2- Perjalanan.

Happy Reading -

Duarrrrrr

Bunyi suara petir yang menggelegar. Petir yang mengkilat, dengan warna merah menyala. Terlihat lebih terang dari biasanya, entahlah mungkin hanya perasaan mereka saja. Yang jelas saat itu juga, dua orang gadis itu terkejut. Dan kedua gadis itu adalah, Andin dan Tessa.

"Aduh Andin, berhenti dulu deh. Aku takut"

Tessa bersuara. Memang Tessa sedikit parno orangnya. Juga kalau mendengar suara suara keributan, dia akan lari ketakutan.

"Iya iya, kita berhenti di caffe aja ya"

Balas Andin sambil mencari letak caffe terdekat.

Mereka memang baru melawati jalan ini. Baru pertama kali, karna mereka sedang liburan kali ini. Jalanan yang licin bekas rintikan hujan, membuat Andin memelankan lajunya. Karna takut terjadi apa-apa dengan mereka nantinya.

Setelah cukup lama mencari cafe. Akhirnya ketemu juga. Cafe yang lumayan dekat dengan penginapan. Tanpa berlama-lama lagi, mereka segera memasuki Cafe untuk sekedar minum kopi dan mengistirahatkan tubuh mereka.

"Andin, liat deh langitnya. Masa kaya ada pusaran air disana"

Ucap Tesaa sambil menunjukan Andin apa yang dilihatnya.

"Iya, kenapa warnanya merah gitu ya. Udah gitu banyak banget kilat disekelilingnya"

Balas Andin menatap langit sambil mengaduk aduk kopi nya.

Dilangit terdapat sesuatu seperti pusaran air yang lumayan besar. Disana juga terdapat lubang yang berwarna merah menyala didalamnya. Kilat pun tak luput menghiasi disekelilingnya. Aura mistis, misterius, bahkan menyeramkan. Berkumpul menjadi satu saat mata melihatnya.

"Oh iya, Aku punya cerita. Katanya kalo dilangit ada suatu bentuk pusaran air berwarna merah gitu, terus banyak kilat disekelilingnya. Itu tandanya, Bukit portal kebuka. Portal yang menuju ke dunia dimensi yang berbeda"

Ucap Andin serius. Sedangkan Tessa yang mendengarnya malah tertawa, Lucu? Mungkin. Sedangkan Andin menatapnya dengan tatapan aneh.

"Apa sih, mana ada begituan"

Kekeh Tessa yang merasa lucu dengan apa yang Andin ucapkan. 'Zaman sekarang mana ada begituan'. Mungkin itu isi fikiran Tessa saat Andin mengucapkan kata lucunya.

"Yaudah kalo kamu gapercaya. Soalnya portal itu cuma bisa dimasukin sama orang yang istimewa"

"Iya deh aku percaya. Sekarang aku capek banget nih, mau nginap dimana kita Din?"

Tessa bangkit dari duduknya. Tessa terlihat butuh tidur saat ini. Dia sudah mengantuk, bahkan sesekali Tessa menguap. Perjalanan liburan kali ini memang cukup panjang dan melelahkan, mungkin besok pagi baru akan dilanjutkan lagi.

"Disana aja"

Andin menunjuk kesalah satu tempat saat sudah berada diluar Cafe.

Diujung sana terdapat hotel. mungkin ada baiknya jika beristirahat dulu sebelum perjalanan besok dimulai lagi. Tapi, ada yang aneh dari hotel itu. Terlihat misterius, apa mungkin karna pusaran air merah itu berada tepat diatasnya. Ya, mungkin saja itu penyebabnya.

.

Setelah memesan kamar hotel. Mereka bergegas menuju kamar yang sudah dipesannya. Kamar dilantai 11 nomer 11.

Lift menuju lantai 11. Andin dan Tessa terlihat sudah sangat lelah. Perjalanan kali ini memakan waktu cukup lama. Perkiraannya akan terbalaskan saat sudah sampai ditempat tujuannya.

Ditengah tengah perjalanan tiba-tiba lift bergoyang, lampu berkelap kelip, dan sangat menegangkan. Tak lama dari itu seketika lampu lift mati. Mungkinkah lift ini rusak, atau hendak terputus. Namun biasanya jika lift putus, maka akan menuju kebawah. Namun ini tidak, lift ini tiba-tiba menuju lantai atas dengan sangat cepat.

Andin dan Tessa berpegangan tangan kuat sambil terduduk dilantai lift. Tessa dan Andin sudah mengeluarkan banyak keringat dingin, pikiran mereka sudah melayang kemana mana. Dengan mata tertutup mereka berdoa didalam hati, agar mereka baik baik.

Ting!

Dan, tiba-tiba pintu lift terbuka. Andin dan Tessa masih mencoba mengatur deru nafasnya. Lalu Andin membantu Tessa untuk bangkit dari duduknya.

Dengan langkah yang gontai mereka keluar dari lift. Mereka masih tak percaya dengan apa yang dialaminya tadi. Seakan mau mati berada didalam sana. Untung saja tuhan mendengar doa mereka.

"Tessa, kamu baik-baik aja?"

Tanya Andin sambil mendudukan Tessa dilantai. Muka pucat Tessa masih menghiasi wajahnya. Keringat Tessa juga sampai membasahi bajunya. Secara fisik, Andin lebih kuat dibanding Tessa. Namun, itulah yang membuat Andin harus menjaga Tessa saat mereka bersama.

"Haus"

Ucap Tessa sangat pelan, nyaris tak terdengar. Untungnya Andin mendengarnya dan segera mengambil botol minuman di tas miliknya.

"Nih, kamu minum dulu"

Andin menyodorkan minuman untuk Tessa. Sekalian membantunya minum.

"Yaudah aku cari kamar kita dulu, kamu tunggu disini"

Andin melangkah pergi mencari kamar nomer 11 itu. Tak butuh waktu lama untuk Andin mencarinya. Andin segera kembali untuk membawa Tessa pergi ke kamar mereka.

.

Kamar benuansa putih terlihat elegan. Dengan ranjang terdapat dua, Andin memang sengaja memilih kamar yang terdapat dua ranjang. Agar mereka bisa tidur tanpa memperebutkan lapak. Fasilitasnya juga lumayan lengkap, walaupun bukan yang kelas kakap. Namun, cukup untuk mereka istirahat.

Setelah sesesai mandi, Andin bergegas pergi menuju mimpi. Mandi membuat tubuh menjadi relax saat tidur. Sedangkan Tessa mungkin sudah berada didalam mimpi. Andin merebahkan tubuhnya dikasur dan segera tidur.

Mungkin Andin akan menanyakan tentang masalah tadi kepada pekerja di hotel ini nanti pagi. Sekarang waktunya untuk tidur, karena jam sudah memasuki tengah malam.

.

Sakay

Terpopuler

Comments

Khairunisa Nisa

Khairunisa Nisa

Udah Mampir Saya Ya Kak

2020-11-29

1

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

next

2020-11-07

1

Umii

Umii

bagus ka ceritanya
yu mampir juga di novel terbaru aku
" OH MY EMPEROR"
Terima kasih 🥰😊😊😊

2020-10-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!