Pagi ini cerah, matahari sudah mulai keluar dari ufuk Timur. Merlin yang sudah solat subuh, segera mungkin di rias untuk melaksanakan akad nikah. Akad nikah dilaksanakan pukul 08.00 WIB. Di luar kamar terlihat kesibukan orang-orang yang mempersiapkan makanan untuk acara. Ruang tamu sudah di dekorasi untuk acara akad nikah. Warna pink putih menghiasi setiap dinding di ruang tamu itu.
Perlahan-lahan tamu dan kerabat hadir di dalam ruangan yang akan menjadi saksi pernikahan Merlin dan Jecko. Mereka bisa menutupi keadaan di hadapan para tamu dan kerabat mereka, namun tetap tidak bisa membohongi sang pemilik aturan di jagad raya ini.
Pak penghulu sudah di tiba, Merlin sudah selesai di rias, dan Jecko dan papa Merlin pun sudah berada di depan penghulu, dan sudah bersiap-siap melaksanakan ijab kabul.
Ijab Kabul berlangsung dengan lancar. Semua saksi mengatakan sah. Telah resmilah Merlin dan Jecko menjadi suami istri. Setelah ijab kabul Merlin di minta untuk keluar dan menandatangani surat nikah. Penyerahan mas kawin yang diberikan Jecko diterima dengan hati yang ikhlas. Lalu Jecko ikrar suami yang diminta oleh Merlin.
Rona bahagia terpancar di wajah Merlin dan Jecko.
Tamu undangan datang silih berganti. Merlin dan Jecko tak henti-hentinya menyalami tamu yang datang dan berfoto bersama. Mereka berganti pakaian sebanyak dua kali.
"Capek, sayang?" tanya Jecko. Ia khawatir akan kandungan Merlin.
"Lumayan, tapi tadi sudah makan obat kok!" jawab Merlin.
"Oh, ya sudah, kita makan siang saja dulu!" kata Jecko. Ia menyuapi Merlin yang sudah mulai kelelahan.
Akhirnya sampai juga di penghujung acara. Para tetangga yang membantu rawang pun sudah mulai bersih-bersih.
Jecko berbicara pada keluarga besarnya. Banyak harapan yang ingin disampaikan pada keluarganya itu, terlebih memperkenalkan Arza sebagai anaknya.
"Anakmu, kasep kayak kamu, loh, Jeck!" kata saudara jauhnya itu.
"Iya, bik, alhamdulillah!" kata Jecko.
"Sudah berapa tahun umurnya, Jeck!" tanya bibirnya itu.
"Satu tahun tiga bulan bik!" jawab Jecko.
"O, besok kalau lebaran pulang, atuh Jeck, bibik mah kangen sama kalian, lagian Merlin pandai banget dia bawa diri, cepat akrab!" kata adik mamanya itu.
"Insyaallah, buk! Oh, ya Arza mau istirahat dulu, ya nek!" kata Jecko. Lalu membawa Arza ke kamar Merlin.
Jecko sudah berjanji pada ayah Merlin untuk tidak menggauli Merlin hingga bayi yang ada di kandungan Merlin lahir.
Itu artinya Jecko akan tidur di luar.
"Loh, Jeck, kok kamu di luar?" tanya adik ayahnya ketika melihat Jecko berbaring di kursi ruang tamu.
"Oh, Merlin lagi pusing, dia tak mau dekat-dekat suaminya tidur pak Lik, mungkin ngidamnya kayak gitu!" kata Jecko.
Pak Lik ini adalah adik ayahnya yang paling kecil, tinggalnya tak jauh dari rumah Jecko.
"Aduh… aduh kok ada ya ngidam kayak gitu, semoga bibi kamu gak pernah ngidam-ngidam kayak begitu. Soalnya bakalan gak kuat pak Lik mu ini, Jeck, bisa-bisa ikat kepala!" kata Pak Lik nya itu lagi dengan bercanda.
Mereka tertawa bersama. Bahkan mereka tidak tahu bahwa Jecko akan puasa sekitar tujuh bulan lagi. "Biarlah, mungkin ini ganjaran yang harus aku terima, akibat perbuatanku yang mempermainkan Merlin sesuka hati!" kata Jecko dalam hati.
***
"Jeck, Jeck, bangun, solat dulu!" Merlin menepuk-nepuk pipi Jecko yang masih tidur di kursi ruang tamu.
"Iya, terimakasih!” kata Jecko, lalu bergegas mengambil wudu dan solat berjamaan dengan keluarga yang ada di rumah.
“Setelah solat, Jevko yang masih mengantuk, berbaring di samping Arza, sambil memeluk-meluk manja anaknya itu.
Sementara itu, Merlin membantu persiapan sarapan pagi keluarga tersebut, mulai dari teh panas, hingga goreng-gorengan.
Merlin kembali ke kamarnya. Ia melihat Jecko sedang tidur, ia tak tega untuk membangunkannya. Ia tahu, Jecko sampai malam melayani mengobrol tetangga maupun keluarganya yang turut membereskan sisa-sisa pesta tadi malam.
Lalu Merlin ke luar kamar kembali. Jika diturutkan kata hati, jujur Merlin juga sangat letih. Ditambah lagi kondisi kehamilannya yang masih muda ini. Tetapi, demi keluarga yang dia harapkan, ia menyembunyikan raut-raut kelelahannya itu.
“Merlin, duduk di sini dulu, Nak?” kata mama Jecko mengajak duduk di bale-bale belakang rumah jecko yang menghadap ke sawah. Sungguh pemandangan yang sangat menyejukkan mata. .
“Iya, ma, sebentar, ada apa?” kata Merlin sambul duduk di depan mama mertuanya.
“Kamu bahagia, Merlin, menikah dengan Jecko?” tanya sang ibu Mertua pada Merlin dengan pelan.
“Insyaallah, Ma, Merlin bahagia!” kata Merlin.
“Doakan dia, dukung kariernya, mama ini sudah tua, tak bisa kemana-mana lagi, kalau ada kesempatan, mohon pindah tugaslah ke sini, kumpul kita!” kata mamanya.
“Insyaallah, ma, Merlin janji bakal bahagian Jecko sepeti Jecko bahagian Merlin, ma!” mendengar perkataan Merlin itu, mamanya Jecko lalu memeluk tubuh menantunya itu.
Merlin senang, mertuanya sayang sekali dengannya.
***
Semua orang yang di rumah berkumpul di ruang makan. Kali ini mereka makan di lantai. “Ambu, Insyaallah, minggu depan kami pulang, karena cuti hanya diberi dua minggu, Ambu!” kata Jecko.
“Iya, Jecko, enggak apa-apa, sejak pertama kamu ingin jadi polisi, mama sudah tahu konsekuensinya, kamu bukan hanya mlik mama atau papa kamu, tapi kamu juga milik negara!” kata mamanya.
“Terimakasih atas pengertiannya, Ambu!” kata Jecko.
“Nanti sebelum pulang, kamu menginaplah di hotel bareng keluarga kamu, anggap saja bulan madu yang tertunda, nanti biar mama yang jadi donatur utamanya!” kata mamanya.
“Jangan repot-repot, Ambu, sudah dipestakan seperti ini saja, Jecko sudah bahagia, Ambu!” kata Jecko.
“Ya, sudah, kalau kamu tak mau, biar mama yang bawa Merlin, mau?” kata mamanya lagi.
“Ya, sudah, deh, kalau Ambu memaksa, Jecko bisa apa?” kata Jecko bercanda.
Semua orang yang di sana lalu tertawa, “Masa’ rezeki ditolak?”
***
Seperti yang dikatakan mamanya Jecko, mereka berlibur tiga hari lagi di kawasan puncak. Mereka menginap di hotel bintang empat yang ada di kawasan itu. Karena hotel bintang lima saat itu sudah penuh.
Merlin, Jecko, dan keluarga Merlin ikut dalam perjalanan itu. Mereka hanya menyewa dua kamar. Satu kamar perempuan dengan tempat tidur tambahan, dan satu kamar untuk para lelaki juga dengan tempat tidur tambahan.
Merlin dan Jecko sungguh seperti pasangan pengantin baru, terlebih Arza bermain bersama dengan om dan tantenya itu.
“Hem, coba aku dulu tak seego itu, mungkin kamu sudah jadi istri resmiku dari dulu, lucu ya, justru setelah tidak ada hambatan, kita malah gak bisa sekamar!” kata Jecko.
“Iya, sabar, yang penting jangan diulangi lagi, kalau kamu ulangi lagi, kamu bakalan kehilangan aku, aku gak akan memaafkan kamu lagi, terlebih papa dan mama sudah sadar atas kesalahan mereka!” kata Merlin tegas.
“Iya, sayang!” kata Jecko sambil mencium kening Merlin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Ratna0789
Lanjut dan semangat selalu akak
2022-02-03
1
YUKI
wah wah wah
2022-02-01
0
Aris Pujiono
semangat kak ...sanubari mrndukungmu
2022-01-28
0