Masih Flashback!!
CEKLEK!!
(Pintu terbuka)
Mata Moa melotot menatap seseorang yang saat ini sedang berdiri di depan rumahnya, bahkan alat pemukul yang ia genggam dengan erat jatuh seketika saking terkejutnya ia dengan tamu itu.
"Fuu??" Ujar Moa lirih.
Nafas Fuu terengah-engah, ia menatap Moa dengan pandangan menyedihkan. Kedua kakinya terasa lemas hingga membuatnya jatuh ke depan, dengan sigap Moa memeluk tubuh Fuu yang terasa dingin.
"A... Apa yang terjadi??"
Moa menuntun Fuu agar memasuki rumahnya, pria itu segera menutup pintu rumah lalu menguncinya.
Saat Moa melepaskan pelukannya pada Fuu, ia semakin di buat takut karena banyak darah yang menempel di lengannya.
"Fuu!! Kau berdarah!" Moa berteriak histeris.
"Mo... Moa..." Ucap Fuu pelan.
"Apa yang terjadi? Kau kenapa??"
Moa panik bukan main, ia mendudukkan Fuu di sofa ruang tamunya. Pria itu segera berlari menemui istrinya dan menceritakan kehadiran Fuu di dalam rumahnya tengah malam.
"Fuu!" Teriak Mod.
Mod yang masih merasakan rasa sakit luar biasa di pangkal pahanya harus memaksakan diri untuk berjalan karena begitu khawatir dengan kondisi Fuu.
"Ada apa sayang??" Mod mengusap wajah Fuu yang di penuhi keringat.
Fuu membuka kain yang membungkus sebuah benda di pelukannya, itu adalah Deryne. Bayi mungil nan cantik itu tertidur pulas di pelukan ibunya, tanpa bicara apapun Fuu menyerahkan bayinya pada Mod.
"Apa?? Kenapa??"
"Tolong... Lindungi putri Fuu" Fuu menangis sejadi-jadinya, wajah cantiknya beruraian kristal bening dari kedua matanya.
"Tolong jelaskan pada kami! Sebenarnya ada apa??"
"Densha... Densha..." Fuu kembali menangis, ia tak sanggup menahan kesedihannya.
"Kenapa? Ada apa dengan Densha??" Moa sudah mulai pucat pasi.
"Densha meninggal... Hiks..." Fuu mengusap kedua pipinya dengan kasar.
"APA??" Moa jatuh terduduk di lantai, kedua tangannya mengepal erat menahan emosi.
"Katrina..." Fuu terisak. "Katrina membunuhnya..."
"Apa kau tidak bisa melindunginya hah?!" Bentak Moa kasar.
"Densha di pengaruhi sihir Katrina, ketika melahirkan Fuu tidak berdaya! Tak bisa melakukan apapun"
"......."
"Fuu harus memilih antara Densha dan bayi ini, Katrina mengirim tubuh Densha ke sebuah jurang lalu dia mengambil putri Fuu! Fuu harus memilihnya" Fuu menangis keras mengingat kejadian pahit beberapa jam sebelum ini.
"Fuu memilih bayi ini!"
Fuu menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangan, ia menyalahkan semuanya pada dirinya yang tak mampu melindungi mereka secara bersamaan.
Mod memeluk Fuu, ia mencoba menenangkan temannya itu. Wajah Mod pun mulai berlinangan air mata tanpa ijin darinya.
"Hiks... Saat Fuu menemui Densha, dia sudah sekarat! Fuu mengeluarkan banyak darah untuk menolongnya namun tak berhasil"
"Fuu..." Mod sudah tak mampu bicara apa-apa lagi.
Fuu merasakan rasa sakit di bagian jantungnya, gadis itu menatap kedua tangannya sendiri yang sudah mulai sedikit rapuh.
"Hiks... Hiks..." Fuu menangis histeris.
"Kau kenapa Fuu??"
"Fuu mengeluarkan banyak darah untuk menolong Densha, apa Mod ingat saat Fuu menolong ayah Mod dulu??"
Mod mengingat-ingat kembali kenangan ketika ayahnya sakit beberapa tahun silam dan di saat itu Fuu datang untuk menolongnya.
"Ya Tuhan! Kau harus meminum darah Densha untuk menyelamatkan nyawamu??" Mod menangis, ia menutup mulutnya sendiri. "Apa kau tidak bisa mengambil darahku??"
Fuu menggelengkan kepala pelan, darah yang di minum Fuu haruslah darah seseorang yang membalas perasaannya. (Baca season 1 episode darah dan Hybrid atau episode darah Densha)
"Tidak! Ini tidak mungkin!" Mod memeluk tubuh Fuu erat, ia meletakkan bayi mungil Fuu di sofa lain.
"Maafkan Fuu..." Fuu membalas pelukan Mod, "Fuu mohon, jaga putri Fuu"
"Hei, apa yang sebenarnya terjadi?" Moa terkejut saat melihat jemari lentik Fuu mengeluarkan beberapa pasir pantai yang lembut.
Ya Tuhan!! - Moa.
(Kalian bisa menebak sendiri ya apa yang terjadi?? Setelah itu ceritanya langsung ke prolog season 2)
👉 FLASHBACK END 👈
Air mata Ryn mengalir deras, gadis cantik itu memeluk Mod dengan erat. Ia sungguh merasa bersalah karena telah menuduh kedua orangtuanya yang bukan-bukan, merasa bersalah karena salah paham pada Moa dan Mod.
"Kau tahu..." Moa berbicara pada Ryn namun ia sama sekali tak menatap wajah putrinya. "Fuu bilang kelemahan Katrina adalah darah murni tak berdosa"
Tanpa sadar kristal bening membasahi pipi pria dewasa itu. Ia terpaksa harus mengingat kembali kenangan beberapa tahun yang lalu.
"Darah murni tak berdosa??"
Awalnya Ryn bingung, namun setelah ia mengingat kembali cerita mamanya. Gadis itu menangis semakin histeris, ia menjambak rambutnya sendiri dan menyalahkan semuanya pada dirinya.
"Benar Ryn..." Moa mulai sesenggukan. "Mamamu menyerahkan putrinya sendiri untuk membalaskan kematian kedua orang tua kandungmu"
"........"
"Menurutmu bagaimana perasaanku saat itu?? Aku baru saja melihat putriku lahir dan di hari itu juga dia tiada"
"Moa..." Mod menatap tajam pada Moa, karena menurut Mod ucapan Moa sudah mulai ke arah ingin menyalahkan kelahiran Ryn.
"Apa?! Kenapa?? Dia memang harus tahu kan??" Moa memandang Mod dengan sedih.
Moegi mencoba menjadi anak laki-laki yang kuat, walaupun hatinya terasa sakit anak itu tetap tak mengeluarkan air mata.
Jadi kakak kandungku di korbankan untuk menyelamatkan kakak Ryn?? - Moegi.
"Maafkan aku... Seandainya aku tidak lahir" ucap Ryn penuh penyesalan.
"Ryn... Ini bukan salahmu" Mod mengusap kepala Ryn, wanita itu yang paling sabar menghadapi situasi sekarang ini.
"Kenapa kalian tak menyerahkan aku pada Katrina saja?!"
"KENAPA KAKAK MASIH BERANI BERKATA BEGITU?!" Bentak Moegi yang akhirnya ikutan bicara.
"Apa kakak tidak menghargai pengorbanan mama dan papa yang membiarkan kakak kandungku terbunuh??"
"Moegi diam!!" Moa mengacungkan jari telunjuknya pada puteranya.
Mod menghela nafas panjang, ia menatap wajah setiap anggota keluarganya secara bergantian.
"Jika aku menyerahkan mu pada Katrina, lalu untuk apa kedua orangtuamu mati?!" Mod menundukkan wajahnya.
"Dan sekarang aku juga akan mati mama!"
"Beda, jika aku menyerahkan dirimu waktu itu. Katrina akan terus hidup sementara kau dan keluargamu mati, aku melakukan itu karena ingin mengakhiri semua penderitaan yang di berikan oleh Katrina"
"Mama...." Ryn memeluk Mod.
"Kami tidak tahu kalau kau akan mengalami perubahan"
"Kita akan mencari jalan keluarnya bersama-sama" Moa tersenyum memandang Ryn. Pria itu lantas melangkah keluar kamar, di susul Moegi di belakangnya.
_____________________________________________
Beberapa hari kemudian....
(Ini adalah part episode di SEASON 1 berjudul Spesial part, lalu ceritanya berlanjut sesuai di episode 125 season 1 ya?)
Ha, how you like that?~
You gon' like that, that that that, that, that that that, that~
How you like that? (bara bing, bara boom, boom, boom)~
How you like that, that that that, that, that that that, that~
Now, look at you, now look at me (uh)
Look at you, now look at me (uh)
Look at you, now look at me~
How you like that?~
(Lirik by BLACKPINK HYLT)
Ryn memasang volume cukup tinggi di earphone yang ia kenakan, gadis itu baru saja membeli beberapa buah donat di toko langganannya yang tak lain dulunya adalah toko kue langganan Densha.
"Sebaiknya aku kemana ya??"
Ryn terus berjalan sambil mengunyah donat yang ia beli, gadis cantik itu nampak murung. Ryn mencoba menikmati sisa-sisa hidupnya dengan sebaik mungkin karena ia tahu, tahun depan dia akan mati.
Kenapa begitu sangat menakutkan saat kita tahu batas umur kita?? - Ryn.
Tanpa sadar, langkah kaki Ryn membawanya ke arah rumah keluarga Mikaelson. Gadis itu memandangi jalan yang baru setahun lalu ia kunjungi, ia menghela nafas panjang sebelum melanjutkan perjalanan nya.
"Mungkin aku bisa menenangkan diri di tempat itu dan mencoba mengenal kedua orangtuaku yang telah tiada"
Bodoh! Bagaimana caraku mengenal orang yang telah mati?? Aku bahkan tidak tahu bagaimana wajah ibuku! - Ryn.
Kurang sedikit lagi Ryn sampai di rumah itu, matanya fokus memandang sosok gadis mungil yang mungkin tingginya sama dengan dirinya.
"Cantik sekali..." Puji Ryn.
Deg!
Kepala Ryn terasa berdenyut, instingnya mengatakan bahwa gadis tersebut bukanlah manusia. Seperti mendapat bisikan gaib entah dari mana, Ryn langsung yakin bahwa gadis itu adalah duyung.
Duyung?? Ada duyung lain selain aku?? - Ryn.
GABRUK!!!
"WTF!!!"
Mata Ryn membulat, ia menjatuhkan beberapa donat yang ia bawa. Aksinya mengejutkan gadis asing yang saat ini sedang memandangi rumah keluarga Mikaelson.
Kenapa ada duyung di tempat ini?? - Ryn.
Setelah berbincang dengan gadis asing itu, Ryn mengulurkan tangannya untuk memperkenalkan diri.
"Fuu... Namaku Fuu..."
Bersambung!!!
Jangan lupa Like, Komentar, Follow, Favorit, Vote dan Rating ya? Aku sangat sayang kalian para pembaca! 😘 Dukungan dari kalian akan membuat saya semakin semangat menulis 😭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
。.。:∞♡*♥
😭😭😭😭sedih bangettt, Denshaa😭
2022-02-06
0
Jimin..
Thor jahat 😭😭😭😭
kenapa fuu dan densha meninggal , aku gak terima...
2022-01-12
0
Saniia Azahra Luvitsky
ada yg simpan bawang yah di sini.. 😭😭😭😭😭😭😭
2021-04-01
1