya Nata"Ucap Tasya

"Yaudah gue duluan ya,hati-hati juga tuh jalannya"Pamit Nata yang dibalas anggukan oleh Tasya.

Tapi langkah Nata seketika terhenti dan berbalik arah menuju Tasya

"Eeeehh ...ehh ..eh ,kayang ada yang kurang deh"Nata kembali mengeluarkan suaranya

"Apaaan?"Tasya bertanya heran

"Minta Nomor Wa lo,boleh?"Pinta Nata

"Hah Wa?buat apa?"Tasya terkejut

"Gue gak maksa ko"Jawab Nata

"Oke nih gue sebutin nomornya"Kata Tasya sambil mengingat-ngingat nomor Whats up nya dengan baik

"Silahkan"Nata mempersilahkan

"085×××××××××"Tasya

"Oke baik,nanti gue chat ya.Hati-hati juga ya sama si Yonan,gue tahu dia pasti gak bakalan diam sampai disini"Ucap Nata sambil berlalu.

Tasya mengerenyitkan dahinya pertanda ia bingung,tapi dia tidak terlalu mempermasalahkannya dan memilih kembali masuk ke kelas.

-

Di lapangan...

"Eh Nat udah nembaknya?"Ucap Teman Nata yang masih setia berdiri di hadapan tiang bendera

"Nembak apaan si gua cuma ngobatin juga"Sahut Nata dingin

"Ciee... pipinya merona"Ucap teman-temannya mengejek Nata

"Gua slempet baru tahu rasa kalian"Sahut Nata yang membuat semua temannya tertawa ngakak

-

-

-

-

****Oke kakak bagaimana dengan Chapter ini?

tulis dikomentar ya!

Jangan lupa dukungannya ya ka !kalian sangat berarti.

Kali ini gak ada pic ya,mungkin akan ada di Chapter berikutnya

Terimakasih dan salam hangat****:)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!