Di Novel saya boleh promo, asal jangan asal😂😂
Hai Readers sebelum masuk ke episode berikutnya, kita buat visual dulu ya:
Visual Merlin
...Visual Jecko...
^^^
Visual David^^^
Jecko terpaku melihat kepergian Merlin dengan sepeda motornya yang penuh dengan isi barang dagangan. Ya, dia tahu dulu Merlin memang bekerja, tetapi tidak menjadi sales seperti ini. Dia pernah bilang kalau salesnya dari toko ke toko pasti kepanasan.
Satu tahun lebih dulu, wanita yang baru ia lihat tadi, menolak untuk ia nikahi. Daftar nama keberangkatan ke pulau lain, terdapat namanya. Ia ingin mengikat hatinya. Ia ingin mengangkat marwah pujaan hatinya itu. Ia tahu gadisnya itu masih labil dan liar.
Namun, apa yang terjadi tidak sejalan dengan yang ia rencanakan. Lalu, ia pergi dengan kekosongan hati hingga pagi ini ia melihat wanitanya terlihat lelah. Lelah yang belum diketahui Jecko alasannya. Sementara, ia baru pulang dua hari yang lalu setelah selesai penugasannya. Cinta yang ada di hatinya seakan mekar kembali.
***
Merlin menyelesaikan tugasnya hari ini. Ia benar-benar terkejut melihat Jecko, walaupun dia bisa memprediksi hal tersebut. Laju motor yang dia kendarai membuat dia bisa sampai ke rumah sebelum matahari terbenam.
“Satu harian ya kerjanya?” tanya Maya.
“Ia, May, kamu pasti capai ya, gimana dia rewel enggak?” tanya Merlin balik.
“Anakmu anteng kok, enggak apa-apa, Nayla jadi ada teman dia!” kata Maya.
Setelah bersih-bersih Merlin membawa Khalil ke kamarnya. Ia peluk bayinya itu dengan kasih dan sayang. Dua bulan mereka terpisah, kini diapun harus merasakan ditinggal oleh mamanya karena bekerja.
***
Langit sudah malam hari itu. Jecko menjalankan motornya ke rumah orang tua Merlin. Ia hanya ingin memastikan kondisi Merlin sekarang. Bagaimanapun dia masih mencintai gadisnya itu. Jika seandainya ia tak berjodoh dengan Merlin pun dia ikhlas, asal Merlin bahagia.
Jecko tetap mempertahankan perasaannya sewaktu ia dinas di luar pulau. Dia tak mengindahkan tawaran-tawaran dari orang tua maupun rekan-rekannya yang ingin menjodohkannya dengan wanita lain.
Ia melihat papa Merlin yang sedang duduk di teras. Dengan agak takut (ye kali polisi kok agak takut!, hehehehe!) ia menyapa papanya Merlin.
“Assalamualaikum!” sapa Jecko.
“Waalaikumsalam!” jawab papanya Merlin lalu mempersilahkan Jecko duduk.
“Apa kabar Om?” tanya Jecko.
“Kabar baik, Jecko, kamu kemana tidak nampak-nampak!” tanya papa Merlin.
“Saya dinas ke luar pulau om, lebih satu tahun om, hem, Merlin ada om?” tanya Jecko tanpa basa basi lagi.
“Dia sudah tak disini lagi, tak perlulah kamu cari gadis seperti dia, takut kamu kecewa!” kata papa Merlin.
“Maksudnya, om?” tanya Jecko.
“Kamu cari tahu sendiri, sekarang silakan pulang, dan jangan cari-cari Merlin lagi!” kata papanya Merlin.
“Baik om, saya permisi!” kata Jecko.
Jecko meninggalkan rumah Merlin dengan penuh pertanyaan. “Dimana kamu Merlin sekarang?” hatinya bertanya-tanya. Ia kembali lagi ke rumahnya. Rumah kosnya, karena dia bukan asli orang kota ini. Orang tuanya ada di pulau jawa. Dia ikut tes di sini berbekal rekomendasi keluarganya.
“Merlin, seandainya kita nikah kemarin, aku pasti tidak akan tinggal di kos, aku juga lelaki normal yang ingin memiliki keluarga, ada kamu, aku, dan anak-anak kita!” gumam Jecko dalam hati. Malam ini dia rasanya ingin cepat berlalu. Ia akan ke suatu tempat untuk mengetahui keberadaan impiannya itu.
***
Hari ini Jecko diberi libur karena ada beberapa administrasi yang harus ia persiapkan sebelum aktif kerja di kantornya itu.
Setelah agak siangan, ia bergegas ke toko yang disinggahi Merlin kemarin.
“Hai mbak?” sapa Jecko.
“Hai juga, ada yang bisa saya bantu?”
“Saya mau lihat krim ini dong mbak?” Jecko mengingat-ingat dagangan yang diberikan Merlin kepada pelayan toko itu kemarin.
“Wah, Bapak suka pakai krim ini juga, ini kan untuk perempuan!”
“Rencananya ini untuk adik saya, kira-kira kalau saya mau beli banyak kemana ya, jika saya ingin jadi reseller?” tanya Jecko pura-pura.
“Oh, ke distributornya saja pak!”
“Emang distributornya enggak jauh, mbak?”
“Masih di kota ini kok, ini ada alamatnya!” kata pelayan itu memberikan alamatnya. Ia lalu melihat faktur yang ada tanda tangan Merlin di sana, tak lupa ia mencatat alamat yang tertera di sana.
“Oke. Merlin, aku harus tahu apa yang terjadi dengan kamu!” gumam Jecko dalam hati.
Ia melajukan motor sport nya ke alamat kantor Merlin. Ia melihat kantor yang sederhana di sana. Ada seorang keamanan di pos pintu masuk. Dengan Helm full face nya ia mendekati pos keamanan itu.
“Assalamualaikum, Pak?” sapa Jecko.
“Wassalamu'alaikum, selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu?” tanya petugas keamanan itu.
“Eh, karyawan yang namanya Merlin, kira-kira ada tidak di dalam ya pak?” tanya Jecko.
“Sales ya pak, kalau sales biasanya pulang ke kantor sekitar pukul empat sore pak!” jelas petugas itu.
“Baiklah pak!” Jecko keluar dari pos itu. Dipandanginya sekeliling dari kantor Merlin itu. Ada sebuah warung gorengan. Ia bawa motornya ke samping dekat penjual gorengan itu. Lalu mengamati motor-motor yang keluar masuk dari kantor itu.
Hari sudah hampir pukul empat sore. Ada sebuah motor yang sangat ia kenali, serta wanita berjaket biru. Jaket pemberian Jecko kala itu. Ia tahu gadisnya sangat suka warna biru. Sejak motor Merlin masuk ke halaman kantornya, Jecko sudah siap di atas motornya.
Selang beberapa waktu, Jecko melihat Merlin keluar dengan motornya. Buru-buru ia mengikuti Merlin. Di tengah perjalanan Merlin mampir ke apotik. Dari bawaan plastik transparan itu, ia melihat Merlin membeli susu dan popok. “Untuk apa susu dan popok itu, ah, bisa saja itu titipan temannya!” kata Jecko dalam hati.
Ia mengikuti perjalanan Merlin. “Sepertinya hendak ke arah rumah orang tuanya?” tanya Jecko dalam hati. Namun, ketika Merlin melewati gang rumahnya, Merlin melaju terus hingga perempatan. Jecko menjadi bingung “Mau kemana emangnya Merlin, ini?” tanyanya dalam hati lagi.
Lalu Merlin masuk ke dalam gang, yang sepertinya ia mengetahui kemana arah Merlin pulang.
“Ah, kenapa enggak kepikiran ke rumah Maya sih?” Jecko menyesali kelupaan nya.
Di depan rumah maya, Merlin memarkirkan motor, sementara Maya sendiri sedang menggendong bayi. “O, berarti Merlin beli popok dan susu itu buat bayi yang digendong Maya itu!” gumam Jecko dalam hati.
Namun, belum selesai pertanyaannya itu, Maya dengan jelas berkata pada Merlin,
“Nah, Khalil, itu mamanya yang cantik dah pulang?” Kata Maya.
Bagai tersambar petir Jecko mendengar kata Maya itu.
“Apa, Merlin sudah menikah!” itu kata pertama yang dilontarkan Jecko ketika membuka helm full face nya itu.
Merlin yang mendengar suara Jecko sontak terkejut juga.
“Jecko!” kata Merlin.
“Jawab, Lin, benar yang dikatakan Maya tadi, bahwa kamu ibu anak itu!”
Maya yang melihat kondisi agak ramai di luar rumahnya lalu mengajak Jecko dan Merlin ke dalam.
“Kita bicara di dalam saja, tidak enak jadi konsumsi orang lain!” kata Maya mempersilakan Jecko masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Nia࿐
Visualnya keren thor👍
2022-02-09
2
Вet¡¡πа ♡
semangat Thor.. salam dari ' Aku Masih Mencintaimu'.. smangat ya..
2022-02-07
1
Asa Benita
ga rela klo pak polisi balikan sama Merlin. Pak Polisi cari yg lbh baik yokkk..
2022-02-04
0