"Moegi??" Ryn memanggil adiknya yang tengah bersembunyi.
"Dimana ya??"
Ryn berdiam diri, ia mondar-mandir di depan pintu ruang kerja Moa. Gadis itu memberanikan diri untuk melangkahkan kakinya ke tempat itu.
"Pasti Moegi disini! Kan hanya tempat ini yang jarang kami datangi"
Ryn celingak-celinguk mencari keberadaan Moegi, ia mencari ke bawah meja kerja Moa namun tak menemukan adiknya disana.
Tap!
Tap!
Tap!
Langkah kaki seseorang mendekati ruang kerja Moa, sepertinya bukan hanya satu melainkan dua orang. Ryn yang panik takut ketahuan sedang berada di dalam ruangan itu segera bersembunyi. Ia memilih untuk bersembunyi di balik rak buku milik Moa.
"Kakak??" Bisik Moegi pelan.
Hah? - Ryn.
"Ssst!! Ada yang datang! Ternyata kau disini?" Ryn mencubit pipi Moegi dengan gemas.
BRAKK!!!
(Pintu terbuka)
Moegi dan Ryn menutup mulut mereka rapat-rapat, kedua anak kecil itu bersembunyi dengan hati-hati agar tak terlihat.
"Kau sudah urus biaya rumah sakitnya bulan ini?" Moa duduk di kursinya layaknya seorang bos.
"Tentu saja! Aku tidak pernah telat melakukannya" Mod menuangkan segelas air putih untuk suaminya.
Biaya rumah sakit siapa?? - Ryn.
"Aku kasihan pada nona Isabella, aku ingin sekali mengajaknya tinggal disini tapi setiap kali aku mengutarakan kalimatku dia malah memakiku"
"Hahaha, kau kan tahu nenek sihir itu keras kepala!"
Moegi terkejut dengan obrolan orangtuanya, ia tahu betul siapa yang sedang mereka bicarakan. Pasti itu orang yang mengirim surat pada ayahnya tiga tahun lalu.
Isabella?? - Moegi.
"Kapan kau akan ke sana lagi?"
"Entahlah, sepertinya besok aku akan mengunjungi nona Isabella"
Besok mama akan pergi? Aku harus mengikutinya!! - Moegi.
Tok!
Tok!
Tok!
"Tuan, ada ayah anda berkunjung!" Teriak Nany dari luar.
"Kakek??" Bisik Moegi pelan.
Kakek jahat itu lagi... - Ryn.
Raut wajah Ryn berubah, ia mendadak menjadi murung mendengar kakeknya datang berkunjung. Pasti semuanya akan sama seperti tahun-tahun yang lalu saat beliau hanya menganggap Moegi dan tak menganggap keberadaan Ryn di rumah ini.
Moa dan Mod melangkah keluar, mereka hendak menemui tamu yang di maksud Nany. Moegi mengajak Ryn untuk segera pergi dari tempat ini tapi Ryn menolak, ia masih ingin di ruangan kerja ayahnya.
"Ayolah kakak! Nanti kita bisa ketahuan kalau sembunyi disini!"
"Tidak Momo, lepaskan tanganku!"
"Tidak akan! Ayo kita pergi!" Rengek Moegi manja.
"AKU BILANG LEPASKAN!!"
TRARAK!!
BRAKK!!
Tanpa sadar, sihir Ryn keluar bersamaan dengan emosi yang ia keluarkan dari dalam tubuhnya. Moegi terkejut dan melepas genggaman tangannya pada Ryn. Walaupun adiknya tak terluka, Ryn tetap meminta maaf.
Beberapa berkas dan barang yang ada di ruangan itu jatuh ke lantai. Dengan terpaksa Ryn memunguti benda-benda itu lalu mengembalikan nya ke tempat asalnya.
"Ng..." Moegi terdiam, tangannya menyentuh sebuah benda.
"Apa??"
"Pria ini mirip sekali dengan kakak" ucap Moegi ragu.
"Siapa??"
Ryn mendekati adiknya yang saat ini sedang memegang sebuah pigura foto, mata Ryn fokus menatap gambar yang terlukis disana.
"Ini papa kan??" Ryn menunjuk salah seorang pria yang sedang tersenyum lebar.
"Iya, itu papa! Yang aku maksud pria dingin di sebelahnya itu" Moegi menunjuk sosok Densha dalam foto itu.
"Ini foto kapan?" Ryn merebut pigura foto itu dan membaliknya, ia ingin mengambil foto yang sudah hampir pudar termakan usia.
"Sepertinya itu foto kelulusan saat SMA"
"Apa?!" Ryn terkejut.
Tangan Ryn sedikit gemetar membuka kunci pigura foto itu, jantungnya berdegup dengan kencang tanpa sebab.
Gadis bermata biru itu jatuh lemas ke lantai, tangan kecilnya gemetaran memegang pigura foto yang seharusnya tidak pernah ia lihat. Moegi yang merasa khawatir, merampas lembar foto itu dari tangan kakaknya.
"Berikan padaku!" Pinta Moegi.
Dibalik lembar foto itu tertulis jelas tulisan tangan papanya yang menuliskan dua buah nama di sana.
"Moa Collin..." Moegi membacanya dengan serius. "Densha Mikaelson..."
Ya Tuhan!! - Moegi.
Ryn menangis, ia bingung benar-benar bingung! Benarkah dirinya hanyalah anak pungut? Kenapa nama belakang pria itu sama dengan dirinya? Moegi memeluk tubuh Ryn erat, berusaha menenangkan kakaknya. Tak lupa Moegi mengembalikan foto itu ke tempat asalnya agar orangtuanya tidak curiga.
"Jangan berpikir negatif dulu kakak! Mungkin nama kakak dan pria itu hanya kebetulan sama" ucap Moegi tulus.
Sebenarnya ini bukan kebetulan, apa hubungan keluarga Collin dan keluarga Mikaelson di masa lalu ya? Pertama Isabella Mikaelson dan sekarang ada nama Densha Mikaelson?? - Moegi.
"Hiks... Hiks..." Ryn menyeka air mata yang membasahi kedua pipinya.
"Tenang kakak, siapa tahu karena papa sangat menyayangi sahabatnya itu jadi nama dia diberikan pada kakak! Agar papa mengingatnya"
"Hmm" Ryn menganggukkan kepala pelan.
"Kakak adalah kakakku, dan tidak ada yang bisa menggantikannya! Aku janji"
"Duh dasar anak kecil!" Ledek Ryn lalu tersenyum.
____________________________________________
Ryn merebahkan tubuhnya di atas sofa ruang tamu. Matanya fokus menatap langit-langit rumah megah tempatnya tinggal, ia masih mengingat jelas nama pria yang memiliki nama belakang persis dengan dirinya.
Tingtong!
Tingtong!
Ryn terbangun, ia berjalan menuju pintu utama. Gadis itu mengintip dari jendela siapa orang yang datang namun ia sama sekali tak mengenali orang tersebut.
"Siapa??" Ryn sedikit membukakan pintu.
"Ah, maaf mengganggu! Apa Mod ada??"
Gadis bermata biru itu membuka pintunya lebar, ia menatap dua tamu yang saat ini sedang berdiri di depan pintu rumahnya.
Kembar?? - Ryn.
"Apa kau putrinya Mod??"
"Iya..."
"Perkenalkan, namaku Pil dan ini adikku Lil" ucap wanita paru baya itu dengan senang.
(Kalian masih ingat Pil dan Lil kan? Teman SMA Mod dan Katrina, pernah muncul di season 1)
"Maafkan aku nyonya, silahkan masuk"
Ryn mempersilahkan tamu kembarnya untuk masuk dan duduk di ruang tamu, ia memberitahu Nany agar segera membuatkan minuman. Lalu ia melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar orangtuanya.
Tok!
Tok!
"Mama? Ada teman mama"
"Eh? Siapa??" Teriak Mod dari dalam.
"Si kembar"
Selang beberapa menit Mod keluar dari kamar, ia tersenyum mendengar siapa yang saat ini datang berkunjung. Ia segera menemui tamu-tamu istimewanya itu, kenapa istimewa? Karena Mod sudah lama tak bertemu mereka, bisa dibilang ini adalah reuni.
Banyak sekali yang mereka bicarakan, Ryn hanya sedikit mendengar pembicaraan mereka dari dapur. Gadis bermata biru itu kadang menutup kedua telinganya saat ketiga wanita dewasa itu membicarakan hal-hal berbau dewasa.
"Eh! Kau tahu? Rumah keluarga Shawn minggu depan di lelang"
"Astaga! Benarkah?? Apa tidak ada alih warisnya??" Mod menyeruput teh di cangkirnya.
"Tidak ada, aku dengar rumah itu akan di hancurkan dan dibangun bangunan baru"
Keluarga Shawn?? - Ryn.
"Iya aku juga mendengar nya" sahut Lil antusias.
"Kira-kira Katrina dimana ya? Apa dia betulan di luar negri??"
Mod terbatuk-batuk mendengar pertanyaan dari Pil, gadis itu mengambil selembar tisue untuk mengelap bibirnya.
"Eh? Kenapa?" Lil khawatir dan membantu memijat leher Mod.
"Tidak, aku tidak apa-apa!"
"Jangan-jangan dia sudah meninggal" ucap Pil lagi.
"Hus! Tidak boleh bicara sembarangan!" Bantah Mod, walaupun sebenarnya itu benar bahwa Katrina telah tiada enam belas tahun yang lalu.
Siapa itu Katrina Shawn?? Sepertinya mama tahu sesuatu, ada yang sedang di sembunyikan di rumah ini!! - Ryn.
Hari berganti sore, kedua wanita kembar itu berpamitan untuk segera pulang. Mereka membungkukkan badan pada Mod dan berjalan pergi.
Di perjalanan Lil tersenyum mengingat-ingat wajah gadis remaja yang tak lain adalah putrinya Mod.
"Kau lihat dia?? Cantik sekali bukan??"
"Iya, tapi entah kenapa wajahnya tak asing bagiku" sahut Pil.
"Iya, matanya mirip sekali dengan pria yang kau sukai saat SMA kan?? Hehe"
"Hahaha maksudmu Densha??"
Deg!
Tenggorokan Ryn tercekat begitu mendengar nama pria itu lagi, kenapa dua wanita kembar itu membandingkan dirinya dan pria asing itu? Begitu pikir Ryn.
"Halo?" Ryn memanggil Pil dan Lil.
Mereka terkejut dengan keberadaan Ryn disana, rupanya sedari tadi Ryn mengikuti mereka.
"Dimana rumah keluarga Mikaelson??" Ryn menatap tajam pada dua wanita itu bergantian. "Dan berikan juga alamat rumah keluarga Shawn!!"
Bersambung!!
Halo, terima kasih sudah membaca! Jangan lupa Like, Follow, Komentar, Vote, Favorit dan Rating!! 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣ𝗚ˢ⍣⃟ₛ
bingung Thor mau bilang apa selain Lanjutkan dan tetap terus berkarya 👍👍👍👍👍💪😁
2022-01-27
0
Buedafi
aq bacanya sambil senyum2 thorr 😊😊
pil
lil
2021-10-25
0
Saniia Azahra Luvitsky
hemmmm ngulik sendiri nih si Ryn
2021-03-25
1