Chika telah menyetujui permintaan kedua orang tuanya untuk menikahi duda keren pilihan ayah dan ibunya. Nyonya Tiara telah merias wajah Chika secantik di foto, baju yang di kenakannya 'pun sama. Pada akhirnya, Chika harus menyerah kepada kedua orang tuanya masalah jodoh untuknya masa depannya. Orang di luar sana boleh mengatakan jika jodoh di tangan Tuhan. Tapi untuk Chika, jodoh itu memang dari Tuhan, lewat perantara kedua orang tua yang menempuh jalan nekat, tak ubahnya sebuah etalase, foto Chika terpampang nyata di situs perjodohan online berbayar. Wajah Chika yang cantik dan menawan, mampu membuat kedua orang tua Dante klepek-klepek dan menginginkan Chika menjadi menantunya.
"Nanti ayah tepati janji untuk menemaniku memancing bersama teman-temanku. Awas saja jika berbohong, aku akan kabur dari perjodohan ini," Chika menegaskan kepada sang ayah tentang janji sang ayah yang harus segera di tepati.
"Iya anak ayah yang cantik mempesona sejagat raya, kalau perlu ayah buatkan kolam pemancingan sendiri setelah kamu menikah dengan Dante," ujar sang ayah. Tuan Giveon merayu dengan segala cara agar Chika mau menikahi Dante.
Persiapkan telah selesai, saatnya mereka pergi menuju restoran Alamanda, tempat pertemuan antara kedua orang tua Dante dan Chika.
"Apa aku tidak terlihat menor? coba ibu lihat? ini lipstiknya terlalu tipis di luar dan tebal di dalam," Chika mengoreksi cara merias sang ibu yang terkesan aneh.
"Makanya kamu itu harus melihat drama korea, semua artisnya itu menggunakan make up seperti yang ibu terapkan ke wajahmu," jelas sang ibu. Nyonya Tiara tidak terima jika ilmu meriasnya di sepelekan.
"Iya, percaya deh, yang fans berat anaknya sendiri, kang Minho," Chika memahami perasaan sang ibu yang fans berat segala hal tentang negeri ginseng itu.
"Nama idola ibu bukan Kang Minho, tetapi Lee Minho. Anak ibu namanya Minho saja, catat!" Nyonya Tiara sangat detail masalah per-Minho-nan. Dia tidak terima jika Lee Minho di panggil Kang Minho. Karena Lee dan Kang sudah berbeda jauh.
"Ampun bu, jelas banget ya? ya... terserah ibu saja," Chika memilih untuk mengalah daripada sang ibu akan mengomel.
"Apa kalian akan berdiri saja di depan pintu?" Tuan Giveon kesal karena menunggu terlalu lama. Menunggu saja hal tidak penting, menunggu orang ngrumpi.
Anak dan ibu akhirnya memenuhi panggilan hati Tuan Giveon agar tidak terlalu lama ngerumpi. Keduanya masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang.
"Ibu, duduk di depan, ayah bukan sopir!" Tuan Giveon kesal saat anak dan isterinya tak ada yang mau duduk di sebelahnya.
"Ya kan, ribet kan!" Chika sudah memahami jika ayahnya baper dan rempong.
Nyonya Tiara mengalah, dia turun dari mobil dan segera duduk di samping kursi kemudi.
"Ini sudah di samping ayah, silahkan di gaskeun mobilnya," Nyonya Tiara menatap wajah sang suami dengan senyum manis menggembang di bibirnya.
"Baik isteriku yang imut dan lucu. Cantik bak Park Shin Hye," Tuan Giveon dan Nyonya Tiara adalah penggemar berat serial The Heirs. Paket komplit keluarga drama korea of the year.
"Mianhae? apa kita bisa go go?" Chika mencoba mengimbangi kegilaan kedua orang tuanya.
"Haha, kamu bisa bahasa korea juga ya sayang? bagus! nanti ibu doakan wajah si Dante seperti Park Seo Joon." Nyonya Tiara terlalu terobsesi dengan para artis korea hingga selalu berbicara segala hal tentang drakor.
"Siapa lagi tuh? mang batagor ya?" Chika tak mengenal siapapun artis korea yang di sebutkan oleh kedua orang tuanya.
"Haha, ya susah kalau bicara sama gadis ahli memancing," Tuan Giveon segera tancap gas menuju restoran Alamanda.
Di sepanjang perjalanan, Chika melakukan video call dengan kak Minho. Dia mengatakan jika akan di jodohkan dengan pria asing bernama Dante.
"Bagus itu, biar hobi main kail mu berkurang," Minho senang jika adiknya segera menikah, apalagi yang menjadi pasangannya adalah pria mapan.
"Hey! hey! kak Min, apa maksudmu? main kail bukan hal yang hina. Dari kontes memancing tahun lalu, aku mendapatkan juara pertama. Kakak tahu berapa aku mendapatkan cuan? 5 juta kak, bersih. Tidak kena pajak lagi. Keren kan?" Seperti biasa, Chika selalu membanggakan keahliannya dalam memancing.
"Sombong sekali, hey? bocah? namaku bukan Min. Minho, catat!" Minho, Nyonya Tiara dan Tuan Giveon memiliki satu kesamaan. Para KPop Lovers.
"Iya Minho abangku sayang, love you muah muah," Chika sangat menyayangi kakaknya lebih dari apapun, meskipun keduanya sering sekali bertengkar. Sudah dua tahun ini mereka terpisah, apalagi kesibukan sang kakak dalam bekerja, membuatnya harus menahan rindu hanya untuk sekedar bertegur sapa di VC.
"Huek! males banget di cium sama kamu, bau jigong waktu bayi masih terasa di hidungku," ucap sang kakak yang teringat akan kejadian saat Chika bayi, Chika suka sekali bermain air liur waktu usia balita, saat Minho tidur, Chika balita melumuri wajah Minho dengan air liurnya. Sejak saat itu,Minho ogah di cium oleh Chika.
"Hahaha, masih ingat ya ternyata? kenangan manis itu," ledek sang adik masih dengan tertawa terbahak-bahak.
"Kenangan manis jidatmu!' Nada suara Minho terdengar kesal tetapi Chika mengabaikannya.
Di sela perbincangan kedua kakak-beradik itu, tiba-tiba mobil sang ayah berhenti.
"Sudah sampai kah?" tanya Chika. Perjalanan yang lumayan singkat. Dia tidak ingin turun dari mobil, tetapi karena dia sudah bersepakat dengan kedua orang tuanya, terpaksa Chika harus menghadapi segala konsekuensinya.
"Iya, cepat turun." Sang ayah meminta sang puteri segera turun dari mobil.
"Iya sebentar," pinta Chika yang masih ingin berbicara dengan kakaknya di sambungan Video Call.
"Kakakmu bisa nanti lagi," Sang ibu menambahkan. Dia tidak ingin di katakan tidak on time karena terlalu lama sampai.
Chika turun dari mobil, ia berpamitan kepada Minho.
"Kak, doakan aku." Chika menatap sang kakak dengan wajah memelas.
"Iya, semoga Dante seperti mang Oding tetangga kita yang tajir melintir itu, gantengnya nular ke wajah Dante, amin," Sang kakak benar-benar keterlaluan. Dia mendoakan sang adik mendapatkan jodoh mang Oding yang sudah tua renta.
Chika segera menutup panggilan video itu, dia kesal dengan doa yang di panjatkan oleh Minho.
"Enak aja? lebih keren mang Ucup, dia ganteng dan kepala desa," gerutu Chika.
Chika turun dari mobil, dia mengekor langkah kedua orangtuanya yang sudah sampai di dalam restoran.
Chika kesulitan dalam berjalan karena sepatu hak tinggi yang ia pakai, ide gila dari sang ibu. Dia hampir saja terjatuh karena sepatu tinggi menjulangnya itu. Saat tubuhnya akan menyentuh lantai, seorang pria tampan menangkap tubuhnya, adegannya sangat romantis. Seperti yang ada di film.
"Kamu baik-baik saja?" Sang pria tampan menatap wajah Chika dengan ekspresi datar, namun mampu membuatnya terkesima.
"Terimakasih telah menolong saya mas ganteng," ucap Chika masih dalam pelukan sang pria.
"Namaku Dante, bukan mas ganteng."
Bug!
Pria berwajah datar itu menjatuhkan tubuh Chika hingga dia merasa kesakitan.
"Sial! hey Dante brengsek!" pekik Chika, namun Dante tak menggubrisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀
54
like dulu lah 👍
2022-01-05
1
MonSop
Semangat kak 💪
like n favorid.. 💗
2021-12-22
3