...🖤🖤...
Dirumah panggung yang terbuat dari kayu ulin , yang desaign nya sama dengan rumah - rumah yang ada di kalimantan . Rumah yang ditinggali Maira terbilang sederhana , sebuah rumah dimana dinding dan lantai nya terbuat dari kayu papan ulin . Rumah tersebut pemberian Chandra mantan suami nya .
**
Dihari minggu . Maira libur kerja di cafe Bintang, dari pagi hingga petang wanita muda bertubuh ramping itu menghabis kan waktu nya hanya dirumah .
Maira duduk didepan laptop , dengan jari jemari yg terlihat lihai bermain diatas keyboard .
"Alhamdulillah selesai sudah Bab ini , " terdengar gumaman wanita berkerudung besar dengan menaik turun kan mouse di tangan kanan nya , dan menatap layar dihadapan nya untuk memastikan tak ada yang salah dalam penulisan . Senyum pun terulas di wajah cantik , tanpa terasa malam pun makin larut dan jam dinding menunjuk kan jam 9 malam.
" WOAMM... ," Maira yang sudah merasakan kantuk bergegas kekamar mandi, menggosok gigi dan mengambil air wudhu sebelum tidur , setelah selesai kegiatan kamar mandi nya , Maira beralih mengambil pouch kecil yang berisi skin care yang kemasan nya biru muda lalu duduk di depan meja rias . Maira pun memulai ritual skin care nya , setelah selesai Maira bersiap menuju ranjang sederhana dan merebah kan tubuh langsing nya yang lelah setelah seharian membersihkan rumah .
***
Di pagi hari .
Di CAFE BINTANG , terlihat wanita muda tengah sibuk membuat beberapa chees cake didapur . Beberapa saat kemudian ..
"Maira !"
" Ya Allah .. ! Mbak Biey.. ," Maira meletakkan telapak tangan didada.
" Eh ma.af - ma.af ya ,Mai . Aku buat kamu terkejut," sesal Bintang .
" Iya .. tidak apa mbak.., saya cuman terkejut saja, secara mbak Biey tiba - tiba memanggil !?" jawab Maira sembari tersenyum , begitu juga Bintang.
" Maira .., tolong nanti kamu yang antar chees cake ini ya !" tunjuk Bintang ke chees cake buatan Maira yang baru keluar dari oven .
" Kemana mbak .. ? " dengan tetap fokus memindah i cake buatan nya .
" Ke alamat ini. " Bintang menyodor kan sebuah kartu nama .
Maira mengambil kartu nama yang diberikan oleh Bintang , dan membaca nya sekilas , "PT . MALIK PRIMA COAL" . lalu memasukkan kartu tersebut kedalam tas rajut milik nya .
"In syaa Allah habis sholat Dzuhur saya antar kan ya mbak. " kata Maira dengan senyuman yang mengembang indah namun tertutup cadar.
Satu jam sebelum nya ..
Bintang mendapat orderan chees cake dari Tama , yang tempo hari datang ke cafe milik nya , namun kali ini permintaan Tama sangat lah aneh , dimana pria berkaca mata itu meminta yang membuat kue itu sendiri yang harus mengantar kan kue pesanan nya , bukan kurir .
Bintang sebenarnya agak curiga , namun segera Bintang menepis pemikiran gelisah nya .
**
" Kiri , pak!?" Maira turun setelah memberi uang kepada supir taxi dan berucap. " Terima kasih pak.."
"Sama - sama dik. " jawab pak supir .
Maira berdiri tepat di depan gedung tinggi yang bertuliskan "PT. MALIK PRIMA COAL " . gumam Maira dan beralih membaca kartu nama yang diberikan Bintang guna memastikan .
Dewi melangkah ke arah pos security.
" permisi pak..," sapa Maira .
" Iya mbak.. ada yang bisa saya bantu ?" security perusahan milik Tama bertanya.
" Saya Maira .., dari cafe Bintang ingin mengantar kan kue pesanan pak Tama " jelas Maira .
"Mbak dari cafe Bintang ?" tanya pak Aman , melihat pakaian tertutup yang digunakan Maira.
"Iya pak.."
Pak Aman melangkah didepan wanita muda bercadar, menuju dalam gedung perkantoran .
**
Sesampainya di depan resepcionis..
"Permisi mbak Vio.., ini mbak Maira dari cafe Bintang , ingin mengantar kan pesanan pak bos ." jelas pak Aman .
Vio melihat perempuan didepan nya memakai kaos lengan panjang dengan atasan yang menjuntai hingga batas lutut dan bertulis kan cafe Bintang di bagian dada kanan yang tersemat pada krudung besar nya , "hemm ..penampilan nya sopan !? " batin Vio , " *D**an dia tidak seperti karyawan cafe pada umum nya* !?" batin Vio lagi dengan menyimpitkan bagian mata nya menyisir setiap ujung pakaian yang di kenakan Maira .
Vio (26 tahun)tipe perempuan yang selalu menilai penampilan seseorang yang baru dia kenal .
" Mari ikuti saya mbak! " ajak Vio kepada Maira.
" Mbak Maira silahkan ikuti mbak Vio , saya permisi dulu, " pamit pak Aman security.
" Oh baik pak dan Terima kasih ." Maira sedikit membungkukkan tubuh nya ke arah pak Aman dan berlalu mengikuti langkah Vio dari arah belakang.
Maira melihat hampir semua karyawan khusus nya wanita memakai kemeja pres body dan bawahan yang panjangnya hanya sampai di atas lutut.
"*P**antas saja semua orang melihat cara berpakaian aku." batin* Maira.
Disela - sela perjalanan Maira dan Vio terdengar.
" EH lihat deh ada ukhti masuk perkantoran !? " suara berbisik sekelompok karyawan dengan memberi tatapan mengejek.
" Tukang kue gaes , liat tuh apa yang dia bawa !" tunjuk salah satu penggosip kantoran itu.
Vio yang mendengar ejekan dari teman seprofesinya melihat kearah Maira yang tetap melangkah dengan pandangan kedepan tanpa menghiraukan perkataan orang -orang yang mengolok nya.
" Mmmm .., mbak Maira tidak usah di dengar ya omongan - omongan karyawan disini, apa lagi sampai tersinggung !?" ucap Vio dengan terus melangkah, " Maklum tanggal tua ! " .
" Saya tidak tersinggung kok mbak Vio !?" suara Maira yang terdengar riang. " Kita memang tidak bisa memaksa orang lain untuk menyukai apa yang kita sukai, dan memahami apa yang kita pahami ! *Da**n menutup mulut orang lain untuk tidak membicarakan kita* ! " perkataan Maira membuat Vio yang berjalan didepan , menghentikan langkah kaki jenjang nya sejenak , dan beralih membalik kan tubuh dan menatap heran.
" Kalau boleh tahu , mbak Maira usia nya berapa?" tanya penasaran Vio.
" Kenapa ? tiba - tiba tanya usia saya ?!" .
" YAH. . , ditanya - malah dia balik tanya ?!" celetuk Vio sembari keluar dari lift.
" Ma'af ya , kalau aku tanya - tanya , dan lupain saja pertanyaan ku tadi !" Seru Vio kemudian.
Maira lagi -lagi tersenyum sembari terus melangkah, dan sesekali bertanya .
" Masih jauh ya mbak Vio ?" Maira yang merasa sedari tadi tak kunjung sampai diruangan sang presdir utama.
" Tidak , bentar lagi nyampek !?"
**
Hentakan suara heils milik Vio menggema dilorong perkantoran . Sedang kan Maira , wanita muda bercadar itu sibuk melihat lihat kaca besar yang ada pada ujung lorong tersebut yang memperlihat kan bangunan -bangunan yang berdiri dibawah gedung tinggi bertingkat tersebut .
" 20 tahun mbak !?" terdengar suara wanita dari belakang Vio memecah kebisuan , Vio yang mendengar pun membalik kan tubuh nya .
Vio melihat netra Maira menyipit yang menandakan bahwa wanita muda bercadar itu tengah tersenyum pada nya .
" Usia saya sekarang 20 tahun !" Maira mengulang kembali ucapan nya dengan menatap wanita berpenampilan sopan ,Vio.
...Tulisan Bersambung Q.C....
...🖤🖤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments