Mansion besar Kadahfi
Di ruangan bawah tanah yang temaram dua orang pria paruh baya saling berhadapan, tapi dengan keadaan yang berbeda
Satunya terikat di dinding dengan tatapan sendunya, dan satunya lagi berdiri di depannya dengan tatapan tajamnya
Setelah lama terdiam akhirnya Haidar membuka pembicaraan
" Kenapa...?"
Eros menatap Haidar dalam diam, menunggu pria itu melanjutkan ucapannya
" Kenapa kau mengganggu hidupku, Ghina sudah pergi, sebenarnya apa lagi yang kau cari ?"
" Bunuh aku"
Haidar menggeram marah, kalau bukan karena mengingat amanat istrinya, sudah sedari dulu dia membunuh pria bajingan ini
" Kau ingin mati heh...?" tanya Haidar dengan sinisnya
Eros mengangguk dan menangis tersedu-sedu
Dia menyesal, amat sangat menyesal, seumur hidup dia menanggung rasa penyesalan ini, bahkan dia sama sekali tak bisa menyentuh wanita karena bayang bayang tangisan Ghina selalu menghantuinya
Andai saja dia bisa mengikhlaskan Ghina
Andai saja dia bisa mengontrol perasaannya
Andai saja dia tak menyakiti gadis yang sedari kecil bersamanya itu
Mungkin hubungan mereka akan baik baik saja walaupun tak bisa bersama
Tapi Eros hanya bisa berandai-andai, bahkan sampai Ghina meninggal dia tetap menjadi seorang pengecut yang tak berani meminta maaf
Haidar yang melihat keputusasaan Eros terenyuh, dia tau sebenarnya Eros orang yang baik, hanya saja dia terlalu dibutakan cinta
" Kau tau, setelah kejadian itu Ghina depresi hampir dua tahun lamanya.
Bahkan setelah kami menikah, dia baru mau kusentuh di tahun kelima pernikahan kami.
Kamu memberikan luka yang teramat dalam untuknya Eros "
Eros mengangguk, dia semakin menundukkan wajahnya dan menangis tergugu mengingat kebejatan dirinya
" Dia sangat menyayangimu Eros, bahkan di akhir hidupnya, dia mencarimu"
Eros mendongak menatap Haidar dengan wajah tak percaya nya
" Kau ingat, 15 tahun lalu aku pernah mengirim orang untuk menjemputmu, tapi kau menolaknya.
Saat itu Ghina sedang sakit, dia ingin kita berdua berada di sisinya di saat saat terakhir, dia benar benar tulus menyayangi dirimu"
Haidar mengusap air mata yang mulai berjatuhan di wajahnya, walaupun sudah bertahun-tahun luka akibat di tinggal pergi istrinya masih terasa menyakitkan
Haidar berjalan mendekati Eros dan berjongkok di depannya, dia memegang erat pundak Eros
" Aku melepasmu....aku rasa, penyesalanmu adalah hukuman terberat untukmu " ucap Haidar melepaskan ikatan pada tubuh Eros
Haidar kemudian berbalik untuk pergi dari ruangan itu, tapi sebelum keluar dia berhenti mendengar suara Eros
" Maafkan aku untuk semua yang sudah kulakukan padamu Haidar, Maaf......aku lebih memilih mati
aku akan menjaga Ghina disana sebelum kamu datang untuk menjaganya " ucap Eros dan menembak dirinya sendiri menggunakan pistol salah satu anak buah Haidar yang tertinggal di ruangan itu
Haidar menatap datar tubuh Eros yang sudah tak bernyawa
Dia menghela nafas berat, dia juga ingin pergi menyusul istrinya
Tapi dia masih memiliki tanggung jawab, dan istrinya nanti pasti akan marah jika dia melakukan hal konyol seperti yang dilakukan Eros
Sekali lagi, jagalah Ghina untukku Eros
*****
Alody menggeliatkan tubuhnya, ia ingin bangun dari tidurnya, tapi elusan lembut di puncak kepalanya membuat Alody malas bangun
Rasanya dia sudah tertidur cukup lama, tapi dia sungguh malas bangun
" Bangunlah putri kecil....kau sudah tertidur cukup lama " ucap Dominic dan mengecup kening putrinya lembut
Alody yang mendengar suara Daddy-nya terbelalak dan langsung terduduk
Dia menatap linglung Daddy-nya yang tersenyum hangat padanya
Alody mengerjapkan matanya beberapa kali dan kemudian merebahkan tubuhnya lagi
" Sepertinya aku mimpi " gumaman Alody seketika membuat tawa orang orang di ruangan itu pecah
Alody menatap Aiden yang tersenyum kecil, dia mengernyitkan dahinya bingung melihat mommy-nya dan Justin tertawa terbahak-bahak, bahkan Kakaknya itu sampai guling guling di sofa
" Apa ada yang lucu ...?" tanya Alody pada Aiden
Aiden tersenyum manis, dan mengusap dahi Alody lembut " Lihatlah di sampingmu baby girl..... daddy sudah bangun, kamu tidak sedang bermimpi "
Alody seketika menolehkan wajahnya kesamping, dia masih melihat Daddy-nya yang tersenyum dengan mata berkaca-kaca
Air mata Alody perlahan turun membasahi pipinya, dia memeluk Daddy-nya erat
" Daddy bangun.....Daddy bangun ...... daddy Ody sudah bangun.... super Heronya Alody sudah bangun " racauan Alody membuat semua orang disana terharu
Setelah tangisan Alody mereda, Dominic melepaskan pelukan mereka
" Jangan pergi lagi sayang, kalau mau pergi, bawa daddy juga, jangan tinggalkan daddy " ucap Dominic dengan lirih
Alody semakin menangis mendengar ucapan Daddy-nya.
Dia begitu beruntung dicintai dengan begitu besarnya oleh keluarga dan tunangannya
" Ody tak akan pergi pergi lagi daddy "
Dominic mengangguk, dia menarik tubuh putrinya dan memeluknya dengan erat
" Mulai sekarang kamu harus selalu kembali ke mansion, daddy tak mengizinkanmu tinggal jauh dari kita" ucap Dominic yang dihadiahi tatapan protes dari Aiden
" Apa....kenapa....mau protes ?, kamu sudah gagal menjaga putri saya. Jangan harap kamu bisa membawa putri saya pergi !"
Aiden menundukkan kepalanya, dia sadar kalau ia sudah gagal menjaga Alody, tapi ia juga tak bisa jauh dari wanitanya
Ellen yang melihat kesedihan Aiden angkat bicara " Biarkan putri kami pulang Aiden, kamu bisa sering sering mengunjungi Alody "
Aiden masih menggelengkan kepalanya, dia tak mau dan tak akan pernah mau jauh dari wanitanya
" Bolehkah aku ikut tinggal di mansion kalian ?" tanya Aiden
Justin melototkan matanya tak terima " Enak aja....Lo bukan siapa siapa adek gue, jadi jangan kebanyakan minta deh...."
Alody menghela nafas lelah, kakaknya dan Aiden jika sudah bertemu tak pernah bisa akur
Alody sudah sangat lapar, dari kemarin dia belum makan, dan kenapa juga semua orang tak memberinya makan
" Ai aku lapar...." rengek Alody pada Aiden yang masih berdebat dengan kakaknya
" Mau makan apa baby girl....biar aku pesankan "
Alody menggeleng " Aku mau makan di luar..... hampir empat bulan aku tak merasakan sinar matahari "
Ucapan Alody membuat semuanya terdiam dengan pikiran sesaknya
Gadis itu sudah banyak menderita
" Tidak..... kita makan disini saja baby girl " bantah Aiden
Alody mengalihkan pandangannya mendengar penolakan Aiden, ia melihat keluarganya dengan tatapan permohonannya tapi mereka tak menghiraukan, seakan-akan setuju akan penolakan Aiden
Alody terdiam melihat perlakuan semua orang padanya
Dia tahu semua orang khawatir dengannya, tapi disisi lain Alody sudah sangat tertekan, empat bulan dia hanya berdiam diri tak melakukan apapun
Sekarang saat dia sudah pulang, mereka memperlakukan Alody dengan cara yang sama
Beberapa menit kemudian Felix datang membawa makanan yang diinginkan Alody, tapi Alody sudah tak berselera makan lagi
Tapi karena paksaan daddy dan mommy-nya, Alody akhirnya mengalah
Dia membuka kotak makanannya, rasanya dia ingin menangis sekarang
Dia ingin makan sushi, tapi Aiden memberikannya makanan sehat
Alody menggelengkan kepalanya kepada Aiden, tapi Aiden tak menerima penolakan
Dia mengambil alih kotak makanannya dan mulai menyuapi Alody
Alody membuka mulutnya menerima suapan Aiden tanpa banyak bicara
Dia mengunyah makanan dengan ekspresi wajah yang tak dapat dibaca
Alody tak suka sayur, tapi Aiden dan keluarganya selalu mencekokinya dengan sayuran setiap hari
Dia suka memasak, tapi kini mereka tak memperbolehkan Alody memasuki dapur karena tangannya pernah tergores pisau saat memasak
Dia suka skeatboard, tapi Aiden tak memperbolehkannya karena takut jatuh
Alody lelah, dia sangat lelah.
kalau seperti ini, tak ada bedanya dengan keadaannya saat diculik Eros
*****
Terimakasih sudah berkunjung di ceritaku
jangan lupa like vote dan comentnya guys
see you next chapter 🥰🥰🥰***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments