Bab 5

"Bik, saya mau ke mall hari ini. Tolong catat semua stok yang habis." pinta Anita.

"Iya, Nyonya." jawab Bik Luluk.

Anita duduk sejenak sembari menunggu. Tak lupa mengirim pesan beserts fotonya pada sang suami yang jauh di sana.

"Cantik sekali istriku, mau kemana?" ucap Angga lewat suara.

"Mau ke Mall, Mas. Belanja bulanan. Mau nunggu Mas sekalian, udah habis semua. Ngga papa ya, pergi sendiri?"

"Iya, tapi hati-hati ya, sayang." jawab Angga dengan penuh cinta.

Anita hanya tersenyum sendiri mendengarnya, apalagi ketika Angga mengirimkan foto dengan ciuman untuknya.

"Ini Nyonya, daftar belanjanya. Yakin mau pergi sendiri?" tanya Bik Luluk.

"Iya, ngga papa. Di sana nanti banyak yang bantu angkat barang kok. Saya berangkat, ya?"

Bik Luluk hanya mengangguk, lalu mengantarnya hingga ke depan pintu.

Anita mulai menyetir mobil menuju Mall yang biasa Ia datangi. Ia pun mulai berbelanja sesuai keperluan yang Bik Luluk catatkan padanya ketika memasuki pusat perbelanjaan. Hingga Troli hampir penuh dengan semua kebutuhannya selama hampir sebulan.

Duuuughh! Sebuah Troley menumbur troley Anita dari arah berlawanan.

Seorang wanita yang sedang fokus mendorong sembari berbelanja, hingga tak sadar telah menabrak yang lain.

"Eh, maaf Kak..."

"Loh, ini Jihan 'kan?" tanya Anita yang mengenali wanita itu.

"Eh, ya ampun. Ketemu lagi, tapi aku nabrak lagi. Cerobohnya." jawab Jihan dengan memukul kepalanya pelan.

"Eh, ngga papa. Namanya ngga sengaja. Wajarlah, namnaya juga belanja sendirian, jadi repot."

"Iya, ini belanja banyak untuk keperluan Cafe, Kak. Barang udah pada habis. Apalagi, musim corona begini kan harus stok Handsanitizer sama tisue." jawab Jihan.

"Kamu punya cafe? Wah, hebat kamu. Masih muda udah sukses berkarir." puji Anita.

"Ah, itu ngga seberapa. Itu cuma usaha kecil-kecilan yang aku rintis dari jaman kuliah." Jihan tersipu malu.

Obrolan berlanjut santai, sembari mereka terus berbelanja. Hingga selesai dan sama-sama mengantri di kasir.

"Jihan, cafemu dimana? Boleh kakak mampir?"

"Ah... Masa iya, Kak ita mau mampir di cafe kecil punyaku. Mba Ita kan, langganannya restaurant mewah."

"Leh, kamu... Malah merendah gitu. Kakak ngga pernah punya standar untuk sebuah tempat nongkrong. Asal aman, dan sesuai di kantong, ya Kakak datengin. Apalagi, kalau sama suami, kemana aja hayuk." jawab Anita, dengan membayar belanjaannya.

Jihan hanya diam dan mengangguk. Karena, bukan hanya Anita yang sering diajak kesana, tapi Ia juga sering. Meski kadang, Ia dan Angga harus berpisah tempat duduk untuk dapat makan bersama.

"Udah selesai aku, Kak. Mau langsung ke cafe? Biar aku traktir nanti." tawa4 Jihan.

"Tapi bawa mobil sendiri, beriringan aja, ya?"

Jihan pun mengangguk, dan mereka berjalan berdua menuju mobil masing-masing.

Anita menuruti mobil Jihan dari belakang, menuju cafe miliknya yang ada di tengah kota. Sebuah cafe berkonsep begitu modern ala anak milenial dan tertata rapi.

Jihan masuk dengan membawa belanjaan, dan langsung di sambut oleh karyawan kepercayaannya.

"Cal, bawa dan susun ini di belakang, ya?" pinta Jihan padanya.

Jihan langsung menggandeng Anita untuk masuk dan duduk di kursi yang nyaman.

"Kak Ita mau minum apa? Atau mau makan sekalian. Udah waktunya makan siang juga 'kan?" tawar Jihan.

"Apa aja, deh. Berhubung kamu traktir, kamu aja yang pilihin. Pastinya yang paling enak disini." ujar Anita dengan senyum manis berlesung pipitnya itu.

Jihan membalas senyumnya, lalu memesankan makanan untuk Anita. Makanan yang bisa di bilang terenak di cafenya, dengan semua bahan yang terbaik untuk istri kekasihnya itu.

" Mas Angga pernah cerita tentang kesukaanmu, dan apa yang tak kamu suka." ucap Jihan dalam hati.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***