bab 13
.
.
.
Namira membuang nafas secara perlahan. entah sudah pukul berapa Namira sendiri sampai tidak menyadarinya.
Selesai membereskan semuanya Namira hendak berdiri, namun seketika ia teringat bosnya yang tadi berkata akan menunggu, Mata Namira menelisik mencari, dan benar adanya, Hans tertidur disofa panjang disudut ruangan Namira.
" haduh.. tuan terlalu berlebihan.."gumam Namira. yang berjalan kearah tuannya dan segera membangunkannya.
" tuan.. bangunlah..tuan.." goncangan dari Namira membuat Hans segera duduk dan mengusap matanya beberapa kali.
" maaf.. maaf.. saya ketiduran ya.. " balas hans.
"kan saya sudah bilang sebaiknya tuan pulang saja. saya jadi tidak enak.." ucap Namira.
" santai saja. kau sudah selesai ??" tanya Hans.
Namira mengangguk.
" baiklah. ayo saya antar kau pulang.." ajak hans yang langsung berdiri.
Namira bingung bagaimana cara menolak. ia tidak mau sampai ada salah faham.
" tuan.. tunggu !!!" Namira menyusul langkah Hans
" ada apa ??" hans membalikkan tubuhnya menatap Namira.
" em..saya pulang sendiri saja.. tuan tidak perlu memgantar." ucap Namira ragu-ragu.
" Mira, kau tidak lihat sekarang jam berapa ?? kau mau naik apa malam begini ?? sudahlah kau jangan kawatir, aku tidak akan macam-macam, aku hanya tidak mau kau sampai kenapa-kenapa dijalan."terang Hans
Namira menggigit bibir bawahnya, jika sudah begini ia hanya bisa mengiyakan saja. Namira tidak mau sampai bosnya berfikir macam-macam terhadapnya.
sepanjang perjalanan Namira hanya diam dan sesekali.menatap potret putri kecilnya dari ponsel.
" itu foto putrimu ??" tanya Hans saat ia melirik dan melihatnya.
" iya tuan." jawab Namira lirih.
" bagaimana keadaan putrimu saat ini ??" tanya Hans lagi.
" masih sama tuan. harus selalu minum obat." kembali Namira menjawab dengan suara hampir bergetar.
" kalau boleh tau, putrimu sakit apa ??" tanya Hans yang ingin tau
Namira terdiam, ia sadar tidak bagus membicarakan kondisi anaknya, ia tidak mau dikasihani.
" baiklah, jika kau tidak mau katakan juga tidak apa-apa." Hans menghentikan mobilnya tepat digang dimana Kontrakan Namira.
" terima kasih tuan. maaf merepotkan." ucap Namira setelah turun dari mobil.
" sama-sama. jangan sungkan. saya hanya menolong saja. tidak ada mksud yang lain kok."balas Hans yang langsung memutar laju mobilnya dan meninggalkan Namira yang juga hendak masuk kedalam rumah.
Didalam Namira sudah selesai membersihkan diri. ia segera membuka panggilan Mia yang sempat tak dijawab saat dikantor.
" tumben kak Mia tidak bisa dihubungi ??" gumam Namira sendiri.
kembali ia menghubungi kakaknya balik. namun tetap tidak aktif.
"mungkin kak Mia sudah tidur. aku hubungi besok saja.." Namira meletakkan ponselnya dan segera merebahkan tubuhnya. "aahhh...lelahnya..." Namira membenahi selimut dan memejamkan matanya. ia harus mengistirahatkan tubuhnya agar besok bisa kembali bugar.
.
.
Sinar mentari sudah meninggi, bersamaan dengan Namira yang baru tiba dikantor. senyum keramahan kepada semua orang, membuat namira mulai disukai banyak karyawan.
setelah meletakkan tasnya diatas meja, Namira membawa buku jurnal jadwal mitting Hans dan hendak memberikan agenda pada bosnya itu.
Namun saat Namira akan keluar ia dikejutkan dengan Bosnya yang sudah berdiri didepan pintu kaca ruangan Namira.
gelagapan namira yang segera menunduk saat tanpa sengaja ia menabrak Hans.
" kenapa.kau buru-buru ??" tanya Hans tanpa.bersalah.
" maaf tuan. saya baru mau keruangan tuan. a..apa kita berangkat pagi ini ??" tanya Namira balik, masih dengan menunduk.
Hans menutupi seringainya saat melihat betapa lucunya ekspresi Namira.
" iya. ayo kita berangkat." tak ingin membuat Namira lebih malu ataupun salah tingkah, Hans memutar tubuhnya dan berjalan menuju lift khusus. Namira dengan cekatan langsung mengikuti bosnya yang entah mengapa terlihat biasa saja padahal baru saja ia sudah membuat Namira kaget dan terkejut. bos mah bebas, hanya itu yang terlintas dibenak Namira.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments
Erni Handayani
lanjuttt othor😍🥰🌹🌹🌹
2022-01-01
1