Jam menunjukkan pukul sepuluh malam saat Jane dan juga Zain keluar dari mall, setelah seharian keduanya menghabiskan hari di Mall dengan menonton bioskop, bermain di pusat permainan dan mencoba berbagai macam makanan yang sedang viral, layaknya remaja pada umumnya.
"Aku yang menyetir, jika kamu lelah Jane,"
"Apa kamu sudah bisa menyetir?"
"Jangan remehkan aku, kemarin aku sudah belajar dan beberapa kali membawa mobil box milik bang Ucok pulang dan pergi berjualan,"
"Aman?" tanya Jane menghentikan langkahnya dan memicingkan matanya menatap ke arah Zain, saat keduanya akan menuju parkiran mobil.
"Penyok dikit,"
"Sudah ku duga," ujar Jane lalu berjalan kembali, namun langkahnya terhenti saat melihat pria paruh baya yang kemarin malam menjadi korbannya juga berada di parkiran mobil tersebut, lalu Jane mengumpat di belakang tubuh Zain.
Zain tahu apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut, lalu Zain membalik tubuhnya kemudian membuka resleting hoddi yang di kenakannya dan membawa Jane ke dalam pelukannya dan menutup separuh tubuh Jane menggunakan hoddi miliknya, dan membawa Jane menuju mobilnya melewati pria tua yang juga menuju mobilnya.
"Untung lah, terima kasih Zain," Jane mencium pipi sahabatnya, ketika sudah masuk ke dalam mobil miliknya, mobil yang terbilang tidak mahal, mobil yang di belinya dengan hasil melayani pria hidung belang.
"Selalu seperti ini, sudahlah Jane lebih baik kamu berhenti dari pekerjaanmu," ujar Zain yang sudah sering sekali menyembunyikan sahabatnya tersebut, saat bertemu dengan korban Jane, yang ingin mengajak Jane kembali menghabiskan malam, karena belum puas karena Jane tidak benar-benar bermain sungguhan, tentu saja Jane tidak akan melakukan hal itu, yang bisa saja merugikan dirinya.
Tapi Jane tidak menghiraukan ucapan Zain, karena dirinya langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya keluar dari parkiran mall tersebut.
"Jane apa kamu tidak mendengar apa yang aku katakan?"
"Iya aku dengar, dasar bawel, sudahlah jangan di bahas lagi, aku akan memikirkan dulu apa yang tadi kamu katakan, Oh iya Zain, kamu pulang besok kan?" tanya Jane untuk mengalihkan pembicaraannya, saat dirinya belum sama sekali memikirkan akan berhenti dari pekerjaannya sekarang, yang membuat hidupnya jauh lebih baik, di banding beberapa tahun lalu saat kedua orang tuanya meninggal, dan Jane belum mengenal pekerjaan yang sekarang di tekuni nya.
Zain hanya mengangguk mendengar pertanyaan sahabatnya tersebut. "Apa kamu mau ikut?"
"Tidak untuk apa, yang dari kampung saja ke kota, kamu yang dari kota mau ke kampung, kamu itu aneh Zain,"
"Tapi di sana lebih damai Jane,"
"Pret damai apanya, aku lihat di berita banyak tuh perkelahian antar sesama tetangga di kampung-kampung sampai bacok bacokan, asal kamu tahu, damai itu kita yang ciptakan sendiri Zain, di mana pun kita berada kalau kita merasa damai, ya oke saja,"
"Jangan sok bijak, apa kamu sudah merasa damai?"
"Belum," jawab Jane sambil nyengir kuda, lalu Zain menoyor kepala sahabatnya tersebut.
"Dasar Markonah,"
"Zain!"
"Maaf sayang," sambung Zain lalu mengelus rambut sahabatnya tersebut.
"Zain,"
"Apa lagi?"
"Malam ini menginap di rumahku ya? Aku sudah lama tidak tidur bersama aku rindu–
"Rindu apa? Jangan bilang hanya rindu dengan pijitan aku,"
"Bagus, itu tahu, boleh ya badan aku rasanya pegal semua,"
"Baiklah," sambung Zain yang sudah terbiasa menginap di rumah Jane tentunya tidur di tempat tidur yang sama.
"Terima kasih sayang banyak-banyak,"
"Pret,"
*
*
*
Pendinginan di dalam kamar yang begitu luas, tidak terasa bagi dua anak manusia yang sedang melakukan aktivitas panas, terlihat dari kening keduanya yang basah karena keringat yang di hasilkan dari aktivitas panasnya.
"Lebih cepat sayang," ucap seorang pria pada wanita yang berada di atas tubuhnya, yang sedari tadi menguasai permainan.
Dan suara lenguhan berganti dari kedua bibir anak manusia setelah mencapai puncak kenikmatan.
"Sayang, mama sudah menanyakan kapan kita akan menikah?" tanya sang wanita yang sekarang sudah turun dari atas tubuh sang pria beralih merebahkan tubuh di samping pria tersebut lalu memeluknya.
Tapi tidak di hiraukan oleh pria tersebut yang langsung melepas pelukan sang wanita dan beranjak dari tidurnya. kemudian ingin turun dari tempat tidur sebelum tangannya di tahan.
"Sayang, aku sedang bertanya padamu, setidaknya kamu menjawabnya,"
Bersambung....................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ita rahmawati
siapakah 2 org yg lg indehoi in 🥴🥴
2022-11-03
0
Wiek Soen
Jane dengar tuh nasehat Zain...
2022-04-24
0
Andayani Ahmat
hmmm, psti lki lki yng dingn dn arogan tu yng hbs bkn kecebng.. tpi penasaran sma lki 2 dn wanita tersebut..
2022-02-02
0