5- Bantuan

Happy Reading -

Andin dan Tessa memasuki kawasan dimana banyak pohon besar yang saling berdekatan. Mereka bingung harus bagaimana kali ini. Yang harus dilakukan mereka sekarang hanya terus berlari.

"Waarghhhhhhh"

Monster itu meraung. Merusak pohon yang terlihat seperti menghalangi jalannya. Mungkin monster itu kesulitan mencari Andin dan Tessa.

Andin melihat sekilas, lalu lanjut berlari lagi. Monster itu masih mengejar mereka, walaupun cukup sulit karna banyak pohon yang menghalangi jalannya.

Brughhh

"Awhhhhhh"

Tessa tersungkur ketanah. Mendengar itu pun, Andin segera menghentikan langkahnya. Dan berbalik melihat keadaan Tessa.

Tessa terjatuh karena tersandung akar pohon. Mungkin karna Tessa berlari sangat cepat tanpa memperhatikan langkahnya. Lukanya hanya sedikit goresan di celananya yang bolong di dengkulnya, untung saja tidak parah. Tapi yang terparah adalah, monster itu sudah menemukan mereka.

Sungguh menyeramkan. Monster itu lebih menyeramkan dari pada yang mereka lihat sebelumnya. Monster itu seakan sudah siap menelan Andin dan Tessa hidup-hidup. Air liurnya sudah menetes kemana-mana, itu sangat menjijikan. Monster itu semakin dekat kearah mereka, dengan tatapan lapar. Andin dan Tessa mematung pada tempatnya, seakan sudah pasrah pada takdir selanjutnya.

"Andin kamu pergi sana, lari"

Lirih Tessa. Andin hanya menggelengkan kepala menjawabnya. Mana mungkin Andin rela meninggalkan Tessa dengan makhluk aneh didepannya. Lebih baik Andin mati bersama Tessa daripada harus meninggalkannya.

"Cepat lari"

Tambah Tessa lagi manatap Andin penuh kehangatan.

"Aku disini dan aku nggak akan pergi"

Balas Andin.

Biarlah monster itu mendekat kearah mereka. Berlaripun sudah tidak mungkin bagi Andin dan Tessa. Tanpa aba aba, Andin dan Tessa menutup mata mereka bersama. Membayangkan kehidupan yang selama ini dijalaninya akan segera berakhir sudah.

"Aaaarrgghhhhhh"

Raungan besar monster itu seketika mengejutkan mereka. Sekaligus membuat Andin membuka mata dan melihat monster itu yang hendak mendekat ke arah mereka tiba-tiba mundur perlahan sambil meringis memegangi dadanya.

Semakin mundur hingga akhirnya makhluk berbadan besar itu terjatuh ketanah. Andin terdiam, dia harus apa sekarang? Mengeceknya atau segera pergi saja.

"Andin, ada apa?"

Tanya Tessa dengan suara yang lirih.

"Tunggu sebentar"

Balas Andin meninggalkan Tessa, dan mendekat ke arah monster itu yang terbaring lemah diatas tanah.

Sekilas Andin melihat sesuatu yang menancap di dada monster itu yang mengeluarkan darah. Setelah dilihat dengan jelas, benda itu ternyata adalah anak panah.

"Jangan disentuh"

Suara seseorang membuat Andin menghentikan aksinya yang hendak memegang anak panah yang menancap di dada monster itu.

Andin berbalik, mencari asal suara. Dan melihat seorang lelaki yang berada tak jauh didepannya, entah dari mana lelaki itu asalnya. Lelaki itu terlihat normal, sama seperti dirinya. Kulit putih, berbadan tinggi tegap, hidung yang mancung, rahang yang kokoh, wajah yang bersih dan mata yang tajam. Membuat Andin menatapnya dalam diam. Lelaki itu juga membawa busur panah di tangannya.

"Siapa kau?"

Tanya Andin menatap lelaki itu yang juga menatap Andin dengan mata elangnya.

"Lebih baik kau membawa temanmu yang pingsan itu"

Sahutnya sambil beranjak menuju ke arah Tessa, Andin pun segera berlari menuju Tessa yang sudah tergeletak di tanah.

"Bagaimana ini bisa terjadi. Tessa bangun Tessa"

Andin panik, Andin takut Tessa kenapa-kenapa. Karena sebelumnya Tessa masih baik-baik saja.

"Kasihan sekali. Afsan tolong bawa wanita ini ke kudaku"

Ucap seorang lelaki yang sudah ada disamping Andin. Seorang lelaki paruh baya yang juga membawa busur panah di tangannya.

"Siapa kau?"

Tanya Andin menatap lelaki itu, lelaki itu pun tersenyum.

"Namaku Renlod, dan yang itu Afsan"

Balasnya memperkenalkan diri, lalu menunjuk ke arah lelaki yang bernama Afsan tadi.

"Mengapa kita harus membawanya?"

Tanya lelaki yang bernama Afsan itu kepada Renlod.

"Cepatlah, kau banyak sekali bicara"

Balas Renlod sambil berjalan menuju kuda putih yang tak jauh darinya. Afsan memutar bola matanya malas, lalu mengangkat Tessa dan membawanya ke atas kuda.

"Satu lagi, bawalah gadis cantik itu bersamamu. Aku pergi dulu"

Tambah Renlod, dan pergi membawa Tessa. Semakin menjauh dan perlahan hilang dari pandangan Andin saat melihatnya.

"Cepatlah naik, atau kau mau tetap disini"

Ujar Afsan yang sudah naik keatas kuda. Andin bingung bagaimana cara untuk menaikinya, karna kudanya juga tinggi.

Disaat Andin tengah kesusahan, tiba-tiba Afsan mengangkat Andin dan menaruhnya tepat di depan Afsan. Membuat jarak antara Andin dan Afsan sangat dekat. Sampai hembusan nafas Afsan terdengar jelas. Andin memalingkan wajah Andin sangat malu sekarang, karena dirinya berada tepat di depan dada bidang Afsan.

Perlahan kuda berwarna hitam yang dinaikinya itu berjalan, melewati jalan yang sama seperti yang Renlod lewati. Disepanjang perjalanan itu pun, mereka berdua sama-sama diam dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Andin masih bingung sebenarnya siapa orang-orang ini, mengapa mereka sama seperti Andin dan Tessa. Karena sebelumnya, yang Andin lihat hanya monster-monster menyeramkan didalam hutan sana.

Mengapa Andin berada di tempat ini pun, Andin juga tidak tahu. Apalagi dengan orang-orang ini. Tapi yang paling penting, Tessa harus sadar kembali. Dari penampilan Renlod, sepertinya dia orang yang baik. Sedangkan Afsan, ya semoga saja dia orang baik.

.

Sakay.

Terpopuler

Comments

🍫Bad Mood 🍰

🍫Bad Mood 🍰

like

2020-12-30

1

paleojavanicus

paleojavanicus

naahh udah ketemu ni sama lawan mainnya, sip ahhh (≧▽≦)

2020-11-20

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

fav, boomlike 5 episode + rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐🤗 saling mendukung ya Thor 😇👌

2020-11-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!