Mafia In The School
"Hei, kau! Cepat periksa dia!" ucap ketua pembully yang bernama Jenika, meminta salah satu bawahannya untuk mengecek seorang gadis yang tergeletak tak bergerak di lantai, orang tersebut menggunakan seragam yang sama dengannya.
Ya, mereka baru saja melakukan pembullyan kepada salah satu teman sekelasnya, mereka memukulnya tanpa ampun, hingga murid tersebut tidak bergerak lagi. Mereka dengan sengaja membawanya menjauh dari sekolah mereka.
"Apakah dia sudah mati?" Mereka semua saling pandang, saat melihat murid yang mereka pukuli tak bergerak lagi. Mereka hanya menakut-nakutinya tak berniat membunuhnya.
"Hai, kau! periksa dia!" seru Jenika meminta salah satu temannya.
Perlahan orang yang ditunjuk oleh Jenika mendekat dan ingin mencoba memeriksanya, apakah benar ia telah mati atau masih hidup. Ia berjalan begitu lambat karena takut, sehingga membuat Jenika kesal.
"Cepat! Apa yang membuatmu takut? Si cupu itu tak akan menyakitimu," seru Jenika merasa geram.
"Ayah …." Tiba-tiba suara teriakan gadis itu menggema, masih tergeletak di lantai.
Semua melihat kearahnya.
Bawahan Jenika yang tadinya berjalan mendekat, menghentikan langkahnya. Ia benar-benar terkejut dan melihat ke arah ke Jenika, seolah berkata jika Kinara masih hidup.
Jenika tersenyum sinis, "Oh, ternyata kau masih hidup ya?" ucap Jenika berjalan mendekat menuju Kinara, gadis yang sudah tak bergerak sedikitpun dari tempatnya itu.
Kinara gadis yang lemah dan selalu menjadi sasaran mereka, meskipun sering di sakiti ia tak pernah melawannya, bukan karena tak mau, ia menang terlahir sebagai gadis yang lemah dan penakut. Hanya bisa menerima hinaan dan hujatan yang tertuju padanya.
"Kau pikir dengan berpura-pura mati kau akan menakutiku, Ha?" bentak Jenika kesal dan kembali menendang kaki Kinara yang masih tak bergerak seinci pun.
"Dengar ya, Kinara! Jangan coba-coba kau mendekati Adam ku lagi! Dia itu milikku! jika sekali lagi aku mendengar kau mendekatinya akan kupastikan aku tak akan memaafkan mu, aku akan kembali membuatmu seperti ini, mungkin aku bahkan akan melenyapkan mu hingga kau tak bisa memanggil Ayahmu lagi!" ancam Jenika memandang rendah pada Kinara.
Jenika terus berjalan memutari Kinara,
"Jangan sok cantik kau, dasar cupu! Adam itu milikku, jangan berani-berani kau merebutnya dariku!" ucap Jenika berjongkok dan ingin menampar Kinara.
Tiba-tiba Kinara menangkap tangan Jenika. Jenika tersentak, meringis kesakitan, ia tak menyangka jika pegangan tangan Kinara begitu kuat hingga merasa pergelangan tangannya akan patah karenanya.
"Apa yang kalian lakukan?" Jenika melihat bawahannya yang terlihat masih terkejut dengan kejadian di depannya.
"Cepat jauhkan dia dariku!" perintah Jenika berteriak, menyadarkan bawahannya dari keterkejutannya.
Kinara yang semakin mencengkram tangan Jenika dan melayangkan tatapan membunuhnya, membuat nyali Jenika seketika menciut. Jenika meringis merasakan sakit di pergelangan tangannya.
Beberapa bawahan Jenika langsung mencoba menjauhkan Kinara dari ketua mereka.
Jenika berpikir para bawahannya akan dengan mudah menyingkirkan Kinara si gadis lemah dan pengecut yang selama ini hanya menerima dalam diam apapun yang dilakukan dan diperintahkan olehnya.
Beberapa bawahan Jenika mendekat dan mencoba menyerang Kinara. Tanpa melepas genggaman tangannya, Kinara menghajar mereka yang mendekatinya dengan sangat mudah.
Mata Jenika membulat sempurna melihat apa yang baru saja terjadi, Kirana memukuli bawahannya, menghajar mereka hanya dengan satu tangannya.
Mereka mendapat beberapa luka akibat tendangan Kinara, semua merasa tersudut dan kalah, mereka berlutut minta ampun pada Kinara. Itulah jalan aman untuk mereka agar bisa selamat. pikir mereka semua.
Tanpa Kata Kinara menghempaskan Jenika ke arah teman-temannya yang sedang berlutut meminta maaf padanya.
Jenika tak terima apa yang terjadi padanya, ini pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini, ia sangat kesal. Jenika segera pergi dari sana membawa teman-temannya sambil terus menggerutu.
"Kalian sebanyak ini mengapa kalian tak bisa menghadapinya, dasar kalian benar-benar tak berguna," hardik Jenika.
"Dari mana Kinara mendapatkan ilmu beladiri, apa selama ini ia mempelajari secara diam-diam?" tanya salah satu dari mereka.
Semua hanya mendengar, tak ada yang menjawab begitu juga dengan Jenika.
Kinara hanya melihat mereka semua berjalan menjauh darinya dengan tatapan yang masih sama. Ingin rasanya Kinara menghabisi mereka semua.
Tiba-tiba dia mendengar suara robot masuk ke dalam telinganya, suara-suara yang terasa aneh. Ia menutup telinganya merasakan sakit di kepalanya.
"Ada apa ini, ada apa denganku?" batin Kinara yang terus mengerang kesakitan saat suara-suara itu begitu menyakitkan terdengar di telinganya.
Semakin lama sakitnya semakin berkurang dan menghilang.
"Di mana aku," gumam Kinara melihat sekelilingnya, melihat tubuhnya, memegang wajahnya, dan melihat kedua tangannya.
"Ada apa ini, di mana aku," batinnya merasa tak mengenali dirinya sendiri.
*****
Kinara mengernyitkan keningnya saat sekilas ingatannya berlarian hingga terkumpul di otak nya, memutar kembali setiap kejadian demi kejadian yang terakhir dialaminya. Ia baru mengingat jika terakhir Ia dipanggil oleh atasannya mengatakan jika ada hal yang penting yang mau didiskusikan nya, Kinara yang sangat disiplin dan patuh kepada bosnya dengan cepat menghampiri di markas mereka, meninggalnya pekerjaannya.
Kinara mengingat, jika waktu ia memasuki salah satu ruangan di dalam markasnya.
Kinara berlari memasuki sebuah ruangan markas mereka, tak ingin membuat si pemanggil menunggu dirinya.
Begitu membuka pintu dan melangkah masuk, Kinara sangat terkejut saat melihat apa yang ada di hadapannya, tadinya ia mengira ia akan bertemu dengan bosnya yang sudah di anggap seperti ayahnya.
Bukannya Ia melihat bos yang memanggilnya, ia justru melihat ayahnya tergantung tak jauh darinya. Kinara tanpa ragu langsung melompat untuk menyelamatkan ayahnya, Kinara tak merasa curiga sedikitpun. Ini adalah markas mereka, yang ada dalam pikirannya saat itu ialah ia harus menolong ayahnya. Namun, tak disangka-sangka ternyata itu semua hanyalah jebakan.
Kinara baru menyadarinya jika dirinya telah di jebak saat ia berhasil menyelamatkan ayahnya. Namun, semua Sudah terlambat, semua berakhir saat sebuah ledakan terjadi, meluluhlantakkan tempat itu bersama mereka berdua.
Kinara memeluk erat tubuh ayahnya, ia tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa memejamkan matanya menunggu akhir dari kehidupannya.
*****
Begitu Ia membuka matanya kembali, ia menemukan dirinya hidup kembali di badan seorang gadis SMP, yang pengecut dan lemah. Yang paling membuatnya terheran, beberapa orang tadi memanggilnya dengan nama yang sama, Kinara.
Kinara mengepal tangannya ia tak menyangka jika orang yang selama ini dipercaya dan sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri bisa melakukan itu semua padanya.
Kepalanya kembali terasa sakit, Kinara mengerang kesakitan. Sakitnya hanya langsung sepersekian detik. Namun, mampu membuat Kinara merasa sebuah peluru menghujam kepalanya dan seketika sakit itu tiba-tiba menghilang dengan cepat.
Kinara bisa merasakan sakit disekujur tubuhnya akibat pukulan anak-anak tadi.
"Siapa gadis ini? Apakah gadis ini begitu lemah sehingga ia mengalami luka ini hanya karena ulah mereka semua," gumam Kinara yang menganggap lawan-lawannya tadi bukanlah apa-apa.
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Terima kasih sudah membaca 🙏
Salam kenal, kak 🤗
Jangan lupa like, vote dan komennya ya 🙏
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
オーロラ79
Mampir...
2024-09-14
0
NOiR🥀
menarik first chapter
2023-05-30
1
Abizar zayra aLkiaana
👣👣
2023-05-20
0