Pengadilan agama kota masih sepi pagi ini. Beberapa orang sudah menunggu untuk menyelesaikan kasusnya, mulai kasus di bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf dan shadaqah.
Semua berkas yang diperlukan sudah dibawa oleh Merlin dan Jecko. Sementara Arza dititipkan pada Maya.
"Selamat pagi, pak, buk, ada yang bisa dibantu?" kata pegawai kantor tersebut.
"Mau mendaftarkan perceraian adik saya ini, pak?" kata Jecko.
Petugas itu lalu memberikan formulir yang harus diisi oleh Merlin.
"Ini buk, formulirnya, mohon diisi!" kata petugas itu.
"Baiklah lah pak!" kata Jecko.
Jecko mengisi formulir tersebut berdasarkan data yang Merlin berikan. Setelah selesai Jecko mengembalikan kembali formulir tersebut beserta fotokopi identitas diri dan surat nikah Merlin. Permohonan perceraian Merlin tergolong mudah, karena tidak menyertakan harta gono-gini. Tak lupa pula Merlin menyerahkan beberapa foto ia lebam setelah dipukul David.
"Sudah ya pak, nanti suratnya akan kami proses dan kami antar ke rumah tergugat!" kata petugas pengadilan agama itu. Tak lupa pula petugas memberikan besaran biaya untuk persidangan nantinya dan biaya administrasi yang timbul diluar persidangan.
Selesai urusan hari ini. Merlin dan Jecko lalu menjemput Arza di rumah Maya.
"Assalamualaikum!" sapa Merlin.
"Hem, itu mama dah pulang Arza!" kata Maya pada Arza. Arza lalu meminta digendong pada Merlin.
"Bagaimana, tadi Merlin. Susah tidak urusannya?" tanya Maya.
"Alhamdulilah lah May, mudah-mudahan segera selesai!" kata Merlin.
Setelah mengobrol kecil dengan Maya, Merlin dan Jecko pamit. Walau tidak memakan waktu lama, namun Merlin merasa lelah untuk hari ini, karena masuk ke pengadilan agama untuk bercerai itu bukanlah sebuah impian. Ada beban yang hinggap di hatinya. Berat dan perih.
***
Proses perceraian yang memakan waktu hampir tiga bulan, membuat Jecko tak bisa menahan gairahnya pada Merlin. Mereka semakin intens melakukannya. Hidup bersama tanpa ikatan, memang banyak resiko.
"Besok kita sudah bisa mengambil akta cerai kamu Merlin!" kata Jecko.
"Iya, kalau bisa aku minta kamu segera nikahi aku!" kata Merlin.
"Iya, aku sedang cari cara ini, kamu pikir senang menghadap atasan membuat permohonan nikah, sementara semua orang tahunya Arza adalah anakku, semoga secepatnya bisa selesai permasalahannya, aku pun bosan jadinya!" kata Jecko dengan nada kesal.
Mata Merlin berkaca-kaca mendengar penuturan Jecko dengan nada sedikit tinggi. Kali ini Merlin merasa Jecko akan mempermainkannya.
"Jeck, kamu mau mempermainkan aku, Jeck, atau kamu sengaja ingin menghukum ku?" tanya Merlin.
"Tak perlu berpikiran seperti itu, apa terasa kurang pengorbananku selama ini, bukankah kamu dulu pernah mengatakan, bahkan aku bisa memilih wanita yang lebih baik dari kamu, ya kan, sekarang simpan air matamu itu!" kata Jecko lagi, lalu memakaikan sepatunya, karena dia memang hendak pergi dinas.
"Jeck, maaf kalau ternyata aku memang menuntut kamu lebih banyak dari yang aku berikan, maaf!" kata Merlin ketika Jecko berada di depan pintu keluar rumah. Namun Jecko hanya diam saja.
Rasa bersalah menghantui di hati Jecko sepanjang perjalannya ke kantor. "Merlin benar, aku menghukumnya, aku menghukumnya karena penolakannya dulu, entah mengapa, rasa benci ini tiba-tiba muncul, tiba-tiba juga rasa itu hilang, terutama jika melihat wajah Arza yang tak berdosa itu, apa yang terjadi padaku?" tanya Jecko dalam hatinya.
***
Suasana dingin terasa di rumah. Jecko yang pulang malam hari, segera masuk ke kamarnya setelah membersihkan badan di kamar mandi. Lalu mengunci pintunya rapat.
Merlin mencoba berdamai dengan suasana hatinya.
"Jeck, minum dulu Jeck!" tawar Merlin.
Namun, tak ada sahutan.
"Jeck, kamu sudah makan?" tanya Merlin lagi.
Namun, kamar itu sepertinya masih hening.
"Jeck, ngomong dong Jeck, jawab aku Jeck!" Merlin mulai menangis.
"Jeck, kamu ngomong Jeck, aku janji gak akan tuntut kamu lagi untuk nikahin aku, aku akan besarkan anak kamu ini sendiri!" kata Merlin.
Perlahan pintu itu terbuka.
"Anak?" tanya Jecko.
"Iya, Jeck, aku hamil!" kata Merlin dengan bahu yang terguncang dan dengan air mata yang semakin deras.
"Ah!" Jecko menarik rambutnya kesal.
"Kamu nggak pakai pengaman ya Merlin, dasar gob*ok, dengan si baji*gan itu kamu suntik kontrasepsi, dengan aku main langsung saja kamu, kamu sengaja ingin menghancurkan karier aku, hah!" kata Jecko dengan nada tinggi.
Merlin terus menangis.
"Gugurkan!" kata Jecko.
"Maksud kamu apa, Jeck?" tanya Merlin lagi dengan mata berkaca-kaca.
"Gugurkan, Arza masih terlalu kecil punya adik!" kata Jecko.
Merlin tak bisa berkata-kata lagi. Ia tahu, saat ini harga dirinya terasa diinjak-injak.
"Ah, semua lelaki sama saja!" katanya dalam hati, lalu pergi ke kamarnya untuk tidur. Setidaknya untuk saat ini dia berharap tidak mendengar suara keras Jecko. "Kamu berubah, Jeck!" Merlin berkata dalam hati lagi.
***
Perihal proses perceraian Merlin tergolong mudah. Pihak pengadilan agama kota tempat tinggal David yang diutus ke rumahnya mengatakan bahwa David bersedia menceraikan Merlin dan memberikan hak asuh anaknya yang bernama Khalil kepada Merlin. Dan tidak pernah sekalipun ia mengikuti persidangan. Merlin tidak memberi tahu bahwa ia sudah mengubah nama anak mereka.
Pagi sekali Merlin telah berada di pengadilan agama. Kalo ini ia membawa Arza, karena ia hanya mengambil akta yang sudah jadi.
"Buk, Merlin, ini akta perceraian Anda!" kata petugas di pengadilan agama itu.
"Terimakasih, Pak!" kata Merlin pada petugas itu. Merlin pun berlalu pergi.
Sepulang dari kantor pengadilan, Merlin bergegas pergi ke apotek. Usia kandungan yang ia perkirakan baru sebulan itu, diusahakannya untuk digugurkannya, sesuai dengan kemauan Jecko. Ia berencana membeli obat pelancar haid.
Setelah dari apotek, ia pergi ke pasar tradisional, ia ingin membeli air ragi. Banyak yang bilang air ragi bisa membuat haid menjadi lancar kembali.
Kali ini Merlin tak mau berdebat dengan Jecko. Ia sadar akan kesalahannya. Jecko ternyata belum siap dengan hasil dari perbuatannya.
Merlin mencoba menata hatinya kembali. Cinta yang ia bangun setelah berpisah dari David terhadap Jecko, seolah terpatahkan. Jecko bagai orang yang berbeda setelah tahu ia hamil.
***
Jecko merasa puas, membuat Merlin menangis tadi malam. Dia juga tak pernah menyangka mampu berbicara hal yang diluar nalar serta hatinya itu.
"Maafkan aku, Merlin, cintaku ternoda karena luka, dulu betapa inginnya aku membahagiakanmu, nyatanya kamu menolakku, hingga kita bertemu kembali saat aku sendiri tak sanggup melihat keadaanmu, berat sekali rasa ini Merlin, aku sungguh merasa menjadi orang paling bodoh karena mau menerimamu kembali!" gusar di hati Jecko tidak tertahankan. Ia menabur cinta di luka yang masih menganga.
"Maafkan aku Merlin, sejak pertama aku menc*mbumu, kamu benar menjadi candu dalam malamku!" Jecko menarik kesal rambutnya. Seakan menyesali apa yang telah ia perbuat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
YUKI
ih
.. jecko nakal
2022-02-01
0
🥀Acihlicious 🥀
si zoko lebih edan kirain tuluh yataya bales dendam suguh malang nasibmu marlin
2022-01-29
1
auliasiamatir
cinta di atas luka 😭, Merlin sih gak bisa jaga diri, dan hati.
2022-01-21
1