bab 16
.
.
.
Hening didalam mobil terasa. Hans yang duduk disisi Namira juga tidak.berani banyak berkomentar, meski sebenarnya ada banyak, bahkan ribuan pertanyaan yang ingin sekali diutarakan, apa.lagi Hans tadi tak sengaja mendengar perdebatan Namira dan Attalah. Namira hanya melihat keramaian kota dari jendela mobil. sangking larut dalam diam, ia lupa jika kini masih bersama Bosnya.
Hingga sampai dikantor, Namira masih setia duduk tanpa sadar untuk turun. Hans yang turun terlebih dulu membukakan pintu mobil untuk Namira, barulah Namira tersadar dan.terkejut.
" tu..tuan.. emm.. maaf..maaf.. saya melamun.tadi.." Namira segera keluar dari mobil.
" apa kau baik-baik saja ??" tanya Hans.
Namira segera menerbitkan senyumnya, "saya baik tuan. mari silahkan.." Namira mempersilahkan Hans agar masuk terlebih dulu.
Hans hanya menjawab dengan anggukan dan segera masuk kedalam kantor.
Tak ada percakapan lagi saat keduanya berada didalam lift. hingga mereka tiba dilantai dimana ruangan mereka berada, Namira segera menuju ruangannya begitupun dengan Hans.
Hans membanting tubuhnya dikursi kebanggaannya, "kenapa aku malah mendiamkannya ?? dia kan sedang sedih, seharusnya aku menghiburnya dong !!" gerutu Hans pada dirinya sendiri.
" aahhh...!! hans.. kau payah !!" hans mengusap kasar wajahnya sembari merutuki dirinya sendiri.
" tapi apa hubungannya tuan Attalah dengan Namira ?? kenangan..apa jangan-jangan ??"
Hans meraih ponselnya dan hendak menghubungi seseorang.
.
.
Sementara Namira terlihat tak bersemangat saat sudah diruangannya. Ia melipat kedua tangannya dan menundukkan wajahnya begitu saja.
" kau harus kuat Mira.. kau harus kuat !!" Namira mencoba menguatkan dirinya kembali.
Tak ingin terbayang terus, Namira memilih menghubungi sang kakak yang sejak semalam tidak.bisa dihubungi,
tutt..
tutt..
" halo Mir, kau kemana saja ?? sejak kemarin kakak menghubungimu ??" jawaban pertanyaan dari Mia membuat Namiramenerbitkan senyum.
" maafkan Mira kak, Mira lembur dan tidak sadar kakak telfon. memang ada apa kak ?? apa hal.penting ?? apa Erlita menanyakanku ??" terka Namira.
" bukan. kakak mau memberitaumu, Erlita sudah menjalani operasi. dan berjalan lancar, donatur baik hati yang menanggung biayanya." terang Mia.
Namira terdiam sesaat, ia teringat ucapan Attalah sewaktu dicafe tadi.
"benarkah dia ??" batin Namira.
" Mira..?? mir ?? apa kau keberatan ??" tanya Mia was-was.
" oh.. tidak kak.. aku .. aku hanya terkejut saja. dimasa seperti ini masih ada orang sebaik itu."jawab Namira.
" iya, kakak juga tidak menyangka. dokter fredi bilang donaturnya adalah perkumpulan para tenaga medis rekan-rekannya."timpal.Mia.
"kak mia saja bisa dibohongi.. dasar pembohong !!" batin Namira dengan geram.
" ya sudah. aku titip Erlita ya kak.."ucap.Namira.
" Mir, biaya operasi sudah ada yang menanggung, apa kau tidak ingin kembali saja ??" tanya Mia.
" tidak bisa kak. lagian sepertinya aku harus bekerja lagi. setidaknya sampai aku bisa membayar biaya yang dikeluarkan donatur itu untuk Erlita." balas Namira.
" membayar ?? mm..mmaksudmu ??" tanya Mia.
" kak aku tutup dulu ya, aku ada mitting sebentar." Namira segera mengahkiri panggilannya.
" Attalah, kau serius menemui putriku...aku tidak akan membiarkanmu mendekati putriku lagi Attalah !! !!" gumam Namira yang begitu pusing.
.
.
Sementara Attalah sendiri diselimuti kegelisahan. Namira seolah tidak membuka pintu maaf untuknya. diruangan kerja, Attalah hanya mondar mandir layaknya setrikaan, bahkan setumpuk berkas diatas meja ia abaikan begitu saja. fikirannya hanya tefokus pada satu nama dan wajah yaitu Namira.
Cinta dalam hatinya pun tidak pernah padam ataupun luntur, dan hanya untuk Namira saja.
Tio yang masuk.keruangan bosnya. terkejut mendapati tumpukan berkas masih utuh bahkan belum dibuka satupun.
" tuan.. anda sedang apa dari tadi ??" tanya Tio.
Attalah memutar tubuhnya yang sedang menatap keluar jendela.
" memangnya kenapa ??!!" tanya Attalah balik.
" itu kenapa laporannya tidak diperiksa, apa tuan menunggu mejanya tidak muat ??"jawab Tio dengan mata mengarap pada meja.
" huh.. jika.kau ingin periksa saja. aku sedang tidak mau melakukannya !!" gerutu Attalah.
" jika saya bosnya saya juga tidak menyuruh anda tuan !!" balas Tio.
" ya ampun Tio, kau bawel sekali sih !! apa kau tidak tau aku sedang memikirkan cara agar Namira mau memaafkanku !!!" oceh Attalah.
"astaga.. ternyata masih pada nona Namira lagi." batin Tio
" Anda hanya harus sabar tuan. meski anda berusaha sekuat apapun, jika hati nona Namira masih sakit, maaf tidak akan diberikan olehnya.." terang Tio.
" sok tau kau !!" terka Attalah.
" bukan sok tau.. tapi ini survei dari para masyarakat yang mengalami hal serupa " timpal Tio.
" ahh.. sudah.. sudah !! saya akan periksa berkasnya !! kau puas !!" bentak Attalah yang segera menuju meja kerjanya. ia sangat tau Tio tidak akan menghentikan ocehannya jika Attalah tidak segera memeriksa laporannya.
" nah begitu namanya pemimpin. saya permisi dulu.." Tio langsung memutar tubuhnya dan melenggang bebas meninggalkan Bosnya tanpa berdosa.
" dasar Asisten cerewet !!" gerutu Attalah denga kesal.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Uthie
Hehe.. Tio lucu 👍😁
2022-09-25
0
Erni Handayani
lanjuttt othor ....maacii udh Up😍😍🌹🌹
2022-01-02
0