Awal bencana

"Jangan teriak-teriak ogeb,nanti pintunya bisa jebol"Rafa mengingatkan dengan lantang

"Makannya bangun, kalo pintunya masih mau utuh"Ancam Nata

"Iya deh iya"Sahut Rafa membukakan pintu kamarnya dengan gaya orang yang baru bangun tidur.

Ceklek...

"Huaammmmmmmm,ada apa lo udah nongol aja pagi ini?"Tanya Rafa dengan lesu dan menguap

"Bangunin kebo"Nata menggoda abangnya

"Gue gak punya kebo tuh"Jawab Rafa singkat

"Tapi kan lo sendiri kebo nya"Sindir Nata

"Onet lu"Rafa mengumpat

"Udah lah bang,cepetan cuci muka sana.Janga lupa kucek pake deterjen bubuk biar mulus"ucap Nata kembali menggoda abangnya yang menurutnya amat pemalas.

Rafa manyun dan menghentakan kakinya untuk pergi kekamar mandi,daripada terkena omelan lagi dari lelaki cerewet yang tak lain adalah adiknya, lebih baik dia menuruti permintaanya.

Nata menahan tawa ternyata abangnya bisa nurut juga.

Lalu dia kembali turun ke bawah menuju meja makan yang penuh dengan hidangan.

"Kakak kamu udah bangun nak?"Tanya Mamah Lili yang melihat Nata turun dari urakan tangga rumahnya.

"Udah tuh mah lagi cuci muka"Ucap Nata

"Yaudah kamu makan duluan aja,kamu kan sekolah"Titah Mamah Lili

"Kakak juga kuliah kan?"Nata bertanya

"Iya tapi dia dapat giliran siang"ucap mamah Lili antusias

"Cukup deh,aku tuh gak mau di giniin.Setiap hari ayah mendengar kalian mengoceh tapi tak mengajak ayah ikut serta dalam pembicaraan"Sarkas ayah Fadli yang mulai lebay dan manja secara tiba-tiba

plak pluk...

Suara ketukan baskom kecil terbuat dari plastik berhasil mengenai kepala pak Fadli.

Kalian tahu kan siapa pelakunya?

"Aww... sakit mah.Jahat banget kaya mak mak di sinetron sih"Pak Fadli meringis

"Pluk"lagi-lagi pukulan mengenai kepala pak Fadli

"Emang mamah udah ema ema,ayah juga ajarin mereka bersikap tegas dong.Jangan lebay ke gitu,geli mamah liatnya"Saran mamah

"Ya maaf ,tapi lain kali ajak ayah berbicara kek"Sahut pak Fadli yang masih cemberut

"Iya deh iyah"Kata mamah mengalah

Nata hanya menonton adegan gratis sambil memakan roti coklat dan meminum susu putihnya.

Dia tersenyum bahagia melihat kedua orang tuanya selalu di sisinya bahkan tak jarang menghiburnya.

Nata serasa hidup bila dia berdiam dirumah yang penuh dengan kehangatan dan kekocakan.

Berbeda dengan diluar,dia selalu dikejar masa secara tiba-tiba tanpa melakukan kesalahan sedikitpun.

Mereka bilang kesalahan Nata adalah Kelewat ganteng,emang ada yah?

Kayanya cuma orang -orang yang buta keindahan seseorang saja yang bisa mengatakan hal itu tanpa melihat seperti apa sifat aslinya.

Nata mulai melirik jam tangannya yang menujukan pukul enam lebih empat puluh lima menit.

Disaat itu pula,abangnya datang dengan langkah lunglai dan mata kantuknya yang masih pekat.

"Pah mah,Nata pergi ke sekolah dulu.Takut kesiangan udah jam segini nih"Izin Nata sambil menyalami mereka semua dengan khidmat.

Rafa hanya terbengong-bengong melihat adiknya sudah berpakaian rapih lalu ia berkata dengan polos,

"Nata mau kemana mah?ko salaman?" Tanya Rafa seraya memasang muka bloonnya

"Demi spiderman gak punya jaring,kamu semalem mimpi apa sih?adik kamu tentu berangkat sekolah lah"Ucap mamah Lili melenguh kesal

"Hehehe oh iya ya lupa"Rafa terkikik meratapi kepikunannya

Mamah Lili hanya menggeleng-geleng kepala,lalu kembali menyiapkan makanan untuk Rafa yang baru nongol dari tempat semedinya.

"Bang pinjem motornya ya?"Nata meminta izin

"Gak boleh punya lo masih bagus juga, napa pinjem punya orang lain?"Rafa menolak

"Yaelah bang,bentar napa"Mohon Nata dengan paksa

"Sekali enggak-enggak"Tegas Rafa

"Yaudah deh iya aku berangkat dulu, asalamualaikum"Ucap Nata yang kini mengambil kunci motornya dengan bibir bimoli(bibir monyong lima mili)andalannya.

"Waalikum salam"Ucap ayah ,mamah beserta abangnya dengan serempak.

Nata kini berlari pergi ke garasi mengambil motornya yang sudah lama tidak dikendarai olehnya.

Dia menaikinya ,lalu menyalakan mesinnya yang membuat Roda mulai berputar menuju jalan raya dengan perlahan.

Sepanjang jalan ia bersiul ria,mentap pemandangan pagi yang masih dipenuhi embun.Nata memperhatikan sekitar dengan senyuman kecilnya hingga pandangannya tertuju pada seseorang yang sedikit familiar di matanya.Nata yang penasaran

segera menepikan motornya di tepi jalan ,dia tidak sama sekali membuka helm agar tidak dicurigai bahkan dicari oleh sekelompok orang yang mau melukainya,bisa saja kan?

"Bukankah dia siswa satu angkatan gue ya?"Ucap Nata lirih,namun pandangannya masih lurus menatap orang misterius itu walau sering dia lihat dengan tidak sengaja di tempat yang berbeda .

Pemuda itu terlihat sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang memakai seragam hitam,otot yang besar,kalung rantai yang menjulang dan langkah yang gagah namun memiliki kepala yang botak membuat dirinya lebih tepat dikatakan mengerikan.

"Kayanya tuh orang berbicara dengan preman deh"Ucap Nata pelan lalu dia memutuskan untuk berjalan kembali ke sekolahnya agar tidak terlalu siang

Dengan hati-hati Nata melajukan kembali motornya dengan kecepatan berbeda dari sebelumnya.Untungnya dia memakai helm dan switer berwarna birunya,yang secara langsung membuat semua orang tidak dapat mengenalinya.

Dia terus fokus pada jalanan,dan sempat melirik ke arah pemuda tersebut yang ternyata masih asyik dengan topik yang sedang dibicarakan dengan seorang preman di sisinya.Walau Nata tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan tapi ia tetap waspada,takutnya perkataan yang dulu masih terngiang-ngiang dikepalanya akan terjadi pada hari ini,ya karena pemuda yang dilihat Nata tersebut adalah orang yang akan mencelakai dirinya dan juga keluarganya.

***

Tak butuh waktu lama,sampailah Nata diparkiran sekolahnya yang begitu luas.Disana juga terdapat berberapa siswa yang baru datang bersamaan dengannya.

Parkiran sekolah Nata dibagi menjadi tiga,bagian barat untuk siswa, bagian timur untuk guru dan bagian selatan untuk siswi.

Nata perlahan turun dari motornya lalu membuka helm yang telah mengacak-ngacak rambutnya.Dengan segera Nata merapihkannya kembali dan menatap kaca spion yang menampilkan seluruh wajah tampannya seraya menyimpulkan senyumannya.

Kini ia melangkah menuju kelasnya yang berada di tingkat XII.

Tetapi baru saja tiga langkah berjalan,suara para siswi bergemuruh bagaikan lebah yang kehilangan tempat tinggalnya.Sungguh

sangat memekikan telinga ,apalagi pagi hari ini,mereka semua tentunya sedang vit karena menurut Nata , sepertinya mereka selalu sarapan toa agar suaranya cetar membahana .

Tetapi Nata tidak menghiraukan mereka,dia terus berjalan melewati koridor sekolah dan menaiki anak tangga satu persatu.

"Kyaaaaaaa pangeraaaaannnkuuuu kembali"

"Pangeran dari mana,muka tembok gini dibilang pangeran"Batin Nata yang sangat Risih

"Ouwwww gantengnyaaa aku makin suka deh sama pacarku"

"Cihhh...kenal juga belum ngaku-ngaku jadian.Gue slempet tau rasa lo"Batin Nata kembali

"Ouhhh lucunya"

"Ih ya ampun ini mah ganteng banget"

"Aaaaa calon suamikuuuuu"

"Emang dia tak kalah tampan ya"

Begitulah lontaran kata-kata mutiara dan permadani yang keluar dari bibir suci para siswi yang mengidolakannya itu.

Mereka kini mengikuti Nata dari belakang dengan suara jeritan yang terdengar bersahut-sahutan .

Nata hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mengusap dadanya secara perlahan.Bagaimana pun dia harus bersabar agar terhindar dari keonaran .

Sungguh aneh hidupnya,padahal Nata hanya orang biasa yang kebetulan memiliki wajah tampan bak seorang pangeran turun dari surga.

Tetapi mereka sungguh mengidolakannya bahkan rela menjatuhkan harga dirinya demi melihat Nata.

Apakah sudah berlebihan?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!