Keesokan harinya,,
Semenjak Leya di rumah sakit, Geri selalu menemaninya. Seperti sekarang ia tidur di kursi rajang tempat tidur Leya dengan tangannya menggenggam tangan Leya.
Pagi-pagi sekali Suster datang ke ruangan Leya untuk memeriksa keadaan Leya.
Ceklek,,
" Tuan Maf saya mau memeriksa keadaan Nona Leya " ucap sang suster
" Eh ia sus, silahkan " ucap Geri bangun saat sang suster menepuk pundaknya
Sang suster pun langsung memeriksa keadaan Leya, sementara Leya sendiri masih tertidur pulas.
" Semoga Leya bisa di bawa pulang... aku akan membawanya ke rumah ku " batin Geri
Setelah Selesai memeriksa Sang suster pun segera memberitahukan Pada Geri jika hari ini Leya bisa di bawa pulang.
" Tuan, Nona Leya keadaanya sudah semakin baik " ucap sang suster
" Lalu kapan Leya bisa pulang sus " ucap Geri
" Nanti siang, Nona Leya sudah bisa pulang " ucap Sang suster
" Terima kasih sus " ucap Geri sambil tersenyum senang
" Kalau begitu saya permisi " ucapnya sang suster segera pergi dari ruangan Leya
Geri pun duduk kembali di samping Leya. ia memegang tangan Leya sambil tersenyum. Leya yang merasakan tangannya di pegang oleh seseorang ia langsung bangun dan kaget.
" Kenapa kamu masih disini " tanya Leya
" Aku menemani mu semalaman " ucap Geri
" Aku mau pulang " ucap Leya
" Suster bilang nanti siang kamu boleh pulang " ucap Geri
" Kamu tidak bohong kan " tanya Leya
" Tidak... " ucapnya jujur
" Apa kamu mau makan " tanya Geri
" Tidak mau... " ucap Leya
" Aku harus lebih sabar menghadapinya " batin Geri
" Apa kamu mau jalan-jalan ke taman bersama ku, disana udaranya sejuk dan pemandangannya sungguh indah " ucap Geri
" Dari mana kamu tau udara dan pemandangannya bagus " tanya Leya
" Karena dulu aku pernah membawa Gea tapi pada akhirnya dia tidak selamat.. bahkan di taman itu aku menangis karena kehilangan Gea " batin Geri
" Em... kata orang sih bangus, bagaimana kamu mau kesana " ucap Geri menyembunyikan hal itu
" Baiklah kalau begitu " ucap Leya
" Kamu tunggu disini " ucap Geri langsung pergi dari sana dan mencari kursi roda untuk Leya.
Ia membeli kursi roda langsung dari kasir rumah sakit sambil membayar biaya pengobatan Leya. Setelah selesai ia langsung menuju kamar Leya kembali.
" Aku membawakan ini " ucap Geri sambil tersenyum
" Kenapa lama " ucap Leya kesal
" Maf di kasir ngantri " ucap Geri
" Kenapa kamu ke kasir " tanya Leya
" Aku membelinya.. kamu tidak akan nyaman jika kursi roda ini bekas orang lain " ucap Geri
" Oh, baiklah... nanti tagihannya berikan padaku " ucap Leya
" Tidak usah " ucap Geri
" Kenapa " tanya Leya
" Kamu kecelakaan gara-gara aku... jadi itu sebagai permintaan maf ku " ucap Geri
" Tumben dia bersikap baik.. biasanya dia galak dan bikin kesal " batin Leya
" Tetap saja, aku akan bayar " ucap Leya
" Dia benar-benar keras kepala.. tapi aku harus sabar menghadapinya " batin Geri
" Gimana kamu saja " ucap Geri
Geri pun menggendong Leya dari tempat tidur menuju kursi roda, Leya pun kaget di buatnya.
" Kamu mau apa " ucap Leya
" Aku hanya membantumu " ucap Geri
" Astaga.. aku kira dia mau ngapain " batin Leya
" Oh.. ia ... terima kasih " ucap Leya sambil tersenyum
" Tidak masalah " ucap Geri
Geri langsung membawa mendorong kursi roda Leya menuju taman. namun langkahnya terhenti ketika Leya mengatakan untuk berhenti
" Tunggu, berhenti " ucap Leya
" Ada apa " tanya Geri
" Aku lupa, aku akan belum cuci muka dan berdandan " ucap Leya
" Kamu tidak dandan pun cantik " puji Geri
" Tapi.. aku mau ke toilet dulu.. mau dandan " ucap Leya
" Tidak usah... " ucap Geri langsung mendorong kursi roda itu tanpa memperdulikan omongan Leya
" Aku tidak rela jika Leya jadi pusat perhatian semua orang " batin Geri
" Ih baru tadi aku puji dia, sekarang malah sama aja bikin aku kesal " batin Leya
Leya dan Geri pun sudah di taman itu, taman yang penuh dengan tanaman biasa dan tanaman bunga.
" Wah indah sekali " ucap Leya kagum
" Ia indah... " ucap Geri
" Masih sama seperti dulu.. dadaku sakit mengingat Gea " batin Geri
" Kenapa wajahnya seperti sedih bukan senang, " batin Leya
" Udaranya benar-benar sejuk " ucap Leya
" Ia " ucap Geri
" Pemandangannya juga bagus kan " tanya Leya
" Ia.. " ucap Geri
" Kenapa dia bilang ia ia terus... apa dia sedang memikirkan sesuatu " batin Leya
" Geri... " ucap Leya sambil melihat ke wajah Geri
" Aku benar-benar tidak kuat berada disini " batin Geri
" Geri... kamu kenapa " tanya Leya dengan wajah heran
Tak disangka air mata Geri pun lolos dari wajahnya, Kini ia melihat wajah Leya, ia sungguh tak bisa menahan rasa rindu dan sedihnya pada sang adik. ia segera memeluk Leya.
Leya yang di peluk tiba-tiba oleh Geri benar-benar heran namun ia mencoba menenangkannya.
" Kamu tenang aku akan selalu disini, jika kamu ingin bercerita masalah apapun padaku, aku siap mendengarkannya " ucap Leya menepuk pundak Geri dengan pelan
" Bagaimana bisa aku menceritakan masalah Gea padamu... Kamu adalah bagian keluarga Wiratmaja " batin Geri
" Terima kasih sudah memenangkan ku " ucap Geri masih memeluk Leya
" Tidak masalah " ucap Leya
.
.
.
.
Bersambung...
Jangan Lupa dipencet tombol Like....Komen..... dan Vote ......
Biar saya lebih semangat nulisnya..
Saya ucapkan banyak-banyak Terima kasih pada kalian semua yang sudah mampir ke Novel Ku dan memberikan Like....Komen..... dan Vote ......
So... Ikuti terus kisahnya...
Jangan bosen-bosen ya .....
Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian semua.... jangan lupa jaga kesehatan ya guyz
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Refita
lanjut
2021-12-29
0