bab 15
.
.
.
Saat sudah selesai Namira segera duduk menetralkan rasa sesak dihatinya.
" mohon maaf, saya permisi ketoilet sebentar." pamit Namira. tanpa menunggu jawaban Namira langsung berdiri dan melangkah menuju toilet.
" sepertinya anda begitu mengagumi sekretaris saya." ucap Hans dengan santai.
" iya. dia begitu pandai. anda sangat beruntung."balas Attalah.
Hans menautkan alisnya. Hans tak begitu mengenal Attalah, tapi Hans sangat mengerti bagaimana sifat attalah dari orang-orang diluar sana.
.
.
Sementara Namira yang sudah ditoilet segera membasuh wajahnya dengan air. ia memejamkan matanya, sesak terasa didalam hati saat hendak berusaha melupakan namun malah harus muncul secara tiba-tiba.
Namira mengatur nafasnya dan kembali membasuh wajahnya beberapa kali.
"kenapa kau tidak mengenaliku Mira ??" sebuah suara terdengar dibelakang Namira hingga membuat Namira terperajak dan menoleh.
Mata Namira membulat sempurna "kau, sedang apa disini ??"
"aku ingin menemuimu." sebuah jawaban yang menimbulkan Sunggingan senyum dari Namira.
" menemuiku ?? kau sakit atau bagaimana !!?" terka Namira ia berusaha kuat dan menahan dirinya.
Attalah berjalan mendekati Namira, namun secara spontan pula Namira mundur.
" keluarlah !! ini toilet wanita." perintah Namira.
" Mira, Aku ingin minta maaf denganmu. bisakah kita berbincang berdua ??" Attalah menatap Namira dengan lekat, namun namira terus saja membuang tatapannya.
" tidak ada yang perlu dimaafkan, aku juga sudah melupakanmu. permisi.." Namira mencari celah agar bisa segera keluar namun attalah menahan tangan Namira.
"aku mohon dengarkan penjelasanku dulu.." pinta Attalah.
" lepaskan !! kita tidak punya urusan lagi.. !!" brontak Namira berusaha melepas genggaman tangan Attalah.
" aku tidak akan melepaskannya jika kau tidak mau bicara padaku !!" ancam Attalah.
" kau egois !!! kau selalu ingin benar dan selalu merasa bisa menundukkan orang dengan mengancam !!!" Namira mulai emosi
Sadar suara Namira mulai bergetar, Attalah melepas pegangan tangannya.
Nafas Namira memburu dan beberapa kali mengaturnya. "hentikan mengganggu kehidupanku !!! anggap kita tidak saling mengenal !!" bentak Namira dengan mata berkaca-kaca. dan hendak pergi.
" bagaimana dengan Erlita !!!" Namira langsung menghentikan langkahnya saat Attalah menyembut nama putrinya.
" kita memiliki Erlita, apa aku tidak memiliki kesempatan membahagiakan kalian berdua ??" terang Attalah, dari sorot matanya memang terlihat tulus, namun Namira tidak mau sampai terpengaruh.
" dari mana kau tau nama putriku ?? darimana !!!?" bentak Namira berapi-api.
" dia putriku juga kan Mir ?? apa salah jika aku ingin menebus kesalahanku dulu mulai sekarang ??" balas Attalah.
" dia bukan putrimu !! dan sampai kapanpun tidak akan menjadi putrimu !!!" bentak Namira sembari menitikkan air mata.
Attalah mengerti bagaimana perasaan Namira saat ini, dengan lemah Attalah bersujud dikaki Namira dan memeluk kaki Namira.
" aku mohon.. maafkan aku.. dengarkan penjelasanku, aku mohon Mira..."
Namira memejamkan mata menekan sesuatu rasa didalam.hatinya dan melepas tangan Attalah yang memegang kakinya.
"aku tidak ada waktu dengan orang tidak penting sepertimu !! "
" aku tau Er sakit. aku juga sudah bertemu dengannya, operasinya berjalan hari ini. aku yang meminta dokter melakukannya." ucap Attalah yang terus berusaha menahan Namira.
"kau !!?? siapa kau berani-beraninya melakukan operasi pada putriku hah !!!? dasar pria tidak tau malu !!" bentak Namira.
" terserah jika kau marah padaku, Er sudah kritis, hanya itu jalan satu-satunya agar Er segera kembali sehat.." balas Attalah.
" hentikan mengusik kehidupanku !!! hentikan mengganggu keluargaku !!! kenapa kau muncul lagi setelah 4 tahun kau menghilang !!!" teriak Namira penuh frustasi dengan berderai air mata.
" maafkan aku Namira..maafkan aku..." ucap Attalah lirih.
" pergi dari hadapanku !!! jangan pernah menemuiku lagi !!!" setelah berkata demikian Namira berlari keluar. ia sudah tidak tahan berada dekat dengan pria yang menorehkan luka terdalam dalam hatinya.
Sesak terasa yang kini dirasakan Attalah, semua memang kesalahannya. ia kini harus ekstra sabar jika meminta maaf dari Namira. menjadi Namira bukanlah sesuatu yang membanggakan dan pasti sangatlah sulit, Attalah faham betul semua itu, jika waktu.bisa diputar kembali, attalah tidak mungkin melakukan kesalahn besar yang berujung dengan penyesalan ini.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Erni Handayani
semangat berjuang attalla....maacii othor...lanjutttt😍😍🌹🌹
2022-01-02
1