Sharen tidak menyangka jika usahanya untuk mencari baby sitter untuk Eljaz ternyata membuahkan hasil. Hebatnya, hanya membutuhkan waktu 1x24 jam. Ini berkat bantuan Ririn yang memang mempunyai cukup banyak Chanel dari berbagai kalangan. Yang membuat Sharen semakin senang adalah respon dari Eljaz yang ternyata langsung akrab dengan pengasuhnya.
"Gimana mbak..? bisa mulai hari ini kan?",
"Maaf mbak, nggak bisa.., saya belum bawa baju.., segala macamnya..",
"Oh gitu, ya udah nggak apa-apa. Besok ya berarti?",
"Baik mbak..",
"Jaz.., mbak...",
"Sri.., panggil nama saya Sri mbak..",
"Oh iya mbak Sri..
Jaz mbak Sri biar pulang dulu ya..", ucap Sharen yang membujuk Jaz untuk turun dari pangkuan Sri.
"Oke..", jawab Jaz, dia lantas membisikkan sesuatu kepada Sri.
"Iya.., mbak Sri besok ke sini..nginep disini.., nemenin Jaz.., oke..",
Jaz mengacungkan jempolnya tanda setuju. Dia turun dari pangkuan Sri, lalu berlari. Yang langsung diikuti oleh Maid yang sebelumnya membantu mengasuhnya.
Mbak Sri memang kandidat kedua baby sitter yang dipekerjakan untuk mengasuh Jaz. Sebelumnya Ririn sudah mengirimkan kenalan dari temannya untuk bertemu dengan Shren dan Jaz. Namun, sayangnya Jaz langsung menggeleng saat Sharen memperkenalkannya. Lain halnya ketika bertemu dangan mbak Sri . Jaz langsung lengket meskipun mbak Sri hanya mengajaknya mengobrol.
"Jaz emang suka gitu.., dia kalo ngomong cuma dikit. Selebihnya dia bisikin ke kuping..",
"Iya mbak..",
"Kadang dia tantrum.., tapi nggak sampe mukul-mukul, atau jerit-jerit. Palingan cuma marah nggak jelas. Jadi memang kudu ekstra sabar.. Semoga kamu betah ya mbak..",
"Panggil saya Sri saja mbak..",
"Oke Sri.., saya tunggu besok di rumah ini ya.., jangan sampe nggak dateng..",
"Baik mbak, saya pasti datang.."
"Ini KTP kamu..",
Sharen sudah mengantongi identitas, latar belakang pendidikan serta sedikit riwayat keluarga Sri. Menurut kacamata Sharen, tidak ada yang patut dicurigai. Sri layak untuk menjadi pengasuh dari Jaz.
Hari ini kegiatannya sangat padat. Javas pulang ke rumah dengan tubuhnya yang lelah. Javas berpapasan dengan perempuan muda yang tidak tahu entah siapa itu. Perempuan itu menatap Javas lalu menundukkan kepalanya.
"Kak.., yang barusan siapa?", tanyanya.
"Oh itu Sri.., pengasuh Eljaz..",
"Baby sitter? ",
"Iya..baby sitter..",
"Baguslah jadi Jaz nggak perlu repotin kakak lagi, udah ada yang ngasuh sekarang..",
"Vas.., kamu tuh kalo ngomong nggak nyelekit, kenapa sih?",
"Ngomong gitu aja dibilang nyelekit..",
"Selalu sensi kalo soal Jaz..",
"Emang..., udah ya nggak usah ceramah lagi. Javas mau mandi, makan..abis itu kencan sama Yasmine..",
"Pacaran mulu..",
"Ya nggak apa-apa dong, emangnya kakak? LDRan?",
"Selalu ngeledek kayak gitu..",
Sharen menyambut kedatangan Daddy dan Omanya yang baru saja kembali dari Spore. Oma Widya yang sudah renta memang setiap bulan rutin mengecek kesehatannya.
"Oma..., Sha kangen banget..",
"Cucu Oma cantik banget sih..",
"Iya dong.., Oma gimana? sehat kan?",
"Sehat..",
"Eljaz mana Sha?", tanya Daddy Rendra.
"Maen dad.., Daddy sehat kan?",
"Iya sehat sayang..",
"Dad..mulai besok, Jaz punya baby sitter. Maaf Sha nggak minta izin dulu sama Dad..",
"Seharusnya dari dulu Jaz punya baby sitter Sha..",
"Sha nggak tega Dad..",
Sepertinya Jaz merasa jika dirinya sedang diperbincangkan. Dengan menaiki skuter otoped miliknya, Jaz menghampiri Daddynya.
"Dad...",
"Jaz.., Daddy kangen banget sama kamu..", ucap Rendra lalu menggendong putra bungsunya.
Jaz membisikkan kata-kata ke telinga Rendra yang di respon Daddy nya dengan mengelus rambutnya.
"Iya..Dad udah beliin mainan yang banyak buat kamu..., tuh ada dikoper. Nanti kita buka sama-sama..",
Sharen tersenyum melihat interaksi antara Daddynya dan Eljaz, adik bungsunya yang selama ini sudah dia anggap sebagai putranya. Jarak usia 20 tahun membuat Sharen seperti ibu muda yang sudah memiliki seorang putra.
Javas turun menuruni anak tangga menghampiri anggota keluarganya yang sedang berkumpul di ruang keluarga. Dia terlihat sangat malas begitu tahu akan kepulangan sang Daddy.
"Vas.., kamu pulang nak..", sapa Rendra yang diacuhkan oleh Javas. Putra keduanya itu malah menghampiri sang Oma.
"Halo Oma..",
"Cucu Oma.., mau kemana? kok rapi banget..",
"Mau kencan Oma..",
"Kalo liat kamu kayak gini, jadi inget waktu Daddy mu masih muda dulu..",
"Ckkk..jauh Oma..gantengan juga Javas.., muka Javas juga mirip sama mom, bukan dad..",
"Tapi kamu juga mirip sama Dad..", ucap Oma.
"Eljaz yang mirip, Javas nggak..",
Javas kembali naik ke lantai dua setelah mengatakannya. Lima belas menit kemudian Javas kembali dengan menyeret dua buah koper.
"Vas.., mau kemana?",tanya Sharen.
"Dad sama Oma udah pulang, waktunya Javas pergi..",
"Vas..tapi ini rumah kamu nak..", ucap Rendra.
"Rumah Javas nggak disini...",
Sharen merangkul Oma Widya erat. Takut jika keributan antara adik dan Daddy nya akan kembali terjadi dan akan mempengaruhi kesehatan Omanya.
"Sampai kapan kamu kayak gini Vas? sampai kapan kamu marah sama Daddy..?",
" Please.. wake up my mom. Then my anger will go away..",
"Kalo bisa diganti..Dad akan menukarnya sekalipun pakai nyawa Daddy..",
"Tapi nggak bisa kan Dad? nggak akan bisa..!!!",
Javas memang hanya akan pulang jika Daddynya pergi keluar kota atau keluar negeri. Bagaimanapun sebagai anak laki-laki tertua, Javas merasa mempunyai tanggung jawab menjaga kakak dan adiknya, Eljaz. Selebihnya, Javas akan tinggal di Apartement yang dibelinya dengan hasil jerih payahnya. Tanpa ada sepeserpun uang dari Rendra.
"Dad..udah biarin aja Javas pergi. Oke..",
"Adik kamu emang nggak pernah berubah Sha..",
"Javas keras kepala Dad...",
"Sampai kapan Sha?",
"Sampai semuanya kembali seperti semula dad..",
"Tapi sepertinya nggak mungkin Sha..",
"Udah ya dad, nggak usah dibahas..", Sharen memberi kode kepada Daddynya untuk mengakhiri pembicaraan tentang Javas, karena khawatir dengan sang Oma.
Javas menjemput Yasmine di rumahnya. Hubungan keduanya memang sudah diketahui oleh keluarga masing-masing dan telah mengantongi restu.
"Om..pamit dulu ya..",
"Hati-hati.., jangan pulang malem-malem. Jam 10 udah sampai rumah ya Vas..",
"Iya om.., pamit dulu ya Tante..",
"Iya..hati-hati ya Vas..",
"Bro.., pamit dulu..", izinnya kepada Nathan.
"Oke.., hati-hati..",
Javas dan Yasmine terlihat sangat serasi. Javas yang tampan dan Yasmine yang cantik terlihat seperti blasteran. Padahal, Yasmine adalah putri dari Aldo dan Farah yang notabene warga pribumi asli.
"Tumben pake mobil kak?", tanya Yasmine.
"Iya.., tuh..",ucapnya dengan menoleh ke belakang. Jok belakang mobil Javas penuh dengan koper yang tadi dia bawa dari rumah.
"Balik ke apartement lagi?",
"Iya.., ngapain di rumah.., yang ada nanti berantem terus sama Dad..",
"Om Rendra udah pulang?",
"Udah..",
"Nggak usah nonton ya, kita belanja aja..",
"Kenapa sayang?",
"Kulkas kak Javas di Apartement pasti kosong kan, beberapa hari kan nggak ditempatin. Nanti Mine yang beresin..",
"Jadi ngerepotin nanti, nggak usah ya..",
"Bebi...",
"Oke-oke.., kita belanja..",
Terlihat sebagai pasangan pasutri muda yang sedang berbelanja kebutuhan rumah. Javas mendorong troly sedangkan Mine memasukkan satu persatu barang yang kebutuhan untuk Javas. Mine memang perhatian, dia bahkan sering meluangkan waktunya untuk memasak di Apartement Javas, sekalipun kekasihnya sedang bekerja. Yasmine memang mengetahui password apartement, sehingga sewaktu-sewaktu dia bisa berkunjung.
"Sebanyak ini beb?",
"Iya.., ini paling buat dua Minggu..., nanti kalo habis Mine yang belanja..",
"Bener-bener istri idaman..",
"Iya dong, nggak salah pilih Mine kan?",
"Im lucky to have you, Bebi..",
Yasmine tersenyum manis.
" Mau cash atau debet kak?",
"Debet aja Bebi, nih..", Javas memberikan kartu ATM kepada Mine.
Yasmine memasak makan malam untuk Javas. Memang hanya menu sederhana, tapi lidah Javas sudah cocok dengan masakkan yang dibuat oleh Yasmine.
"Enak banget..",
"Makasih Bebi.., mau nambah nggak?",
"Nggak udah cukup.."
"Udah kenyang?",
"Taruh aja disitu, nanti biar aku aja yang nyuci piringnya..",
"Udah nggak apa-apa, biar Mine aja..",
Yasmine memang satu-satunya orang yang dipercaya oleh Javas saat ini. Kekasihnya memang terlihat manja dan kekanak-kanakkan. Namun, Yasmine adalah teman ngobrol yang seringkali memberikan masukkan untuk Javas.
"Memang sulit berdamai dengan keadaan kak.., tapi kakak juga harus terima kenyataan...",
"Ini terjadi karena kesalahan Daddy..",
"Mine yakin pasti om Rendra juga nggak mau ini terjadi., om Rendra sangat mencintai Tante Aira..",
"Seharusnya mom masih ada ditengah-tengah kita..",
"Do you Miss her?",
" I really Miss her, beb..
But.. i Miss you too..", ucapnya. Javas mendekatkan wajahnya dengan Yasmine. Keduanya lantas berciuman, sangat lembut dan penuh penghayatan. Tidak berani berbuat lebih dari itu, karena Javas menjaga kepercayaan kedua orang tua Mine dan Nathan, kakak laki-laki Mine.
"Kamu nginep disini aja ya..",
"Husst..mana boleh.., bisa-bisa Mine dicoret dari KK..",
"Nanti kamu masuk ke KK nya kak Javas aja..",
"Soon Bebi.., aku kuliah dulu..,
Mau tunggu Yasmine kan?",
"Tentu aja sayang..",
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 335 Episodes
Comments
玫瑰
adik ru
2022-04-28
0
▫️
bnr kn Jaz anaknya Rendra,trs Aira kmn
2022-04-11
0
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
Javas dh ngebet tuh.
knp gl nikah dk sj???
2022-03-20
0