Merlin bangun di pagi ini dan bersiap-siap hendak kerja. Ia sudah mandi sejak sebelum subuh tadi. Solat subuh pun sudah dikerjakannya. Diuraikan nya doa agar dia selamat dunia dan akhirat, dapat menafkahi anaknya.
"Sudah tiga hari ini Jecko datang ke sini. bawa susu dan pokok. Katanya dia Minggu ini dinas malam. Sebentar sih dia ke sini karena katanya kangen sama Khalil!" kata Maya di sela sela mempersiapkan sarapan pagi buat mereka.
"Sudah tiga hari, tapi kamu baru bilang sekarang?" kata Merlin.
"Iya, dia yang meminta untuk tidak memberitahu kamu. Tapi aku yang jadi tak enaknya, punya kawan tapi tak tahu perasaan orang!" kata Maya.
"Terus dia bilang apa?" tanya Merlin penasaran.
"Katanya kalau kamu sudah bersedia, aku bisa kawan kamu cari rumah kontrakan yang tidak seberapa jauh dari kantornya!" kata Merlin.
"Menurutmu bagaimana?" tanya Merlin lagi.
"Ye ilah, ni anak orang, enggak ngerti-ngerti dibilangin, terima saja dong Jecko nya Merlin, perbanyak berdoa, semoga ini jodoh terakhir buat kamu!" kata Maya menasehati Merlin.
"Oke, nanti siang aku izin pulang cepat, kita cari berdua ya!" kata Merlin.
"Iyes, ini baru temanku!" kata Maya sambil memeluk Merlin dengan pelukan yang hangat.
Merlin melajukan motornya ke kantor distribusi itu. Hari ini Merlin minta izin kerja setengah hari karena ingin mencari kontrakan dengan Maya.
Sekitar empat toko ia jalani hari ini. Ada beberapa konsumen yang ingin menambah jumlah barang, namun Merlin berjanji untuk mengantarkannya kembali besok.
Setelah selesai melapor pada kantor, tepat waktu makan siang, Merlin pulang menuju rumah Maya.
Benar kata Maya, setibanya dia di rumah, Jecko sudah ada di sana. Jecko sedang menggendong Khalil.
"Assalamualaikum!" sapa Merlin.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh!" jawab Jecko.
"Sudah lama, Jeck?" tanya Merlin.
"Belum, palingan baru sepuluh menit. Ini juga mau pulang!" kata Jecko tanpa basa basi.
"Oh, ya sudah hati-hati!" kata Merlin melemah.
"Oke, aku pulang lagi ya Lin, May, kalau sudah dapat kontrakannya kasih tahu aku!" kata Jecko lalu pergi meninggalkan rumah Maya.
Merlin memandang kepergian Jecko. Lelaki yang selalu ingin membahagiakan dirinya. Bagaimana ia akan bertahan di luar sendirian, sementara orang tuanya sudah terlalu kecewa dengan David. Terkadang Merlin merasa ini tidak adil buatnya. Bukankah ini bukan salah dia.
"Makanlah dulu, tadi aku sudah makan, begitu pula Khalil dia sudah minum susu!" kata Maya.
Selesai makan Merlin tidak lupa mencuci piring yang ia gunakan. Bagaimanapun tinggal di rumah orang harus tahu diri.
Merlin membawa sepeda motornya berkeliling di sekitar kantor Jecko, namun sesuai pesan Jecko, rumahnya sudah harus masuk ke kawasan pemukiman masyarakat setempat. Agar Merlin bisa bersosialisasi dan tidak suntuk jika berjauhan dengan Maya.
Sekitar sejam mereka sudah mendapatkan beberapa rekomendasi rumah kontrakan yang bisa mereka tempati. Baginya rumah sederhana juga tidak apa-apa, yang penting aman dari jangkauan David.
"Sepertinya rumah yang kita lihat yang ketiga itu bagus deh, buat kamu! tidak terlalu kecil dan tidak mahal pula ongkos sewanya!" pendapat Maya.
"Oh, iya, aku pun suka, ya sudah, sekarang aku minta tolong lagi ke kamu, tolong telponkan Jecko dong katakan padanya kalau rumah kontrakan buat aku sudah dapat!" mohon Merlin ke Maya.
"Yah, kenapa tidak kamu saja sih yang mengatakan padanya?" tanya Maya.
"Aku malu, May, tapi aku tak ada jalan lain sepertinya ini, setidaknya jika tidak di rumah kamu, aku tidak lagi melihat kamu dan Mikhael bertengkar, bisa bisa mati berdiri dia kubuat!" kata Merlin.
"Sudahlah, mungkin ini memang takdir aku!" kata Maya.
Sesampainya di rumah, Maya segera menelepon Jecko.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Jeck?" sapa Maya.
"Waalaikumsalam, May, gimana sudah dapat kontrakannya?" tanya Jecko.
"Udah dapat, bagus lagi!" kata Maya.
"Ya, berapa biayanya?" kata Jecko.
"Hem, nanti aku kirim lewat pesan ya!" kata Maya.
"Oke!". kata Jecko.
***
Merlin menyusun barang yang ia miliki. Termasuk barang-barang Khalil. Rumah yang hendak ditempati mereka sudah bersih. Peralatan dapur yang diperlukan, tadi sudah dibeli, tidak banyak, hanya seukuran seperti anak kos.
Jecko tadi menitipkan uang belanja untuk sebulan kepada Maya. Ya seukuran gaji sebulan anggota kepolisian. Jecko membebaskan Merlin untuk menggunakannya dengan baik. Ia pun meminta Merlin untuk setiap hari memasakkan makanan buatnya.
Maya membantu Merlin hingga berada di rumah kontrakan itu.
"Alhamdulillah, akhirnya selesai juga ya!" kaya Merlin.
"Iya, terkapar lah aku sebentar lagi!" kata Maya hampir tertawa.
"Assalamualaikum!" sapa Jecko.
Jecko datang dengan beberapa perlengkapan kamar mandi. Jujur Merlin sebenarnya masih malu menerima kebaikan Jecko. Tapi kemurahan hati Jecko juga sulit untuk ditolak.
"Waalaikumsalam!" kata Merlin dan Maya bersamaan.
"Merlin, ini perlengkapan kamar mandi, tadi di kos banyak, jadi aku bawa kesini dari pada beli! Khalil mana?" tanya Jecko.
"Terimakasih ya, Khalil nya lagi bobok! Mau aku buatkan kopi hangat? kebetulan tadi aku beli kopi." tawar Merlin.
"Boleh!" kata Jecko.
"Hem, aku juga dong Lin, es teh yang dingin saja, kan kita sudah beli es batu tadi!" kata Maya nyosor.
Merlin pun membuat kopi hangat buat Jecko. Lalu membuat es teh buat mereka berdua.
"Khalil itu kerjanya bobok terus ya Lin?" tanya Jecko.
"Iya, habisnya mau kerja jadi polisi belum cukup umur!" kata Merlin sambil tertawa.
"Ye, dasar emak-emak gaul!" ledek Jecko.
"Lin, berani tidur sendiri eh maksudnya berdua dengan Khalil di rumah ini?" tanya Merlin.
"Mudah-mudahan berani. Di sebelah muka depan ada rumah kok!" jawab Merlin.
"May, Lin, nanti aku mau lapor pak RT, aku harap kalau ada yang bertanya, bilang saja bahwa aku dan Merlin adalah pasangan suami istri. Maaf, ini demi keamanan kamu juga Lin, beruntung jika melapor hanya melampirkan data yang fotokopi". kata Jecko.
"Ya, baik lah, tapi hanya status untuk melapor, bukan?" tanya Merlin.
"Iya, karena melamar wanita status istri orang juga enggak boleh!" kata Jecko.
"Maaf, Lin, mau tanya, suami kamu ada mencari tidak?" tanya Jecko.
"Sejauh ini, dia hanya minta nomor hape aku sih, sama adikku, mungkin dia lagi sibuk, istrinya dua yang mau diurus, anaknya lima, kapan pula lagi ada waktu buat aku!" jawab Merlin.
"Oh, ya sudah, aku pergi lagi ya, tadi istirahat sebentar soalnya!" kata Jecko lalu memasang sepatunya.
"Maafkan, aku, Merlin, begitu sayangnya aku sama kamu dulu, tidak akan pernah sama lagi perlakuan cintaku padamu kini, balas dendam ku akan kumulai lagi, hingga aku benar-benar bisa mencintaimu dengan tulus kembali". gumam Jecko dengan setetes air mata di pipinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
auliasiamatir
kok aku gak faham , dengan kalimat terkahir jeco yah Thor
maksudnya balas dendam sama siapa nih..
sama Merlin kah
2022-01-21
1
Butet Pekanbaru
aku suka tor
2022-01-14
3
YUKI
wah jecko jecko
2022-01-12
3