Dendam?belum tentu membuat semua orang akan tenang setelahnya.
___Nata___
Tasya dan Deon terus tertawa karena Deon sangat menghiburnya malam ini.
Terkecuali lubuk hati Deon yang paling dalam yang tengah merasakan secuil keresahan serta mempendam harapan dari berberapa tahun belakang.
Deon sangat mencintai Tasya lebih dari sahabat,dia akan berjanji jika takdir menyatukan mereka maka Deon akan menggunakan segala cara agar Tasya bisa ada disampingnya dan terjamin keamanannya.
Tasya mulai kelelahan ,matanya kini beralih pada benda kotak yang menghasilkan suara dan gambar.
Kemudian perlahan terlelap tidur dan matanya terpejam tanpa izin,dengan segera Deon bangkit dari tempat duduknya dan beralih mengambil selimut selembut sutra yang dipasangkan ke tubuh mungil Tasya dengan batas setengah badannya.
Deon mengacak-ngacak rambut Tasya perlahan dan tersenyum melihat kedamaian Tasya dalam tidurnya.Setelah itu ia membereskan semua peralatan yang dibawanya dan mematikan televisi yang tadi dinyalakan olehnya.
"Baik-baik sayang,aku pulang"Lirih Deon, lalu melangkah keluar dan menutup pintu perlahan .
Setelah itu iaberpamitan kepada kedua orang Tasya dan kembali ke apartemen mewahnya menggunakan mobil pribadinya.
-
-
Di sisi lain ,si paling tampan dan tak kalah tampan menikmati game nya yang tersedia di Ps keluaran terbarunya.Mereka
Bermain balap mobil hingga permainan pergulatan mereka pijaki serta menyeselesaikannya dengan kemenangan dan kekalahan yang telak diantara keduanya.
Sedari tadi Nata sangat resah mendapati dirinya telah melakukan kesalahan besar pada seorang perempuan yang baru saja dikenalnya.
Walau matanya tertuju pada game yang dimainkannya,tapi tidak dengan hatinya.Dia berusaha menghindari ingatannya dari seorang gadis bernama Tasya, tapi tetap saja ingatannya tidak bisa melupakan gadis itu dengan mudah,bahkan semakin menjadi-jadi dan menumpuk di dalam memorinya,senyumnya ,marahnya ,polosnya membuat Nata bisa-bisa hilang kendali.
"Astaga kenapa gue kepikiran si Tasya mulu sih?"Batin Nata gemas
"Bang ,gue ke kamar dulu ya"Pamit Nata dengan mengacak-ngacak kasar rambutnya, kakinya mulai menaiki anak tangga perlahan dan menghentakan kakinya sedikit keras.
"Eh tapi gimana ini?game nya belum selesai"Rafa bertanya
"Lanjutin sendiri aja bang"Nata kembali melanjutkan langkahnya
Rafa yang mengerti perubahan Nata sekarang hanya mengangguk dan segera mematikan game nya untuk menyusul langkah adiknya yang lunglai lemah dan letoy itu.
"Nata kenapa ya?"Batin Rafa
Sesampai dikamar...
terpampang lah ruangan yang didekorasi sedemikian rapih nan elegan,warna chat yang didominasi oleh abu dan merah dan pendingin serta perlengkapan fasilitas lainnya membuat ruangan itu menjadi nyaman nan anggun.
Siapa sangka sang pemiliknya seorang pria yang suka dengan kerapihan dan kebersihan ,berbeda dengan pria lainnya dia lebih menarik dan mempesona jasmani dan rohaninya.Selain Tampan,dia memiliki jiwa bersosial tinggi pada orang tertentu,tetapi tidak saat dirinya terusik oleh hal-hal yang dia benci.
Ya ,dia Nata .Yang kini merebahkan tubuhnya di kasur favoritnya,berupaya menghilangkan beban-beban yang kini ia tanggung.
Menghela nafas berulang kali dan menghembuskannya nya dengan kasar agar dirinya bisa berfikir jernih untuk menyelesaikan masalah.
Tiba-tiba ,bayangan seorang wanita berkulit putih, pipi gembul ,bibir tipis dan sorot mata yang tajam kembali datang menyusup dalam ingatannya.
Dia sungguh imut bila marah,berbeda dengan wanita lainnya yang menurutnya begitu berlebihan terhadapnya.
Tetapi Nata segera menepis ingatanya dengan cepat ,lalu kembali ke permasalahan yang kini sedang ia hadapi.Berberapa menit kemudian dirinya kian penat dan tubuhnya kian berat.
Matanya kian sulit untuk dibukakan dan susah diajak untuk berkompromi.
Nata ternyata sudah tertidur sebelum abangnya datang untuk melihat kondisinya,dia cukup lelah untuk hal-hal yang menerpanya hari ini .
Sedangkan Rafa yang melihat adiknya terlelap tenang untuk memulai mimpinya, tersenyum simpul dan tidak berniat untuk menganggunya.
"Ternyata dia cuma mengantuk"Ucap Rafa diiringi suara deritan pintu kamar Nata yang hampir tidak terdengar.
Rafa pun kembali kekamarnya dan melakukan hal sama seperti adiknya yaitu "Istirahat".
•
•
Detik berlari ke menit,menit berlalu ke jam.
Seorang insan terlihat masih meliuk-liuk dalam selimut hangatnya.
Sedangkan pagi mulai menerpa,dengan cahaya ultra violet menebus gorden berwarna senada dengan tembok kamar yang memiliki kesan damai itu.
Langit perlahan cerah,karena mentari kian tersenyum.
Burung-burung yang memiliki bulu yang berwaran indah pun berterbangan dengan para sahabatnya,sang kupu-kupu.
Mencari Nektar di berbagai bunga dan melompati berberapa pohon untuk melaju ke pohon lainnya.
Udara pagi ini amatlah segar diterpa embun pagi yang begitu bening melebihi kaca bahkan permadani sekalipun.
Menyapa dan menyambut semua mahluk yang masih tenang dalam alam mimpinya.
Seorang laki-laki menggeliat karena dirinya mulai terpapar sinar mentari pagi yang menghangatkan tubuhnya.
Silau cahaya mentari ,membuat pemuda tersebut membuka matanya perlahan dan mengerenyitkan dahinya.
"Huammmm,ternyata sudah pagi"Ucap Nata dengan gaya khas bangun tidurnya.
Dia menatap sekeliling ,lalu melangkah membuka satu persatu gorden yang masih setia menutup jendela kamarnya.
Setelah selesai ,kini ia membereskan kasurnya dengan rapih dan memebersihkan seisi ruangan dengan giat.
Kini matanya tertuju pada jam weker yang berada di meja belajarnya telah menujukan pukul enam lebih 15 menit.
"Gue harus cepet-cepet nih,biar gak terlambat masuk sekolah"Nata bergumam
Dengan tergesa-gesa dan gerakan cepat dia telah selesai membersihkan seluruh kamarnya.
Perlahan dia melangkah ,lalu menyambar handuk yang tergantung di balkon kamarnya.
Selepas itu ia mandi dengan nyanyian kecil dan air yang mengalir mengguyur tubuhnya langsung dari shower pribadinya.
Berberapa menit kemudian keluarlah pemuda tegap dengan enam roti sobek dibagian perutnya.
Handuk terlilit di bagian intimnya dan rambut yang basah berwarna putih pekat yang begitu mempesona.
Dia kini ia mulai memakai baju seragamnya dan mengancingkannya dengan rapih.
Lalu menyisir rambutnya dan gaya cool dia tampilkan dari raut wajah tampannya
"Ho ho ,ternyata gua lebih ganteng dari abang gue tapi gue gak sombong.Memang ada benarnya para cewe satu kota itu,ternyata gue tak kalah tampan"Ucap Nata dengan senyum yang sungguh manis,membuat semua orang tiba-tiba bisa mimisan termasuk neneknya sendiri .
Nata meraih tasnya lalu turun ke ruang makan yang telah dipenuhi oleh keluarga kecilnya kecuali abangnya.
"Nata kamu sudah bangun sayang?seperti biasa kamu memang paling rajin soal bangun pagi dan pergi ke sekolah"Puji mamahnya dengan mengacungkan ibu jarinya.
"Jangan berlebihan deh,siapa juga ya kan yang ajarin Nata kaya gini?bukannya mamah dan papah sendiri?"Nata
"Hahah selalu aja anak mamah ini,oh iya ayo sarapan bersama"ajak Mamah lembut dengan luapan kasih sayangnya
"Abang mana?"Nata bertanya
"Masih tidur kayaknya"sahut Mamah Lili
"Nata bangunin abang dulu ya mah"Izin Nata
"Yaudah sana"Mamah Lili mengizinkan
Nata mengangguk berlari kembali menaiki anak tangga dan menggedor pintu kamar abangnya dengan gelagat yang heboh.
"Bang..bang..bangg..bangun bang ada maling yang nyolong sendal abang bang bang"Koar Nata heboh
Sang kuncen kamar hanya menatap nanar pada seseorang di balik pintu yang membuat nya begitu risih pagi-pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments