~ Hari ke - 1 ~
"Baiklah anak-anak!! Kini waktunya untuk memperkenalkan nama kalian dan nama anggota keluarga kalian ya??" Pinta seorang guru yang sepertinya berhati baik itu.
Satu persatu murid maju ke depan kelas untuk memperkenalkan diri masing-masing. Ryn terlihat paling cantik diantara murid-murid perempuan yang lain, ini adalah hari pertama bagi Ryn untuk bersekolah.
Ryn melangkahkan kakinya menuju depan kelas, ia tersenyum ramah memandang semua teman-temannya, ia juga menyapa ibu guru dengan baik.
"Silahkan..." Ucap guru itu.
"Halo, namaku Deryne Mikaelson..." Ryn tersenyum. "Nama panggilanku Ryn"
"Siapa nama orangtuamu? Kenalkan mereka pada teman-temanmu" Guru itu tersenyum menatap Ryn.
"Nama papaku Moa Collin dan mamaku Mod Roosevelt" ucap Ryn tenang.
Ibu guru diam mematung mendengar Ryn berbicara, ia menatap murid-muridnya yang sudah mulai gaduh.
"Lalu darimana nama belakangmu itu? Apa kau anak pungut??" Teriak seorang bocah laki-laki bernama Leo.
Ryn menggelengkan kepalanya, wajah gadis itu terlihat sedih mendengar perkataan Leo.
"Leo! Jangan bicara seperti itu!!" Pinta sang guru tegas. "Baiklah, Ryn... Kau boleh duduk"
"Oke, baik!"
Mata semua murid memandang rendah ke arah Ryn, walaupun ayahnya terkenal kaya raya di kotanya namun hal itu tetap tidak bisa merubah pandangan bocah-bocah ingusan yang haus akan rasa mengejek dan menindas.
~ Hari ke - 5 ~
Pembullyan terhadap Ryn tak kunjung berhenti sejak ia pertama kali menginjakan kakinya di sekolah ini. Gadis kecil itu selalu menemukan banyak kertas-kertas bertuliskan anak pungut atau anak haram di dalam tasnya, di bawah meja dan di loker pribadinya.
Ryn tidak pernah mengadu hal tersebut pada Moa atau Mod, bahkan ia tidak meminta pertolongan pada guru di sekolahnya. Hal itu semakin membuat para murid gemas dan ingin menindas Ryn jauh lebih buruk.
Hingga suatu ketika saat Ryn memasuki kelas. Wajahnya di lempari sampah busuk yang entah darimana asalnya, semua murid tertawa terbahak-bahak menyaksikan Ryn yang diam saja menerima diperlakukan seperti itu.
"Dasar sampah! Kau tidak cocok di kelas kami!" Ledek Leo kesal.
"Iya, kau itu anak pungut!! Anak haram!!" Imbuh teman perempuannya.
Ryn menatap teman-temannya dengan sinis, gadis itu memutar arah dan menuju ke kamar mandi sekolahnya. Ia membersihkan semua kotoran yang menempel di seragam sekolah miliknya.
"Aku bukan anak haram..." Gumam Ryn pelan.
Bel sekolah berbunyi, Ryn buru-buru membersihkan kotoran yang menempel. Ia dengan cepat menarik gagang pintu kamar mandi, namun sialnya pintu itu tidak bisa dibuka! Seseorang telah menguncinya dari luar.
Brak!
Brak!
Brak!
Ryn menggedor-gedor pintu sekuat mungkin namun tak ada sahutan sama sekali, gadis itu tertunduk. Sudah cukup ia bersabar, ia mulai menangis sedih. Meskipun ia menangis Ryn tetap menutup mulutnya agar tidak ada seorangpun yang mendengar bahwa ia sedang menangis.
Kenapa mereka jahat padaku? - Ryn.
Ryn terkunci di dalam kamar mandi cukup lama, hingga saat siang hari petugas kebersihan melintas dan melihat ada sapu lantai yang mengunci sebuah pintu. Ia membuka pintu kamar mandi dan terkejut menemukan Ryn sedang tidur di dalamnya.
"Hei nak! Nak!!" Sapa bapak itu.
"Ng??" Ryn mengucek matanya. "Ada apa??"
"Sekolah sudah berakhir, siapa yang melakukan ini padamu??" Tanyanya ramah.
Ryn terkejut, ia berdiri dan langsung mengucapkan terima kasih pada bapak yang menolongnya. Gadis itu langsung berlari menuju gerbang sekolah yang belum dikunci oleh satpam, ia segera pulang ke rumahnya.
"Aku pulang!" Sapa Ryn pelan.
"Eh? Putri mama sudah pulang" Mod mencium kening Ryn lembut.
Mata Mod membulat saat mencium aroma tidak sedap pada putrinya, ia tak langsung bertanya pada Ryn karena ia yakin Ryn akan menyembunyikan hal-hal buruk darinya.
Apa yang terjadi?? - Mod.
~ Hari ke - 10 ~
Hari ini Ryn mendapat tugas untuk piket setelah kelas usai, harusnya ia membersihkan kelas bersama enam murid lain tapi mereka memaksa Ryn untuk mengerjakannya seorang diri.
Hingga pukul dua siang Ryn belum rampung menyelesaikan tugasnya, gadis itu masih mengepel lantai kelas dengan hati-hati.
"Nak?? Kenapa belum pulang?" Tanya bapak petugas kebersihan.
"Aku belum selesai pak" jawab Ryn polos.
"Dimana teman-temanmu?"
"Mereka sudah pulang" Ryn meneruskan tugasnya dengan sungguh-sungguh, gadis itu menyelesaikannya sebelum sore hari.
~ Hari ke - 20 ~
Perundungan pada Ryn tetap tak berhenti, hal itu semakin parah setiap harinya. Saat olahraga Ryn kebingungan mencari sepatu olahraganya yang ternyata sudah dibuang teman-temannya ke tong sampah. Sebagai gantinya gadis itu harus menerima hukuman karena tak membawa sepatu olahraga. Ryn di paksa untuk lari mengelilingi lapangan tanpa alas kaki, dan itu sukses membuat teman sekelasnya tertawa riang.
Ketika Ryn yang sudah kelelahan di hukum memasuki kelasnya, ia duduk di bangkunya. Oh iya! Ryn duduk seorang diri karena tidak ada yang mau mendekati gadis itu, mereka tidak ingin ikut-ikutan di bully jika berteman dengan Ryn.
Ryn mengambil botol minum di dalam tasnya, semua teman memperhatikan dirinya yang hendak minum. Seketika Ryn memuntahkan air minum di mulutnya, itu bukan air minum. Air itu sudah di ganti dengan air garam, wajah Ryn memerah melihat semua temannya tertawa terbahak-bahak mengolok-olok dirinya.
Gadis kecil yang tak tahan lagi untuk menangis hanya mencoba untuk menguatkan diri, ia mengepalkan tangannya di bawah meja. Ryn memejamkan kedua matanya mengingat wajah teman yang meledek atau bahkan mengerjainya.
Di bawah meja kedua tangan Ryn mengeluarkan cahaya merah samar-samar. Mata Ryn terbuka, ia menatap Leo dan Sofia, dua orang yang tak berhenti mengerjainya.
Secara ajaib rambut Leo dan Sofia terbakar, dua bocah itu menangis dan menjerit histeris meminta pertolongan. Semua temannya tidak ada yang berani membantu, sampai seorang guru datang menghampiri mereka dan membantu dua bocah yang hampir gundul itu.
Mata Ryn membulat, ia terkejut bukan main. Gadis bermata biru itu hanya bisa menundukkan kepala pura-pura tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Apa itu aku yang melakukannya?? Aku kan hanya mengucapkannya dalam hati... - Ryn.
~ Hari ke - 25 ~
Ryn datang ke sekolah lebih pagi, tak ada hal mencurigakan hari ini. Leo dan Sofia memasuki kelas, mereka berdua terpaksa harus dicukur botak karena insiden kemarin.
Bukannya meminta maaf, mereka malah kembali mengolok-olok Ryn. Ketika semua murid satu kelas berkumpul mereka sepakat untuk mencubit tubuh Ryn secara bergantian.
"Apa yang kalian lakukan??" Ryn mundur berusaha melindungi diri.
"Tidak akan sakit kok" ucap temannya yang lain.
"Jangan! Aku punya salah apa sama kalian?!"
"Salahmu itu karena kau anak pungut!" Ucap tegas Leo.
Mata Ryn berkaca-kaca, ia menunduk malu. Tidak terasa air matanya sudah tak terbendung lagi, ia menangis menutupi wajahnya sendiri ketika masing-masing temannya memberi cubitan pada tubuh mungilnya.
Setelah mereka puas, mereka meninggalkan tubuh Ryn begitu saja di sudut ruangan. Mereka kembali ke kursi masing-masing pura-pura tidak terjadi apapun.
Ryn adalah putri kesayangan mama dan papa!
Mata Ryn terbuka, ia mengingat kalimat kedua orangtuanya yang mengatakan bahwa mereka sangat menyayangi dirinya. Ryn bangkit, ia berdiri dengan tegap, gadis kecil itu mengangkat kedua tangannya.
"Apa yang sedang di lakukan si bodoh itu?" Ucap salah satu murid.
Kedua telapak tangan Ryn mengeluarkan cahaya berwarna merah, seluruh temannya terkejut menyaksikan kejadian itu. Tanpa bimbingan apapun ada semacam mantra di kepala Ryn, gadis itu membacakan sebuah mantra sambil menatap seluruh teman sekelasnya.
Bloodinoise~
Semua murid berteriak saat hidung mereka mengeluarkan cairan berwarna merah kental, yahh... Itu adalah darah yang mengalir deras di setiap lubang hidung mereka.
Ryn spontan menyembunyikan kedua tangannya di balik punggung, gadis kecil itu terkejut dan berlari meninggalkan kelas tentu saja ia tak lupa membawa tas sekolahnya.
Ryn berlari pulang ke rumah, ia mengurung diri di dalam kamar saat sudah sampai dirumahnya. Gadis kecil itu merasa ketakutan dengan apa yang sudah ia lakukan.
"Apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhku?" Ryn meringkuk memeluk kedua lututnya sendiri sambil terus menangis.
Bersambung!!
Please guys! Jangan lupa LIKE!! Cuma tinggal pencet doang loh! 😘 Makasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
siccasiccasic
Berarti Ryn juga punya kemampuan mengutuk kek Katrina ini, gak cuman menghapus ingatan aja. Tapi kok pas remaja balik ke masa lalu Ryn gak pernah ngutuk orang ya? Ngutuk Katrina kek
2022-08-29
0
Saniia Azahra Luvitsky
lawan Ryn bantai habis tuh yg suka bully
2021-03-25
1
Just Rara
itu baru permulaan utk teman2 Ryn yg suka membullynya😏😏
2021-03-14
1