Mengejar Cinta Vera

Mengejar Cinta Vera

Prolog

Sejarah keluarga

Ardana dan Aliya adalah pasangan bahagia. Mereka di karuniai dua orang putra bernama. Arya Ardana Saputra dan Arian Wijaya. Setelah beberapa tahun melewati hari-hari penuh dengan suka cita, Ardana di kabarkan meninggal dunia karena kecelakaan.

Kabarnya sebelum Ardana meninggal di rumah sakit, entah dari mana asalnya laki-laki itu menyerahkan seorang bayi perempuan cantik berusia sekitar satu bulan.

Ardana memohon kepada Aliya agar menjaganya dan merawatnya dengan baik. Aliya menerima bayi itu dengan sepenuh hati serta jiwanya. Akhirnya dia memberinya nama Vera Nindya

Aliya membesarkan Vera seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan rasa sayangnya melebihi kedua putranya.

Vera mengetahui dirinya hanyalah anak angkat pada saat berusia 5 tahun. Walaupun begitu dia tetap menganggap Aliya sebagai orang tua kandungnya sendiri. Begitupula dengan kedua Kakak nya.

Sampai waktunya tiba Aliya tidak rela kehilangan putrinya. Ia terpaksa merencanakan sebuah misi. Sebuah misi yang sangat sulit ia raih bahkan rela melibatkan kedua putranya, demi kebahagiaan putri angkatnya di masa depan

Karakter utama

Arya Ardana Saputra adalah putra pertama dari keluarga Ardana. Sosok pria yang sombong dan kasar, selalu menanggap dirinya paling benar. Sedangkan Arian Wijaya adalah putra kedua, sosok pria yang hangat, dan baik hati, selalu mudah tersenyum, namun posesif.

Aliya adalah sosok wanita cantik yang hangat namun tegas. Dan terakhir Vera Nindya sosok gadis imut tapi keras kepala.

***

Awal cerita

Bell berbunyi tanda waktunya pulang pada pukul 14:30 WIB. Siswa siswi SMK di kota Jakarta mulai berhamburan menuju perjalanan pulang.

Di antara banyaknya kerumunan. Seorang siswi kelas 3 akuntansi bernama Vera Nindya atau biasa di panggil dengan sebutan Ve terlihat sedang berjalan melewati gerbang lalu duduk di kursi warung depan sekolah sambil menuggu angkot yang sudah terbiasa dia tumpangi setiap hari.

Saat angkot yang di tunggu sudah datang, dia bergegas naik dan masuk ke dalamnya.

Dia suka sekali duduk di kursi paling ujung, dekat kaca belakang angkot. Setelah angkot kembali berjalan, tanpa basa-basi dia mengeluarkan handphone dan headset dalam tas selempang nya.

Menekan pemutar musik dalam hp. Karena memang hobi gadis itu adalah mendengarkan musik, tanpa musik apalah arti hidup ini baginya.

Hanya musik yang mampu menenangkan hati dan pikiran di kala dia berhadapan dengan masalah apapun. 20 menit waktu berlalu sampailah dia di depan rumah dan membuka pintunya.

"Vevee pulang" Berjalan menuju ruang keluarga lalu duduk di sofa, bersebelahan dengan Aliya yang sedang merapikan bunga dalam vas di meja kaca. "Lelahnya " Bersandar sambil melepas tas selempangnya

"Bagaimana sokolahnya sayang ?"

"Baik Mah. Palingan anak-anak lagi pada sibuk mengurusi acara perpisahan di sekolah."

"Kamu gak boleh ikut " Dengan santainya Aliya berkata seperti itu, mengingatkan sesuatu yang tidak akan mungkin terjadi

"Iya Mah tenang aja lagi. Vera juga sudah tau kok !" Jawabnya ketus karena hanya bisa menerima kata itu. Toh percuma saja, walau mengeluh sekalipun Aliya tetap enggan mengijinkannya." Mah Veve boleh tau gak. Kenapa sih ? Mamah gak pernah mengizinkan Vera mengikuti kegiatan apapun di sekolah." Berusaha meminta penjelasan. Karena memang dasarnya, dia tidak pernah sekalipun di izinkan Aliya

Aliya menatap Vera hangat

"Karena Mamah gak mau kamu kenapa-napa "

"Hhh !" Mendengus bosan dengan alasan Aliya yang menurutnya tidak pernah masuk akal. Bukan Aliya saja bahkan kedua Kakaknya sekalipun tidak pernah memberinya sedikit penjelasan. Gadis itu terdengar menggerutu " Selalu saja begitu, Mama gak pernah memberi ku kebebasan"

Aliya hanya diam saat melihat putrinya tiba-tiba berdiri lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai atas

"Maafkan mamah sayang, Mama melakukan ini karena ingin melindungi mu dengan baik "

Saat sudah sampai di depan kamar Vera membuka pintu menyimpan tas di atas meja belajar. Tanpa basa-basi dia langsung menjatuhkan diri di tempat tidurnya. Setiap hari Vera memang betah di kamar dan kamarnya yang bernuansa classic ini terlihat sangat indah di pandang.

Dengan dinding berwarna hitam putih serta abu-abu. Bahkan seprei tempat tidurnya terlihat berwarna abu-abu. Dia pencinta warna natural. Gadis ini mempunyai kebiasaan unik berbeda dengan gadis biasanya. Dandanan nya simple tidak ribet seperti gadis cantik pada umumnya. Hanya dengan menjaga wajahnya tetap bersih saja itu sudah cukup.

Dia juga tidak suka berpenampilan mencolok. Dan anehnya dia tidak suka memakai rok. Walaupun aneh tapi selalu menjadi pusat perhatian di manapun ia berada. Semua orang di sekitarnya selalu memperhatikannya.

Dan satu hal lagi meski ia berasal dari kelurga terpandang di negara ini. Vera merasa dirinya bukan siapa-siapa. Ia lebih suka di kenal orang biasa saja. Buktinya setiap berangkat dan pulang sekolah ia selau naik angkot padahal ia memiliki beberapa mobil mewah berjejer rapih di tempat parkir rumahnya

"Haahh capek banget aku hari ini " Katanya sambil menatap langit kamar. "Kakak kemana ya ? Aku gak lihat dia dari pagi sepertinya." Meraih remote DVD Player menyetel musik dengan suara sedang. Musik pilihan sudah terputar. Dan perlahan gadis itu tertidur dengan pulasnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!