Kinara yang masih dikuasai amarahnya masih terus saja mencekik Jenika, semakin Jenika mencoba melepaskan diri semakin Kinara mengeratkan cekikannya.
Tak menghiraukan teriakan orang-orang yang memintanya untuk melepaskannya dan juga beberapa bawahan Jenika yang terus saja mencoba melepaskan tangannya dari leher orang yang telah menghina ibunya itu.
Jenika yang sangat setia mendengar setiap kata-kata Tiara membuat Tiara takut jika terjadi sesuatu pada Jenika. Tiara kemudian mendekat dan membantu agar Kinara melepaskan Jenika.
"Kinara lepaskan, kamu bisa membunuhnya, kamu mau membuat keluarga malu jika kamu sampai berbuat kriminal," kata Tiara tegas terus menarik tangan Kinara.
Kinara yang mendengar kata keluarga menjadi lebih tenang, selama ini ia tak pernah memiliki keluarga yang tulus pada, bahkan hatinya kembali sakit saat kenyataan jika orang yang selama ini membesarkannya dan telah dianggap sebagai ayahnya, ternyata ialah yang membuatnya dalam situasi di mana ia sendiri tak mengerti apa yang sedang terjadi padanya.
Tiba-tiba Kinara melepaskan tangannya, membuat Jenika hampir terjatuh dan dengan cepat disembunyikan oleh Tiara di belakangnya.
"Kamu ini kenapa sih, kerasukan ha'. Coba lihat penampilan kamu bikin malu aja," ucap Tiara mengomentari penampilan Kinara.
Saat ini Kinara masih memakai pakaian yang agak kotor akibat ulah Jenika dan kawan-kawannya di hutan tadi.
Kinara menatap tajam pada Jenika, yang masih menjadikan Tiara pelindungnya.
Jenika merasa ketakutan, ia merasa akan mati saat Kinara mencekiknya tadi. Semakin ia pikir semakin ia ketakutan melihat perubahan pada Kinara.
****
Kinara dan Tiara sering bertaruh, pernah dulu mereka berdua bertaruh. Tiara meminta Kinara melakukan sesuatu hal, jika Kinara mau melakukannya ia akan membantu berbicara manis kepada ayahnya agar Kinara tak dimarahi oleh ayah mereka, saking polosnya Kinara mempercayai apa yang dikatakan oleh Tiara dan yang ia dapatkan waktu itu hanyalah kemarahan dari ayah mereka yang lebih besar dan parah, Kinara sampai di usir dari rumah, ia mendapat hukuman dari ayahnya untuk tinggal di asrama hingga ia membuat bangga ayahnya dengan prestasi yang ia miliki. Tiara saat itu tak menepati janjinya. Namun, Kinara tak bisa berbuat apa-apa hanya bisa menerima segalanya.
****
"Tiara jangan ikut campur, berikan dia padaku, aku tak akan membiarkan siapapun menghina ibuku." Kinara menatap lekat pada Jenika.
"Apa yang akan kau lakukan," ucap Tiara menghalangi Kinara yang ingin menarik Jenika.
Dia bisa melihat kemarahan di mata kakaknya itu, ia pun mencoba mencari cara agar Jenika bisa terlepas dari amukan Kinara.
Kakak beradik itu kembali melakukan taruhan. Tiara menantang Kinara untuk melakukan taruhan.
"Taruhan? Taruhan apa yang kau inginkan?" tanya Kinara yang sudah mulai bisa menguasai emosinya. Mengambil ikat rambut yang ada di pergelangan tangannya kemudian mengikat rambutnya yang terurai panjang.
"Bagaimana kalau kita bertaruh pada ujian semester kali ini, siapa yang nilainya lebih tinggi dia yang akan menang. Jika aku menang kamu harus minta maaf pada Jenika berjanji tak akan melakukan hal ini lagi padanya dan Kamu harus berlutut di hadapannya di depan semua teman kelas kita." Tersenyum licik membayangkan Kinara berlutut. "Jika kau yang menang aku akan membelamu di depan ayah dan akan membujuk ayah agar mau memaafkan segala kesalahan mu dan meminta agar kamu bisa kembali lagi ke rumah. Aku akan berkata yang baik-baik tentang mau di hadapan ayah. Bagaimana kau setuju?" tanya Tiara mengulurkan tangannya ingin menjabat Kinara.
Kinara tersenyum dan melihat mereka berdua, menelisik mengapa Tiara begitu membela Jenika.
"Baiklah, aku terima tantanganmu. Jika aku kalah aku kan minta maaf dan bersujud di kaki Jenika dan tak akan mengganggunya walau dia menggangguku, tapi jika aku menang Kau harus membelaku dan berkata yang baik-baik di depan ayah tentangku dan." Kinara menjeda kalimatnya. "Kau juga harus memakai singlet berlari keliling lapangan 10 kali dan berteriak aku adalah siswa yang paling bodoh, bagaimana kamu setuju?" Tantang Kinara tersenyum mengejek merendahkan mereka berdua dengan tatapannya.
Seketika semua orang yang ada di kelas itu tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang diucapkan oleh Kinara, mereka membayangkan bagaimana jadinya jika Tiara seorang idola sekolah, kesayangan semua guru berlari keliling lapangan dengan hanya memakai singlet, ditambah lagi ia meneriakkan kata jika ia siswa yang paling bodoh sedangkan dia adalah salah satu siswa yang terpintar di sekolah dan sering menjadi juara kelasnya.
Tiara yang sangat percaya diri dengan kemampuannya tentu saja langsung menerima tantangan dari Kinara. Kinara takkan bisa mengalahkanku. pikir Tiara.
Tiara berpikir jika Kinara hanya bermimpi bisa mengalahkannya, karena di setiap ujian ia selalu masuk ke 10 besar sedangkan Kinara sendiri mendapat juara 1 atau juara 2 tapi itu dari belakang dan itulah kenyataanya. Tiara adalah siswa yang pintar sedangkan Kinara sendiri siswa yang bisa dibilang kurang pintar dalam pelajaran.
"Wah Sepertinya kita akan merayakan kemenangan Kinara sebagai siswa terpintar tahun ini," ujar salah satu teman kemudian ia tertawa membuat semua orang di kelas itu juga ikut tertawa.
"Aku sudah tidak sabar melihat dia berlutut dan meminta maaf, mungkin akan lebih seru jika dia juga harus berkeliling lapangan sambil meneriakkan Aku adalah pengecut, aku adalah si cupu, kelas kembali ramai dengan gelak tawa mereka semua menyindir jika Kinara tak akan bisa mengalahkan Tiara dalam taruhan itu.
Kinara berjalan menghampiri mereka semua yang sedang menertawakannya, seketika tawa mereka terhenti saat melihat tatapan mengintimidasi dari Kinara.
Mereka sedikit memundurkan langkahnya saat Kinara semakin mendekat.
Kinara menghentikan langkahnya saat kakinya terbentur meja tempat mereka belajar.
Kinara mengambil pena yang ada di atas meja, mengambilnya dari salah satu anak yang masih duduk sambil mencatat pelajarannya yang tertinggal.
Awalnya Kinara hanya melihat-lihat pulpen tersebut kemudian dengan sekejap ia mematahkannya menjadi dua kemudian melihat kembali orang-orang yang tadi menertawakannya, membuat mereka semua langsung menciut dan menelan ludahnya dengan susah payah.
"Kalian lihat saja, aku yang akan memenangkan pertarungan ini. Bukan hanya mengalahkan Tiara, tapi aku juga akan menjadi juara 1 dan mendapat nilai yang tertinggi. Orang lain tidak berhak mendapat juara selain aku," ucap Kinara tegas dan pasti.
Tak ada yang berani berkomentar lagi, mereka hanya saling pandang dan kembali melihat Kinara yang masih berdiri di tempatnya. Spekulasi mulai bermunculan di kepala mereka, apakah Kinara akan benar-benar mampu mengalahkan Tiara atau dia hanya sekedar membual saja.
Tiara tersenyum kecut melihat kelakuan Kinara, "Kau takkan bisa mengalahkanku bagaimanapun kerasnya kau belajar. Kau takkan bisa mengalahkan nilaiku, aku pasti menang dalam taruhan ini, aku sudah tidak sabar untuk mempermalukan mu di depan anak-anak," batin Tiara.
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Terima kasih sudah membaca 🙏
Bagaimana, menurut kalian, akankah Kinara memenangkan pertaruhan ini????
jangan lupa like, vote dan hadiah ya🙏💖
Salam dariku Author M Anha
love you all 💕💕💕
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
Aprilia Amanda
halu dulu gamasalah lah ya, masalah kalah mah belakangan🤣
2024-12-12
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑻𝒊𝒂𝒓𝒂 𝒃𝒍𝒎 𝒕𝒉 𝒂𝒋𝒂 𝒔𝒌𝒓𝒏𝒈 𝑲𝒊𝒏𝒂𝒓𝒂 𝒕𝒍𝒉 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒃𝒂𝒉
2024-10-18
0
Abizar zayra aLkiaana
kebiasaan manusia yg muka nya gk cukup satu, yahh kaya gitu,,tiara cepet habislah bedakmu😏
2023-05-20
0