bab 8
.
.
.
" paman kenapa menangis ?? kasihan pada Er ya ?? bunda bilang tidak boleh kasihan.." ucap Er dengan penuh kepolosan. mata, hidung dan raut wajah Erlita membuat Attalah bercermin sendiri. Erlita amat mirip dengannya.
semakin mendengar ucapan Er, semakin pula hati attalah teriris perih, tanpa berkata Attalah memeluk Erlita dengan erat. meski heran dan terkejut entah mengapa Erlita bisa merasakan kenyamanan dipelukan pria asing itu.
" maafkan papa sayang.. maafkan papa...semua ini salah papa..." ucap Attalah dalam tangis kepiluannya.
Erlita yang masih bingung semakin bingung, apa lagi saat Attalah mengatakan papa, sosok yang begitu dirindukan Erlita selama ini.
" papa ???"
" iya sayang.. aku papamu.. aku papamu.. papa kandungmu.. maafkan papa nak..." jawab attalah dengan penuh semangat.
" sedang apa kau disini ??!!!" sebuah suara lantang terdengar dari arah pintu masuk.
Attalah segera melepas pelukannya dan menatap kearah pintu dimana Mia dan Fadil berdiri.
" kak Mia.." panggil Attalah yang memang sudah mengenal Mia dan fadil sebagai kakak kandung Namira.
" aku bertanya sedang apa kau disini !!!" bentak Mia dengan mata berkaca-kaca.
" sayang kontrol emosimu, kasihan Er melihat nanti.." Fadil berusaha menenangkan Mia yang amat terbakar emosi.
Attalah menunduk ia menyusun semua kata untuk diutarakan..
" maafkan aku kak.. aku kesini mau.menemui Anakku dan Namira.. aku mau menebus semuanya, kesalahan dan dosaku kak.." ucap Attalah.
" apa ??? menebus ?? sekarang ??? kemana kau selama ini hah !!!! kau biarkan adikku menanggung aib dan sakit seorang diri tanpa berniat mencarinya !!! sekarang kau katakan akan menebusnya ??!!! bahkan nyawamu saja tidak akan bisa sebagai penebus kesalahan besarmu Attalah !!!" bentak Mia berapi-api.
" Mia.. kontrol emosimu..lihatlah Er ketakutan.." nasehat Fadil.
Mia beralih menatap Erlita yang menutup kedua telinga serta matanya, dan kembali menatap tajam attalah.
" mas, bawa dia keluar dari sini !!! jangan.pernah biarkan dia kembali datang kesini !!!" ucap Mia sembari mendekati erlita.
" kak.. aku.mohon ampuni aku !! aku benar-benar menyesal.. selama ini aku percaya perkataan mama tanpa tau kenyataannya.. kak Mia.. aku mohon.." pinta Attalah. ia hendak mengikuti Mia, namun dengan segera fadil mencegahnya.
" ikutlah denganku.." ajak Fadil.
" tapi kak, aku harus.bertemu Mira dan Putriku.. aku mau meminta maaf kak.. jika pun harus naywaku pasti akan aku berikan.." balas Attalah dengan wajah penuh kesedihan.
Fadil memilih diam dan menarik Attalah, memaksa attalah keluar dari ruangan itu. sangatlah tidak baik mengatakan hal seperti itu dihadapan anak kecil.
Mia membuang nafas dengan kasar. ia kemudian mengusap kepala keponakannya dengan lembut. perlahan Erlita membuka matanya, " bibi tidak akan marah kan sama Er ??" erlita terlihat ketakutan.
Mia segera menerbitkan senyum agar Erlita tidak lagi takut.
" tidak sayang.. maafkan bibi ya.. bibi tadi terlalu emosi.." balas Mia.
" tapi kenapa.bibi marah dengan paman tadi ?? dan kenapa paman tadi bilang sama Er kalau Dia papanya er bi ???" sebuah pertanyaan yang Mia sendiri bingung bagaimana menjelaskannya membuat Mia bungkam tak bisa berkata apapun.
" Ada kalanya urusan orang dewasa sangat rumit, Er tidak perlu ikut memikirkannya, yang terpenting Er harus kuat dan semangat untuk sembuh.. ya.." Mia mencoba memgalihkan pembicaraan.
Erlita hanya mengangguk serta memperlihatkan deretan gigi putihnya. meski wajahnya terlihat pucat, senyum seperti itu adalah kekuatan bagi Mia dan Namira untuk mengusahakan kesembuhan Erlita, Erlita tetap selalu semangat jika menyangkut kesembuhannya, ia tidak mau mengecewakan bundanya yang sedang berjuang mengais rupiah demi biaya operasi Erlita.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 163 Episodes
Comments