Cinta Tulus Untuk Anak Yang Tak Di Inginkan

Cinta Tulus Untuk Anak Yang Tak Di Inginkan

prolog

Bab pertama.

Perkenalan.

Grizela Syakirana Putri, atau biasa dipanggil Izel. Dia adalah mahasiswi fakultas kedokteran di salah satu universitas swasta ternama di negerinya.

Izel sangat di kenal sebagai gadis periang, ramah dan baik hati. Memiliki kulit putih, tinggi semampai, hidung mancung, mata bulat, pipi sedikit chubby, bibir tipis dan juga body goals.

Akan tetapi semua kecantikannya, tertutupi oleh penampilannya yang tomboy. Izel lebih nyaman berpakaian menyerupai laki-laki, seperti memakai celana jeans yang dipadankan dengan kaus oblong terkadang juga kemeja dan itupun yang ukurannya lebih besar dari tubuhnya alias gombrong.

Izel mempunyai dua orang sahabat, satu laki-laki dan satu perempuan. Sebenarnya Izel menyukai salah satu sahabat laki-laki dan menaruh perasaan lebih padanya cukup lama. Akan tetapi dirinya harus berusaha mengubur perasaannya dalam-dalam karena, Izel tau jika sahabat perempuannya juga menyukai laki-laki yang sama dengannya.

Dea Azzahra.

Dia adalah sahabat perempuan Izel satu-satunya. Seorang teman yang baik, imut dan juga penyayang. Gadis berambut pirang itu, mempunyai sifat yang cerewet, tetapi dia sangat feminim. Berbanding terbalik dengan Izel. Dea selama ini diam-diam mencintai Ilham sahabatnya, namun gadis itu memilih untuk diam, dengan alasan tidak mau merusak persahabatan mereka.

Ilham Alian syaputra.

Sosok yang tinggi, putih dan memiliki wajah tampan ini merupakan sahabat Izel dan juga Dea. Dia adalah tipikal laki-laki yang humoris dan ramah. Ilham berasal dari keluarga terpandang. Dia sangat sayang pada kedua sahabatnya. Akan tetapi dirinya tidak tau kalau kedua sahabatnya itu menyimpan rasa yang lebih padanya. Apakah Ilham juga memiliki rasa yang sama pada salah satu sahabatnya? Atau malah kepada wanita lain?

Gio Putra Anggara.

Termasuk mahasiswa populer atau biasa di bilang famous. Menjadi idola mahasiswi di kampus tempat ketiga sahabtan itu belajar. Gio selalu menjadi rebutan para mahasiswi di sana, karena ketampanan dan juga karismanya. Tetapi dia terkenal dingin dan sombong juga angkuh. Walaupun begitu tetap saja pribadi maupun soalnya sangat digilai para kaum hawa, mungkin karena dirinya berasal dari keluarga kaya raya.

Arian Atmaja.

Salah satu sahabat dari Gio, dia juga cukup tampan, namun lebih tampan Gio tentunya. Sosoknya kebalikan dari kawannya itu, karena Arian adalah pribadi yang ramah, suka bercanda, humoris dan suka menolong.

Jino abraham.

Merupakan sahabat dari Gio juga. Pria ini cukup terkenal karena sifatnya yang playboy. Bergonta-ganti pacar itulah hobinya. Jino suka merayu wanita-wanita cantik. Dia juga cukup tampan, karena banyak juga mahasiswi yang mengidolakannya, bahkan Jino mempunyai julukan si raja gombal.

Luna Stevia Karisa.

Sosok gadis ini cukup terkenal di kampus itu juga. Penampilannya yang selalu menarik perhatian karena riasannya yang cukup tebal. Bahkan bibirnya saja selalu berwarna merah darah. Pakaiannya selalu ketat dan super seksi. Itulah ciri khas dari Luna. Kalau soal cantik, tentu saja Izel lebih darinya. Hanya saja gadis itu tidak pernah merias dirinya dan juga merawat diri. Luna sangat terobsesi pada sang idola kampus, bahkan segala cara telah gadis itu lakukan untuk mendapatkan perhatian dari Gio. Bahkan dia selalu merundung dan mengerjai mahasiswi yang dekat dengan laki-laki tersebut. Maka itulah Luna terkenal sebagai tukang bully di kampus itu.

Ana Fransiska.

Salah satu antek-anteknya Luna. Penampilan mereka tentu bahkan tidak jauh berbeda. Ana juga suka pada Arian, salah satu sahabat Gio.

Abel Hasima

Dia antek-antek Luna yang satunya lagi. Gadis ini terkenal agak bodoh dan juga tulalit, selalu menuruti apa perintah Luna, meskipun selalu ceroboh.

Mereka smua kuliah di Universitas swasta terbesar dan ternama yang ada di kota B.

_____________

Kampus

Tiga sekawan itu berjalan beriringan. Mereka bercanda tawa ria, tanpa mempedulikan orang sekitar. Banyak yang mencibir juga menghina. Ketiga sosok ini juga sering mendapat komentar pedas, dari anak-anak kampus. Akan tetapi tiga sekawan itu tetap tak peduli, karena hidup ini kan mereka yang jalani, kenapa orang-orang itu yang repot? Intinya mereka bersikap bodo amat akan apapun tanggapannya selagi yang di lakukan masih berada di jalur yang benar serta tidak merugikan orang lain. Betul begitu bukan?

"Guys, pulang dari kampus, kalian mau kemana?" tanya Izel, pada kedua kawannya.

"Pulanglah, mau kemana lagi." Dea menjawab dengan mimik wajah tak bersemangat.

"Kalo elu, Ham?" Izel bertanya seraya melirik ke arah Ilham.

"Kemana aja, boleh," jawab Ilham dengan tersenyum.

"Kalo di tanya tu, jawab yang bener ngapa," gerutu Izel pada Ilham.

"Emang, kenapa sih nanya-nanya? Mau ngajak jalan ya?" tebak Ilham kemudian.

"Hehe, lu bener, Ham. Gue mau ngajak kalian berdua nonton. Dah lama kan kita gak ngabisin waktu bareng," jelas Izel, karena memang selama ini mereka selalu sibuk dengan urusan masing-masing, sehingga jarang sekali menghabiskan waktu bersama.

"Kalo gue sih, hayu ajah. Tau dah kalau Ilham," jawab Dea dengan antusias sambil melirik ke arah Ilham.

"Hayuk lah, gaskeun! Lagian apa sih yang enggak buat kedua princes gue ini," sahut Ilham seraya merangkul bahu kedua sahabatnya.

"Oke, nanti pulang dari kampus kita langsung jalan ya?" kata Izel.

"Wokey!" jawab kedua sahabatnya itu kompak.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam kelas, kebetulan ketiga sabahat ini satu jurusan. Sepanjang mata kuliah berlangsung, Izel terus memperhatikan ilham. Kenapa dirinya harus merasakan perasaan ini? Mengapa juga harus ilham? Sederet pertanyaan bersarang di otaknya saat ini.

Pletak!

"Aduh! Siapa sih yang ngelempar pulpen ke jidat gue! Kurang asem bener dah!" teriak Izel kesal.

"Ehem!" Terdengar deheman dari arah depan.

"Oh, jadi Bapak toh, yang ngelempar pulpen sampe kena jidat saya? Kirain siapa? Ini lumayan sakit loh, Pak. Kenceng juga Bapak lemparnya, padahal lumayan jauh dari sana kesini. Kalo Bapak ikutan olahraga lempar jarak jauh, saya yakin pasti menang. Nih pak pulpennya, tangkep ya!" cerocos Izel, sambil melempar kembali pulpen itu ke depan. Alhasil kepala pak dosen yang kena imbasnya.

"Grizela! Kenapa kamu lempar pulpen ini ke saya? Tidak tau sopan santun ya kamu, saya ini dosen kamu!" hardik dosen itu dengan raut wajah marah.

Terpopuler

Comments

LeoRani

LeoRani

permulaan yg bagus

2022-01-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!