Sudah setahun Ryn mencoba memecahkan masalahnya sendiri namun tak berhasil ia temukan. Moegi yang berencana mengikuti ibunya saat menjenguk Isabella Mikaelson pun gagal, kedua kakak beradik itu kini saling terpuruk di dalam kamar.
"Ini mustahil! Tidak ada keluarga Mikaelson yang masih hidup, begitu juga keluarga Shawn!!"
Ryn mengusap wajahnya sendiri dengan gusar, gadis itu mer*mas kedua pipinya sendiri saking jengkelnya.
"Kakak benar! Satu-satunya keluarga Mikaelson yang masih hidup hanya Isabella yang entah ada dimana sekarang!"
Moegi menjadi anak laki-laki yang keren, tinggi badannya hampir sama dengan Ryn saat ini. Bahkan tubuhnya sedikit lebih besar dari Ryn meskipun usia mereka terpaut lima tahun.
Gadis bermata biru itu menghela nafas berat, sesaat Ryn merasakan nafasnya tercekat di bagian tenggorokan.
"Hok!!" Ryn menyentuh lehernya sendiri yang terasa gatal.
"Kakak?? Kakak kenapa??" Moegi menyentuh pundak Ryn.
"Ti... Tidak, aku tidak apa-apa"
Nafasku sesak!! - Ryn.
"Aku akan ambilkan kakak minum"
Moegi keluar dari kamar Ryn, ia setengah berlari menuju dapur untuk mengambilkan Ryn segelas air.
"Uhuk!" Ryn memukul dadanya sendiri, dengan sihirnya Ryn mengunci pintu kamarnya agar Moegi tidak bisa masuk.
"Ke... Kenapa? Kenapa dengan tubuhku?"
Ryn berlari menuju kamar mandi di dalam kamarnya, gadis itu mencoba memuntahkan sesuatu yang mengganjal di tenggorokannya namun tidak keluar apapun dari dalam mulutnya.
Leher gadis itu terlihat merah, ia merasakan rasa gatal yang luar biasa di bagian leher kanan dan kirinya. Ryn menyibakkan rambut panjangnya, gadis itu mengambil sebuah karet rambut untuk menguncir rambutnya ke atas.
"Aakkhhh!!!" Ryn berteriak, ia terkejut.
"Apa yang...."
Air mata mengalir di pipi mulus Ryn, gadis itu fokus menatap cermin besar di depannya yang menampilkan dirinya beserta garis tipis di lehernya.
Ryn memberanikan diri menyentuh lehernya, perlahan ia membuka lapisan kulit yang terlihat aneh menempel disana. Saat Ryn membuka lapisan itu ia bisa melihat bagian dalam lehernya sendiri.
"Tidak... Tidak... Aaakkkhhh"
Gadis bermata biru itu menangis histeris, ia tak terima dirinya menjadi makhluk aneh seperti ini. Ryn jatuh lemas ke lantai, ia memeluk lututnya sendiri sambil terus menangis.
"Hiks... Kenapa denganku??"
Nafas Ryn terasa berat, matanya buram. Ia tak mampu menatap ke sekeliling, seperti seseorang yang sudah kehilangan banyak oksigen.
Entah mendapat dorongan dari mana? Ryn menyeret tubuhnya menuju bak mandi, ia memutar keran air dan membiarkan bak mandinya terisi penuh. Dengan amat terburu-buru, Ryn menenggelamkan kepalanya ke dalam bak mandi.
Gadis itu dapat merasakan luka yang muncul di lehernya terbuka, menyerap oksigen di dalam air sebanyak mungkin. Bukan sihir! Namun Ryn bisa bernafas dalam air, hal itu semakin membuat Ryn terkejut.
"Hah... Hah..." Wajah Ryn terlihat sedih. "Aku?? Tidak mungkin kan??"
Aku bukan anak pungut!! - Ryn.
Ryn kembali menenggelamkan kepalanya ke dalam air, gadis itu mencoba menghilangkan rasa sakit dan pusing di kepalanya.
_
KEESOKAN HARINYA...
Ryn duduk di sofa ruang tamu, matanya lurus memandang aquarium di dekat ruang kerja Moa. Saat ini, Mod, Moa dan Moegi sedang tidak ada di rumah. Hanya ada Ryn seorang diri, Nany sedang pergi entah kemana.
Glup!
(Suara Ryn menelan ludah)
"Tidak Ryn!! Hentikan!! Ini bukan dirimu!!"
Gadis itu menghela nafas berat sebelum beranjak mendekati aquarium ayahnya, saat ia sudah dekat dengan aquarium itu Ryn memutuskan untuk kembali duduk di sofa.
"Hentikan! Aku mohon hentikan!" Ryn mencoba menolak dorongan di dalam hatinya.
"HENTIKAN!!!" Teriak Ryn kencang, gadis itu berjongkok menutup kedua telinganya sendiri.
"Aku... Aku adalah anak Moa dan Mod!!" Air mata menetes dari dua bola mata indahnya. "Aku... Aku bukan anak pungut!!"
Seketika kedua bola mata Ryn mengeluarkan cahaya yang lembut, gadis itu tersenyum, hidungnya berkedut mencium aroma enak di dekatnya! Apa lagi kalau bukan aroma ikan segar?? Naluri memburu Ryn kembali muncul, ia berjalan mendekati aquarium milik Moa. Dengan tangannya yang cekatan ia berhasil mengambil beberapa ekor ikan dan langsung memakannya.
"Enak!" Ucap Ryn tanpa sadar.
"Eh??" Cahaya di kedua bola mata Ryn menghilang. "Kenapa aku disini??"
Gadis bermata biru itu menatap kedua tangannya yang sudah berlumuran darah, ia panik sampai-sampai nafasnya keluar tak beraturan. Ryn berlari menuju kamarnya sendiri dan menutup pintu rapat-rapat.
"Apa yang sudah aku lakukan?? Kenapa dorongan ini begitu kuat??"
Tanpa mencuci kedua tangannya, Ryn mengambil dua buku tua yang ia temukan di rumah Densha dan di rumah Katrina, gadis itu membanting kedua buku itu dan menginjak-injak nya.
"Ini semua gara-gara kau!! Apa sekarang kau mengutukku??" Ryn memaki buku harian milik Katrina, matanya beralih menatap buku jurnal milik nyonya Mikaelson.
"Dan ini juga salahmu!! Seandainya nama belakangku tak sama dengan nama belakang keluargamu, maka aku tidak perlu datang ke rumah itu!! Sekarang apa yang sudah kau lakukan pada tubuhku??"
Menangis, yah... Hanya itulah yang bisa Ryn lakukan. Kekuatan sihirnya tak terkontrol, ia bisa menghancurkan kamarnya hanya dengan sekejap. Ryn memporak-porandakan isi kamarnya sendiri yang sudah ia tata dengan rapi, gadis itu terlihat begitu buruk dengan wajah yang nampak suram.
_
BEBERAPA HARI KEMUDIAN...
Ryn menatap bak mandinya sendiri dengan ngeri, ia sama sekali tak ingin mandi sejak selaput tipis di sela-sela jarinya muncul dua hari yang lalu.
Kedua mata Ryn terlihat bengkak dan kemerahan akibat terlalu banyak menangis atau mungkin karena kurang tidur. Bagaimana ia bisa tidur? Karena saat gadis itu mulai terlelap, ia selalu memimpikan dirinya tenggelam di lautan yang luas. Hal itu membuatnya begitu ketakutan.
"Ku mohon, jangan lagi" pinta Ryn memelas.
Pelan-pelan Ryn memasukan kakinya ke dalam bak mandi, ia tak merasakan apapun. Akhirnya gadis itu bisa bernafas lega, Ryn mencelupkan seluruh tubuhnya ke dalam bak mandi, ia melamun memikirkan hal-hal aneh di dalam dirinya.
"Apa aku duyung?? Tapi bagaimana bisa?? Papa dan mama manusia normal kan??"
Kedua kaki Ryn terasa panas dan sakit, kilauan cahaya lembut terpancar dari bawah air atau lebih tepatnya dari kedua kaki Ryn. Karena terkejut, Ryn mengangkat kedua kakinya untuk melihat apa yang sedang terjadi di bawah sana.
"WTF!!!" Ryn menutup mulutnya sendiri, melihat kedua kakinya di tumbuhi sisik-sisik ikan secara acak.
Karena panik, Ryn lantas berdiri dari bak mandinya. Gadis itu segera mengambil handuk dan mengeringkan seluruh tubuh telanjangnya. Ryn beranjak keluar dari kamar mandi, matanya melirik kesana-kemari saking bingungnya.
"Aku??" Nafas Ryn terengah-engah. "Duyung??"
Mata Ryn membulat mengetahui fakta bahwa dirinya berbeda, bahwa dirinya tidak normal seperti orang-orang yang lain.
"Tidak! Aku bukan duyung, apa aku Hybrid?? Sama seperti Katrina??"
Ryn mengambil kaos santainya di dalam lemari, dengan tubuh yang setengah kering gadis itu merebahkan dirinya di atas ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan sayu, mencoba mencari jawaban terbaik.
"Jika aku benar Hybrid, jadi aku benar-benar anak pungut?"
Bibir Ryn bergetar, ia sedih! Sangat sedih, bagaimana bisa ia melupakan setiap kenangan yang sudah ia buat sejak kecil bersama kedua orangtuanya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?? Kenapa mereka begitu menyayangiku sementara aku bukanlah putri kandungnya?" Ryn menutup kedua matanya.
Sekarang... Pertanyaanku adalah... Aku ini anak siapa?? Katrina atau Fuu?? - Ryn.
Telinga Ryn mendengar keributan dari lantai bawah, ia terlonjak bangun dari tidurnya dan segera bergegas menuju sumber suara keributan.
"Moegi?? Kau kenapa??" Mod khawatir dengan puteranya yang pulang ke rumah dengan wajah babak belur.
"Aku tidak apa-apa mama..."
"Tidak apa-apa bagaimana? Apa kau berkelahi?" Moa menyahuti.
Moegi terdiam, ia terus menatap kedua kakinya.
"Jawab papa, Mo!!" Bentak Moa tegas.
Moegi mengepalkan kedua tangannya, ia menatap kedua orangtuanya secara bergantian.
"Katakan padaku Ma... Pa..." Moegi mengambil nafas dalam. "Siapa sebenarnya kakak Ryn??"
Bersambung!!!
Halo, Terima kasih sudah baca! Jangan lupa Like, Favorit, Follow, Vote dan Komentar ya?? 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Just Rara
moegi babak belur Krn apa ya🤔
2021-03-14
1
Syfislah
maafkan aku kk author, aku baru baca hehe 😁😁
2020-08-25
1
밀라 MIl💙
Thor fuu sma densa emang nya kemana?? 🤔
2020-08-22
5