Seminggu setelah Ryn mendapatkan alamat lengkap keluarga Mikaelson dan keluarga Shawn dari si kembar, ia memutuskan untuk mengunjungi kedua rumah itu di akhir minggu.
Saat ini Ryn sedang dalam perjalanan menuju rumah besar milik keluarga Mikaelson, keluarga yang memiliki nama yang sama dengan nama belakangnya.
Ryn menatap rumah besar di depannya yang sudah mulai kusam karena tak terurus, rumput-rumput di halaman sudah meninggi. Ada kaca yang pecah di bagian jendelanya dan juga ada keretakan di beberapa bagian tembok.
"Pasti dulunya ini adalah rumah yang sangat bagus! Sayang sekali jadi seperti ini!!" Ryn mengernyitkan dahi meledek rumah di depannya.
"Cih! Kemana sih alih warisnya?! Kenapa tidak membayar orang untuk menjaga rumah ini?"
Gadis itu sudah berdiri tepat di depan pintu namun saat ia menarik gagang pintu, pintu itu tetap tidak bisa di buka.
"Wah, di kunci??" Ryn melotot menatap gagang pintu.
Gadis bermata biru itu menoleh ke kanan dan ke kiri melihat ke sekeliling nya. Di rasa sudah tidak ada orang, ia mencengkram gagang pintu erat sambil memejamkan kedua matanya.
Depolsum~
Tak!
Bunyi besi bergeser dari tempatnya membuat Ryn tersenyum. Ia mengendap-endap memasuki rumah keluarga Mikaelson berharap tidak ada siapapun yang melihat aksinya saat ini.
"Hah..."
Baru saja Ryn menginjakan kakinya di rumah tersebut ia sudah merasakan aura aneh yang bertebaran di sana. Ini pertama kalinya bagi Ryn untuk datang ke rumah ini, tapi kenapa seolah dia memiliki hubungan dengan pemilik rumah tersebut.
Rasanya seperti pulang ke rumah - Ryn.
Ryn menatap ruangan yang sepertinya dulunya adalah ruang tamu keluarga Mikaelson. Ada sofa yang di selimuti kain putih di ruangan itu, barang-barang keluarga tersebut masih lengkap berdiri di tempatnya semula.
Mata Ryn fokus melihat sebuah foto yang terpajang di meja sudut ruangan, ia kembali terkejut saat mengetahui itu adalah foto yang sama dengan yang ia lihat di ruang kerja ayahnya.
"Densha Mikaelson??" Ryn mengerutkan dahinya.
Ia kembali melanjutkan perjalanan nya mengelilingi rumah keluarga itu setelah meletakan foto tersebut ke tempatnya semula. Gadis itu menyusuri kamar besar yang mana itu dulunya adalah kamar milik Densha.
"Wah, besar sekali kamar ini" puji Ryn senang.
Ryn memasuki kamar utama keluarga itu, ia membuka lemari besar di sisi kiri ruangan dan melihat beberapa baju yang masih rapi tergantung di dalamnya. Ternyata rumah ini benar-benar di tinggalkan begitu saja dan tidak di kosongkan bagian dalamnya.
"Eh? Ada baju perempuan??" Ryn tersenyum. "Wah, Densha itu pria brengsek ya? Haha"
Ryn cekikikan membayangkan betapa agresifnya pria yang dulu tinggal di rumah ini, ia sampai mengusap sedikit air mata yang keluar di matanya akibat menahan tawa.
"Hahaha, dasar! Apa dia tinggal serumah dengan pacarnya ya??"
Gadis bermata biru itu kembali memeriksa laci meja nakas Densha namun ia tak menemukan apapun. Sampai tangannya tak sengaja menyentuh selembar kertas dengan benda bulat di dalamnya.
Karena penasaran Ryn membaca isi surat itu, ia mengangkat sebelah alisnya karena sama sekali tak mengerti dengan isi pembicaraan di dalam surat itu.
Isi surat :
Maaf...
Fuu harap mutiara itu bisa menggantikan semua kerugian yang Fuu buat pada Densha. Fuu akan kembali ke laut...
Fuu.
(Baca episode 32 season 1 berjudul pulang ke rumah! Di sana menceritakan bahwa Fuu meninggalkan sepucuk surat dan mutiara untuk Densha)
"Apa maksudnya dengan kembali ke laut??" Ryn menggelengkan kepala.
Gadis itu memutuskan untuk menyimpan selembar surat itu ke dalam tas yang ia bawa. Ia kembali meneruskan misinya hari ini untuk mengobrak-abrik rumah Densha.
"Sialan! Tidak ada secercah cahaya yang mampu menembus pikiranku!" Ryn merengut ia melipat kedua tangannya di depan dada.
"Aku harus mencari kemana lagi? Aku butuh banyak informasi tentang keluarga ini!!"
Tak sengaja Ryn melirik ke arah brankas besi di dekat meja belajar, ia terus memperhatikan brankas itu.
"Haaahh..." Dengan malas Ryn menghela nafas panjang.
Depolsum~
Krraakkk!!
Brankas itu terbuka, Ryn mendekatinya dan menengok isi brankas tersebut. Rupanya tidak ada uang di dalamnya seperti yang di harapkan Ryn, namun disana terdapat sebuah buku usang yang masih terlihat cukup baik.
"Buku?? Apa dia menyimpan Novel di dalam brankas??" Ryn kembali tertawa.
"Buku jurnal?" Ryn kembali dibuat bingung. "Penulisnya Shanaz Hanzel, siapa lagi itu??"
Aku benar-benar bisa gila!! - Ryn.
Tanpa membaca bagian dalam buku itu, Ryn menyimpannya ke dalam tas. Gadis itu memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah keluarga Mikaelson dan beralih pergi ke rumah keluarga Shawn.
.
.
.
.
.
Rumah keluarga Shawn benar-benar berantakan, bagian dalam rumah berserakan seperti rumah hantu. Bahkan listrik di rumah ini tidak menyala, antara yakin dan tidak yakin untuk masuk ke dalam rumah itu. Ryn akhirnya memilih untuk memasukinya demi mendapatkan sebuah jawaban dan keanehan akan nama belakangnya.
"Ya ampun! Rumah ini lebih parah dari rumah keluarga Mikaelson"
Padahal Ryn memakai sepatu tapi ia tetap berjalan dengan sedikit berjinjit saat memasuki rumah itu.
"Astaga! Debu dimana-mana!!"
Pertama-tama Ryn menelusuri lantai bawah rumah Katrina, ia tak menemukan sesuatu yang bagus di sana. Hanya pecahan kaca dimana-mana, namun saat ia memasuki sebuah kamar tidur yang dulunya adalah kamar tidur tuan Shawn ia menemukan banyak sekali mutiara di dalam lemarinya.
"Wah, apa ini asli??" Ryn terkejut.
Tidak peduli dengan harta yang ia temukan ia melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi keluarga itu, tapi lagi-lagi ia tak menemukan hal yang bagus.
Apa hubungan keluarga Shawn dan keluarga Mikaelson? Kenapa rumah keluarga ini sama-sama tak terawat? - Ryn.
"Akan aku periksa lantai atas sebentar"
Ryn berdiri di depan pintu kamar Katrina, dengan tangan yang sedikit gemetar gadis itu memberanikan diri untuk membuka pintu tersebut.
"Ya Tuhan!"
Ryn terkejut bukan main, ia melotot menatap kamar Katrina yang begitu berantakan. Lebih parahnya lagi di sana tercium bau amis yang begitu menyengat dan ada noda berwarna merah berceceran di lantai kamarnya seperti noda darah yang telah mengering.
"Apa dulunya ada yang menempati kamar ini hah??" Maki Ryn kesal.
Ryn membuka tirai di jendela Katrina, membiarkan sedikit cahaya matahari menembus kaca jendela yang dipenuhi dengan debu.
"Tidak ada hal bagus disini!"
Ryn duduk di atas ranjang tidur Katrina, ia tak peduli meskipun debu di ranjang itu sudah begitu tebal. Matanya fokus menatap ke sekeliling kamar Katrina, gadis itu menghela nafas berat berulang kali.
"Hah, sial! Sia-sia aku kemari!!"
Kaki Ryn menendang-nendang, ia mengayunkan kedua kakinya dengan malas sebelum beranjak pergi dari rumah keluarga Shawn.
GABRUK!!
Ryn terlonjak kaget ketika kakinya seperti menendang sesuatu di bawah ranjang tidur Katrina. Gadis cantik itu sedikit membungkukkan badannya, matanya menatap sebuah buku tua di bawah tempat tidur.
Buku lagi?? - Ryn.
Tangan Ryn berusaha meraih sebuah buku yang menurutnya mencurigakan, gadis itu berhasil mendapatkannya! Senyumnya melebar seolah menemukan sebuah harta karun.
"I... Ini... Buku harian???"
Tangan Ryn menggenggam erat buku berdebu itu, ia ingin membukanya namun buku itu terkunci. Ada gembok kecil di bagian samping buku itu.
Tik!
Ryn mengunakan kemampuannya untuk membuka suatu benda yang terkunci, gadis itu senang saat melihat gembok kecil itu jatuh ke atas lantai.
"Fuuhh" Ryn meniup debu-debu yang menempel di buku harian Katrina agar dirinya bisa membaca isi bukunya.
"Baiklah! Mari kita baca!!"
Bersambung!!
Terima kasih sudah membaca! Jangan lupa Like, komentar, Vote, favorit, Follow dan Rating ya?! Dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya! 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
fuu Ama densha apakah meninggal ya Thor😁😭
2022-01-27
0
Luna Zakia
i
2021-05-02
0
Saniia Azahra Luvitsky
kepooooo aku
2021-03-25
1